Apa itu Perjalanan Apostolik? Begini Sejarahnya 

Istilah "perjalanan apostolik" berasal dari fakta bahwa Paus adalah penerus Rasul Petrus yang dianggap sebagai pemimpin pertama Gereja Katolik.

Selasa, 03 September 2024 | 15:38 WIB - Ragam
Penulis: - . Editor: Hani

KUASAKATACOM, Semarang - Kunjungan Paus Fransiskus merupakan kunjungan apostolik ketiga yang dilakukan oleh Kepausan Vatikan ke Indonesia. 

Indonesia merupakan negara pertama yang dikunjungi oleh Paus Fransiskus dalam rangkaian kunjungannya. Pada 6-9 September akan dilanjutkan kunjungan ke Port Moresby, Papua Nugini dan Vanimo, 9-11 September di Dili, Timor Leste dan 11-13 September di Singapura.

BERITA TERKAIT:
Vatikan: Konklaf akan Dimulai Pada 7 Mei 2025
Puluhan Ribu Pelayat Beri Penghormatan Terakhir Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus
Presiden akan Kirimkan Perwakilan untuk Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus
Jenazah Paus Fransiskus Dikebumikan di Basilika Santo Petrus
Menag Nasaruddin Umar Tulis Pesan Duka di Kedutaan Vatikan

Lalu, apa itu apostolik?

Dilansir dari Kedutaan Besar Vatikan, istilah "perjalanan apostolik" atau "kunjungan apostolik" mengacu pada kunjungan resmi Paus sebagai pemimpin spiritual umat Katolik ke berbagai komunitas Gereja Katolik di seluruh dunia.

Istilah "perjalanan apostolik" berasal dari fakta bahwa Paus adalah penerus Rasul Petrus yang dianggap sebagai pemimpin pertama Gereja Katolik. Kata "rasul" sendiri berasal dari kata "apostel" yang berarti rasul.

Sebagai pemimpin Gereja Katolik di seluruh dunia, perjalanan ini juga merupakan bagian dari pelayanan pastoralnya untuk mengunjungi komunitas Katolik di berbagai belahan dunia. Biasanya, Paus diundang untuk berbagai topik, termasuk memimpin Misa, bertemu dengan para pemimpin gereja lokal, dan mengadakan dialog antaragama.

Dari sudut pandang hukum internasional, kunjungan apostolik biasanya mencakup kunjungan kenegaraan, karena Paus adalah kepala badan kedaulatan internasional (Tahta Suci) dan kepala negara Vatikan.

Tujuan dari kunjungan apostolik adalah untuk membantu keuskupan setempat untuk meningkatkan kemampuan gereja untuk melayani jemaatnya. 

Kunjungan apostolik juga berdampak besar bagi masyarakat luas tidak hanya bagi kalangan jemaat Katolik. Dalam kunjungan apostolik Paus sering mengangkat isu-isu penting, seperti perdamaian, kemiskinan, keadilan sosial, hak asasi manusia, dan dialog antaragama.

Namun, perjalanan apostolik yang dilakukan oleh Kepausan Vatikan sebelumnya sudah pernah dilakukan dua kali yaitu oleh Paus Paulus VI (1970) dan Paus Yohanes Paulus II (1989).

Paus Paulus VI merupakan Paus pertama yang melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia pada 3 Desember 1970. Pada waktu itu Paus dating ke Indonesia menumpangi pesawat DC 8-Alitalia dan mendarat di Lapangan Terbang Kemayoran Jakarta pada pukul 15.30 WIB. 

Presiden Soeharto didampingi oleh para Menteri, pimpinan DPR dan MPRS, serta para duta besar menyambut langsung kedatangan Paus Paulus VI.

Setelah itu, Paus Paulus VI langsung menuju ke Gereja Katedral Jakarta untuk bertemu dengan rohaniwan / rohaniwati Indonesia. Kemudian, pada malam harinya Paus Paulus VI mempersembahkan misa suci di Stadion Utama Senayan.

Lalu pada 9 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II tiba di Indonesia. Sebelum datang ke Indonesia,sebenarnya Paus Yohanes Paulus II sempat mengurungkan niat untuk mengunjungi Indonesia dikarenakan adanya pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur.

Namun, masalah tersebut dapat cepat diatasi oleh Pemerintah, dan Presiden Soeharto kemudian menugaskan Menteri Pertahanan dan Keamanan L.B Moerdani melakukan dialog dengan pihak Vatikan, setelah melakukan berbagai diskusi, akhirnya disepakati bahwa Paus Yohanes Paulus akan datang pada 9 Oktober 1989.

Dalam kunjungannya Paus Paulus II mengunjungi rohaniwan / rohaniwati serta memimpin misa Bersama dengan umat Katolik sekaligus berkeliling ke seluruh Indonesia antara lain ke Medan, Jakarta, Yogyakarta, Maumere dan Dili.

Misa dilakukan di Stadion Utama Senayan yang dihadiri lebih dari 100.000 umat Katolik dari seluruh Indonesia. Tak hanya memimpin misa, ia juga menghadiri pertemuan lintas agama pada 10 Oktober 1989 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Pertemuan itu dihadiri oleh pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia, Parisada Hindu Indonesia, dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia.


*** Ditulis oleh wartawan magang Kuasakata Ikhsan Wahyu Nurrohman

***

tags: #paus fransiskus #apostolik

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI