Berhasil Turunkan Stunting, Pemprov Jateng Raih Penghargaan Insentif Fiskal Rp6,45 M

Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tentang upaya pencegahan stunting melalui intervensi serentak.

Kamis, 05 September 2024 | 06:55 WIB - Ragam
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, Jakarta- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meraih penghargaan dari pemerintah pusat berupa Insentif  Fiskal sebesar Rp6,45 Miliar, karena keberhasilannya menurunkan stunting

Penghargaan tersebut diberikan Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan stunting (TPPS) Nasional kepada Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana pada acara Rakornas Percepatan Penurunan stunting di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada Selasa (4/9/2024).

BERITA TERKAIT:
Alfamart Kembali Jalankan Program “Satu Telur Sehari” di Kota Semarang
Pemkab Kebumen Gelar Kegiatan Rembug Stunting
Bersiap Hadapi Bonus Demografi, Sumanto Minta Penurunan Stunting jadi Prioritas
Temui Rombongan Lemhanas, Taj Yasin Titip Permasalahan di Jateng agar Jadi Kebijakan Strategis
Wali Kota Semarang Agustina Beberkan Upaya Percepatan Penurunan Angka Stunting

Nana Sudjana menuturkan, pada 2023 lalu, Jateng juga memeroleh penghargaan yang sama dengan nilai Rp5,97 miliar. Bahkan, tahun ini nilainya lebih besar. 

Insentif yang diperoleh akan digunakan untuk menuntaskan penanganan stunting yang masih tersisa di Provinsi Jateng.

Ia mengatakan, Pemprov Jateng menganggarkan Rp194,6 miliar untuk percepatan penaganan stunting. Anggaran itu diberikan dalam bentuk bantuan keuangan kepada kabupaten/kota, terutama yang kasus stuntingnya masih tinggi. 

"Sasaran adalah beberapa lokasi ataupun kabupaten/kota yang tingkat stuntingnya masih tinggi," kata Nana usai acara.

Prevalensi stunting Jateng berdasarkan rilis Survey Kesehatan Indonesia (SKI) pada Maret 2024  di tahun 2023, ujar Nana sebesar 20,7 persen, atau menurun menurun 0,1 persen dibandingkan tahun 2022  yang sebesar 20,8 persen. 

Nana membeberkan, langkah percepatan penurunan stunting Jateng berkolaborasi dengan banyak pihak. Baik antar sesama pemerintah, BUMN, BUMD, perguruan tinggi, swasta hingga tokoh agama dan tokoh masyarakat.

"Jadi memang perlu ada suatu kolaborasi untuk menangani stunting ini. Kita tidak hanya bisa sendiri, artinya juga ada keterlibatan tokoh agama, tokoh masyarakat juga ini kita libatkan," jelasnya.

Intervensi spesifik dan sensitif, sambungnya, dilakukan untuk menangani stunting

Nana menerangkan, intervensi sensitif yang dilakukan salah satunya dengan memastikan kelayakan air yang dikonsumsi masyarakat. Sementara contoh intervensi spesifik dilakukan melalui kolaborasi dan sinergi dengan banyak pihak. Selain itu juga memberikan edukasi kepada calon pengantin dan remaja putri. 

Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tentang upaya pencegahan stunting melalui intervensi serentak, yang sudah dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota. Data dari intervensi yang telah dilaksanakan tersebut, harus dapat dimanfaatkan untuk program berikutnya.

"Data ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai dasar intervensi sensitif dan spesifik, agar program yang sudah disusun dapat tepat sasaran dan target prevalensi stunting segera tercapai," pesan Wapres.

***

tags: #stunting #wakil presiden #pemerintah provinsi jawa tengah #nana sudjana

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI