Paus Fransiskus Puji Keluarga Indonesia Punya Anak Banyak

banyak negara kini tidak lagi mau memiliki anak dan lebih memilih memelihara hewan peliharaan seperti kucing,"

Rabu, 04 September 2024 | 14:42 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta – Ada hal menarik dalam pidato Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, di Istana Negara pada Selasa (4/9/2024). Dalam pidatonya, Paus membahas fenomena masyarakat dunia yang semakin enggan memiliki banyak anak.

"(Saya) mendengar bahwa keluarga-keluarga di Indonesia masih memiliki 3-4 anak. Ini adalah contoh yang baik bagi negara-negara lain. Sebab, banyak negara kini tidak lagi mau memiliki anak dan lebih memilih memelihara hewan peliharaan seperti kucing," ujar Paus melalui terjemahan dari Sekretariat Presiden, Rabu (4/9/2024).

BERITA TERKAIT:
Vatikan: Konklaf akan Dimulai Pada 7 Mei 2025
Puluhan Ribu Pelayat Beri Penghormatan Terakhir Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus
Presiden akan Kirimkan Perwakilan untuk Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus
Jenazah Paus Fransiskus Dikebumikan di Basilika Santo Petrus
Menag Nasaruddin Umar Tulis Pesan Duka di Kedutaan Vatikan

Pernyataan tersebut mengundang senyum dan tawa ringan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa tamu undangan. Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga tampak tersenyum.

Dalam kesempatan tersebut, Paus juga menyinggung ketegangan dan kekerasan yang terjadi di berbagai negara akibat keinginan pihak berkuasa untuk menyeragamkan segala sesuatu, bahkan dalam hal-hal yang seharusnya diserahkan kepada otonomi individu atau kelompok terkait.

Pemimpin Vatikan ini juga menyoroti kondisi sebagian besar umat manusia yang terpinggirkan, hidup tanpa sarana yang layak, serta tidak terlindungi dari ketimpangan sosial yang semakin parah. Menurutnya, kondisi ini menjadi pemicu konflik yang serius.

"Akibatnya, sebagian besar umat manusia terpinggirkan, hidup tanpa sarana untuk menjalani hidup yang bermartabat, dan tanpa perlindungan dari ketimpangan sosial yang serius dan semakin tumbuh, yang memicu konflik-konflik yang parah," ujarnya.

Paus juga membahas kekerasan yang muncul di suatu negara akibat diabaikannya prinsip keadilan sosial.

"Kadang-kadang, ketegangan dengan unsur kekerasan muncul di dalam negara-negara karena pihak berkuasa berusaha menyeragamkan segala sesuatu dengan memaksakan visi mereka, bahkan dalam hal-hal yang seharusnya diserahkan kepada otonomi individu atau kelompok terkait," tuturnya.

***

tags: #paus fransiskus

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI