Agustina Wilujeng Angkat Isu Pangan dalam Sidang Promosi Doktor
Beliau (Agustina) politisi tapi komit dengan isu-isu penting. Meski sibuk namun tidak mengabaikan tugas akademik. Lulus cumlaude dan murni dengan usaha yang luar biasa.
Jumat, 02 Agustus 2024 | 17:20 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Hani
KUASAKATACOM, Semarang- Agustina Wilujeng Pramestuti berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Pangan dalam Pusaran Pergulatan Ideologi Politik di Parlemen Hasil Pemilu 1955-2009", dalam ujian program doktor Sejarah yang di gelar di Gedung Laboratorium Terpadu, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jumat (2/8/2024).
Bertindak selaku penguji dalam ujian itu, Prof Dr Alamsyah MHum, Prof Dr Agus Mulyana, MHum, dan Prof Dr Dewi Yuliati MA. Sedangkan selaku promotor sekaligus penguji Prof Dr Yeti Rochwulaningsih MSi, kemudian ada juga Dr Haryono Rinardi MHum selaku promotor sekaligus penguji dan selaku co promotor sekaligus penguji yakni Prof Dr Singgih Tri Sulistiyono MHum.
BERITA TERKAIT:
DSI Undip Gelar Visiting Profesor, Dorong Integrasi Teknologi Digital 4.0
Undip Dukung Ekonomi Biru untuk Indonesia Emas 2045
Sinergi UNDIP-UNIMUS Bantu Warga Rembang Tingkatkan Produktivitas Durian
LPPM dan UNICEF Ajak Wartawan Brantas Gizi Buruk dengan Membuat Pemberitaan yang Baik dan Benar
Rektor Undip Launching Aplikasi Skrining Kesehatan Mental
Promotor sekaligus penguji dalam ujian itu, Prof Dr Yeti memuji disertasi yang disampaikan Agustina Wilujeng. Ia menyebut disertasi Agustina sebagai suatu hal yang menarik. Yeti menganggap Agustina telah menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang anggota parlemen untuk mengawal isu pangan.
"Menarik karena mengangkat isu pangan. Dari riset dan disertasi ini ada fakta menarik. Yaitu dijelaskan isu pangan di dalam perjalanan sejarah mulai dari masa kolonial, jepang, revoluasi sampai reformasi. Ini kemudian dalam hal pangan dibedakan dalam tiga rezim, yaitu rezim kedaulatan pangan, ketahanan pangan, dan campuran," ungkap Yeti.
Secara umum, dijelaskan Yeti praktek dari tiga rezim didominasi rezim ketahanan pangan, dimana hal yang penting adalah ketercukupan pangan khususnya beras.
"Masa Bung Karno, mengusung kedaulatan pangan. Bagaimana membangun kemandirian, anti impor. Ini kemudian dilanjutkan juga oleh Bu Megawati ketika menjabat. Ia juga ingin mengembalikan rezim ini dengan memutuskan hubungan dengan IMF. Era Bu Mega ada subsidi nelayan, petani, untuk memberikan bantuan," tandasnya.
"Ini riset bagus. Kedua rezim (Bung Karno, Bu Mega) tadi bisa secara teoritik bisa berbeda, namun implementasinya sulit. Bung Karno memperjuangkan kedaultan pangan namun pada akhirnya terpaksa impor juga. Ini daripada rakyat kelaparan terpaksa impor," tambahnya.
Secara keseluruhan riset Agustina ia menekankan kesimpulan bahwa ternyata sektor pangan tidak lepas dari kekuatan modal. Ketika orde baru dimana modal asing masuk, rakyat dipaksa menanam jenis tanaman pangan tertentu, dan menggunakan pestisida tertentu.
"Beliau (Agustina) politisi tapi komit dengan isu-isu penting. Meski sibuk namun tidak mengabaikan tugas akademik. Lulus cumlaude dan murni dengan usaha yang luar biasa," ujarnya.
Prof Dr Agus Mulyana, penguji sekaligus Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI) mengapresiasi penelitian yang dilakukan Agustina.
"Ini menarik ya karena Bu Agustin sebagai politisi memahami persoalan politik karena kajiannya perihal pangan, beras, itu pasti berkaitan dengan politik. Beliau sangat menguasai karena memang bagian dari profesi lalu diramu menjadi sebuah penelitian," terangnya.
Dari riset itu Agus berharap dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi Agustina sebagai legislator untuk mengambil kebijakan.
tags: #undip #sidang # agustina wilujeng pramestuti #doktor
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
TNI AL Targetkan Pembongkaran Pagar Laut Ilegal di Tangerang Rampung 10 Hari
19 Januari 2025
BAZNAS Salurkan Bantuan kepada Warga Terdampak Banjir
19 Januari 2025
Sejak Peristiwa Kebakaran Glodok Plaza, Polisi Terima Delapan Kantong Jenazah
19 Januari 2025
Sebanyak 36.240 Lahan Wakaf Madrasah Dilakukan Akselerasi Sertifikasi, Ini Tujuannya
19 Januari 2025
Ganggu Nelayan Cari Nafkah, Pagar Laut Ilegal di Tangerang Dibongkar TNI AL
19 Januari 2025
Niat Bantu Dorong Motor, Pria di Jakut Jadi Korban Pembegalan
19 Januari 2025
Vaksinasi 7 Ribu Sapi di Pacitan Ditargetkan Rampung Akhir Januari
19 Januari 2025
Waketum MUI Harap Gencatan Senjata di Gaza Permanen
19 Januari 2025
Kemensos Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat
19 Januari 2025
Kemenag Mulai Pembangunan Ratusan Green KUA pada Maret Mendatang
19 Januari 2025
Juventus vs AC Milan: Si Nyonya Tua Menang 2-0
19 Januari 2025