Cegah Stunting, Mahasiswa KKN UNDIP Tingkatkan Kesadaran Alami MPASI di Desa Juron

Kolaborasi itu diharapkan berlanjut.

Minggu, 18 Agustus 2024 | 18:26 WIB - Didaktika
Penulis: Hafifah Nurchasanah . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Sukoharjo- Sebuah kelompok mahasiswa Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro (UNDIP) melakukan aksi nyata dalam mencegah masalah gizi di masyarakat dengan mengadakan penyuluhan mengenai Makanan Pendamping ASI (MPASI). Kegiatan itu dipimpin oleh Muhammad Auzinal Haq dari Fakultas Kedokteran, Henik Nur Fatimah dari Fakultas Psikologi, serta Fani Arimbi dan Dilva Maharani dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), dan Fitran Dzulfikar Haryono dari Agroteknologi.

Penyuluhan itersebut merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama para ibu yang memiliki anak balita, tentang pentingnya MPASI dalam mencegah stunting. Stunting, yang disebabkan oleh kekurangan gizi jangka panjang, berpotensi menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kemampuan kognitif anak. 

BERITA TERKAIT:
Sebanyak 2.500 Runners Indonesia dan Alumni Turut Semarakkan Undip Run 2024
Kedokteran Undip, RS Kariadi dan RS Wongsonegoro Semarang Kerja Sama Tingkatkan Kualitas Dokter
Libatkan Siswa SMA, Rotary Gelar Sosialisasi dan Pelatihan Duta Kesehatan Mental
Undip Kerap Mangkir dari Panggilan Polda Jateng dalam Kasus dr Aulia Risma
Prof Suharnomo Didampingi Mbak Agustin Resmikan Gedung Art Center FIB Undip

“MPASI adalah makanan yang harus diberikan mulai usia enam bulan sebagai pendamping ASI. Pemberian MPASI harus memenuhi syarat yang tepat agar dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak,” jelas Muhammad Auzinal Haq dalam presentasinya.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa KKN menjelaskan beberapa prinsip pemberian MPASI yang harus diperhatikan, antara lain waktu pemberian yang tepat, kecukupan gizi, keamanan dan kebersihan dalam penyajian, serta penyajian yang responsif terhadap sinyal lapar dan kenyang anak.

Materi penyuluhan juga mencakup berbagai resep MPASI yang mudah diolah, seperti bubur nasi ayam sayur untuk anak usia enam hingga sembilan bulan, nasi tim dengan tofu dan wortel untuk usia sepuluh hingga dua belas bulan, serta bakso udang untuk anak usia sepuluh bulan. Resep-resep ini diapresiasi oleh para ibu yang menghadiri kegiatan karena kesederhanaan dan kebergunaannya.

“Saya merasa lebih paham sekarang tentang cara memberi MPASI yang benar untuk mencegah stunting. Terima kasih kepada mahasiswa KKN yang telah mengadakan acara ini,” ucap salah satu peserta, seorang ibu rumah tangga.

Penyuluhan ini juga menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam mendukung perkembangan anak melalui konsep Asah Asih dan Asuh. Asah berfokus pada pengembangan kecerdasan melalui permainan, Asih menekankan pentingnya kasih sayang dan perhatian emosional, sementara Asuh mencakup pemenuhan kebutuhan dasar seperti nutrisi dan kesehatan.

Dengan kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Juron akan semakin peka terhadap pentingnya pemberian MPASI yang tepat, sehingga dapat mendukung pertumbuhan anak dan mengurangi risiko stunting di komunitas mereka. 

Sebagai harapan, kolaborasi ini tidak hanya berakhir di sini, tetapi dapat berlanjut dalam berbagai bentuk, agar kesejahteraan anak-anak di Desa Juron dapat terus terjaga.

***

tags: #universitas diponegoro #kuliah kerja nyata #ibu menyusui

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI