Kak Seto: Pemerintah Harus Awasi Medsos dan Blokir Game yang Mengandung Kekerasan

Pengawasan media sosial berada di bawah tanggung jawab Kementerian Komunikasi," jelasnya.

Minggu, 25 Agustus 2024 | 18:31 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta – anak-indonesia'>Ketua Lembaga Perlindungan anak Indonesia sekaligus praktisi hak anak, Seto Mulyadi, yang lebih dikenal sebagai Kak Seto, menekankan pentingnya penerbitan Peta Jalan Perlindungan anak di Ranah Daring. Menurutnya, langkah ini sangat krusial untuk melindungi anak-anak dari berbagai potensi kekerasan di era digitalisasi.

"Media, termasuk media sosial, harus diawasi dengan ketat. Selain itu, undang-undang seperti pendidikan anti-bullying harus diterapkan dengan serius, mirip dengan pengawasan yang ada di televisi dan media elektronik," ujarnya pada Minggu (25/8).

BERITA TERKAIT:
Kak Seto: Pemerintah Harus Awasi Medsos dan Blokir Game yang Mengandung Kekerasan
Kunci Sehat dan Awet Muda untuk Bapak-bapak dari Kak Seto 

Kak Seto juga menyoroti pentingnya peran keluarga, terutama orang tua, sebagai pelindung utama bagi anak-anak. Menurutnya, perlindungan ini perlu diperkuat dengan keterlibatan para pendidik di lingkungan sekolah.

"Yang paling penting adalah keterlibatan semua pihak. Orang tua, guru, pemerintah daerah, termasuk swasta dan media, semuanya harus berperan. Pengawasan media sosial berada di bawah tanggung jawab Kementerian Komunikasi," jelasnya.

Dalam memberikan pendidikan tentang anti kekerasan di ranah daring, Kak Seto menekankan bahwa para pendidik dan orang tua harus menggunakan pendekatan persuasif yang ramah anak, sehingga lebih mudah diterima oleh anak-anak. Dengan pendekatan ini, anak-anak tidak akan merasa terpojok, dan lebih memahami pendidikan yang diberikan.

"Pendidikan harus diberikan dengan cara yang ramah anak, bukan dengan merampas handphone atau membentak. Tindakan seperti itu malah kontraproduktif. Lebih baik bersikap sebagai sahabat atau teman anak dalam membimbing mereka terkait penggunaan media sosial," tuturnya.

Kak Seto juga menggambarkan media sosial sebagai pisau bermata dua. Selain menjadi sumber informasi, komunikasi, dan wadah pembelajaran yang cepat, media sosial juga dapat membawa ancaman kekerasan bagi anak jika tidak diawasi dengan baik.

"media sosial bisa berdampak positif atau negatif, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Banyak anak belajar bahasa Inggris dari media sosial, jadi kita tidak boleh hanya melihat sisi negatifnya saja," katanya.

Kak Seto juga menekankan pentingnya ketegasan pemerintah dalam mengawasi hingga memblokir gim daring yang berpotensi menyuguhkan konten kekerasan kepada anak-anak.

"Pemerintah memiliki wewenang untuk mengatur semua ini. Jika suatu konten sulit dikendalikan dan berpotensi merugikan, maka perlu tindakan tegas, termasuk penutupan. Beberapa negara juga menerapkan kebijakan serupa. Intinya adalah ketegasan dan keberpihakan pada kebenaran demi kebaikan anak-anak dan bangsa Indonesia," tutupnya.

***

tags: #seto mulyadi #ketua lembaga perlindungan anak indonesia #media sosial #anak

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI