Menko PMK Respon Mahasiswi Undip Bunuh Diri: Di Kedokteran Pasti Berlaku Senioritas

KUASAKATACOM, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menanggapi kasus bunuh diri seorang mahasiswi kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) yang diduga disebabkan oleh perundungan (bullying) oleh senior. Muhadjir menjelaskan bahwa adanya senioritas di fakultas kedokteran adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.

Menurut Muhadjir, semua organisasi profesi, termasuk di fakultas kedokteran, memerlukan struktur senioritas atau hierarki. "Dalam profesi dokter, senioritas tidak dapat dihindari karena, misalnya, ujian kompetensi harus dilakukan oleh dokter senior. Jadi, senioritas pasti berlaku di sini," ungkap Muhadjir Effendy di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/8/2024).

BERITA TERKAIT:
Menko PMK Respon Mahasiswi Undip Bunuh Diri: Di Kedokteran Pasti Berlaku Senioritas
Pastikan Layanan Berjalan Baik, Menko PMK Tinjau Hotel Jemaah Haji Indonesia di Madinah
Menko PMK Tanggapi Kasus Polwan Bakar Suami di Mojokerto: Pengaruh Judi Online Sangat Parah 
Menko PMK Yakin Indeks Kepuasan Jemaah Haji Meningkat
Menko PMK Evaluasi Arus Mudik dan Balik 2024: Sudah Sangat Baik 

Namun demikian, Muhadjir menekankan pentingnya penegakan etika dan norma dalam praktik senioritas, termasuk dalam profesi kedokteran. "Harus ada etika dan norma yang benar-benar ditegakkan dalam semua profesi, termasuk kedokteran," ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa pemerintah telah menetapkan peraturan untuk mengatur dan membatasi praktik senioritas di bidang kedokteran. "Sekarang sudah ada undang-undang kesehatan yang baru yang memberikan posisi kuat bagi pemerintah untuk mengendalikan dan membatasi praktik senioritas yang kompleks," kata Muhadjir.

Terkait sanksi terhadap institusi atau Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dalam kasus ini, Muhadjir menyerahkan hal tersebut kepada Menteri Kesehatan. "Itu adalah ranah Pak Menkes," tambahnya.