Harga Gas LPG 3 Kilogram di Wonosobo Naik Jadi Rp 18 Ribu
Guna mengurangi lonjakan harga pasca penyesuaian ini diberlakukan, Pemkab Wonosobo juga akan melakukan pengawasan ketat terkait distribusi LPG subsidi ini.
Senin, 09 September 2024 | 21:20 WIB - Ekonomi
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Wonosobo- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menerapkan kebijakan penyesuaian harga untuk LPG subsidi 3 kilogram. Kebijakan tersebut akan mulai diberlakukan di Wonosobo dalam waktu dekat untuk menyesuaikan harga LPG dari Rp 15.250 menjadi Rp 18.000.
"Kita masih menunggu SK Bupati turun, insyaallah dalam minggu ini sudah keluar," terang Kepala Bagian Perekonomian, Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo, Joko Widodo saat ditemui di kantornya, Senin (9/9/2024).
BERITA TERKAIT:
Keluhan Warga Semarang soal Harga Gas Melon Naik: Stok Jadi Langka
Harga Gas LPG 3 Kilogram di Wonosobo Naik Jadi Rp 18 Ribu
Innalillah, Tiga Orang Tewas akibat Ledakan Gas Elpiji di Trenggalek
Aturan Beli Tabung Gas Elpiji 3Kg Wajib Pakai KTP Mulai Berlaku Awal Juni
Mendag Dalami Kasus Berkurangnya Isi Gas LPG 3 kg
Joko menyebutkan adanya penyesuaian harga ini dilakukan setelah keluar Surat Keputusan (SK) dari Provinsi Jawa Tengah pada Kamis (5/9) lalu.
Pihak Pertamina menurutnya akan mulai memberlakukan penyesuaian harga untuk tabung gas melon dalam waktu dekat ini.
"Penyesuaian ini dilakukan karena adanya inflasi harga. Sejak tahun 2015 yang lalu, harga LPG subsidi 3 kg masih diangka Rp 15.500 untuk Harga Eceran Tertinggi (HET) nya belum pernah mengalami kenaikan. Lah besok ini untuk HET akan mulai diterapkan Rp 18.000," terangnya.
Langkah yang diperlukan mengingat adanya perubahan biaya transportasi dan BBM yang mempengaruhi biaya distribusi LPG. Sehingga di banyak daerah memiliki harga yang berbeda-beda.
"Setelah SK Gubernur ini turun, untuk penetapan harga eceran tertinggi (HET) di Jawa Tengah juga akan diberlakukan secara seragam di seluruh kabupaten, termasuk di Wonosobo. Yakni diangka Rp 18.000 di seluruh daerah, termasuk Dieng," ujarnya.
Menurutnya, terdapat pengecualian untuk daerah-daerah terpencil seperti Karimunjawa dan Nusa Kambangan, yang memerlukan penyesuaian harga karena faktor transportasi. Selain itu, harga harus disamakan di seluruh daerah yang ada di Jawa Tengah.
Pengawasan Ketat
Guna mengurangi lonjakan harga pasca penyesuaian ini diberlakukan, Pemkab Wonosobo juga akan melakukan pengawasan ketat terkait distribusi LPG subsidi ini.
"Ke depan, setiap pangkalan wajib mencantumkan informasi lengkap, termasuk nama pangkalan, nomor telepon, serta HET yang berlaku," tuturnya.
Hal Ini untuk memastikan masyarakat bisa mendapatkan haknya sebagai penerima subsidi dan tepat sasaran. Sekaligus meminimalkan potensi penyimpangan harga di pasaran.
"Selain itu, pengecer seperti di warung kelontong hanya akan mendapat alokasi sebesar 10 persen dari jumlah tabung yang ada dari pangkalan," kata dia.
Bagi konsumen, saat akan membeli gas melon wajib menyertakan KTP sesuai dengan lokasi pangkalan yang tersedia. Pembeli menurutnya hanya diperbolehkan mengambil dari lokasi pangkalan yang tersedia.
"Jika ada pangkalan yang ketahuan memperjualbelikan ke pengecer lebih dari 10 persen, dan pembeli tidak terdaftar di pangkalan tersebut, akan jadi temuan. Dan ijin pangkalan itu bisa dicabut sesuai SOP yang ditetapkan," ujarnya.
Joko menambahkan bahwa setiap kepala keluarga (KK) nantinya akan dibatasi pembelian LPG subsidi hingga empat tabung per bulan.
Pembatasan ini bertujuan agar LPG subsidi benar-benar sampai ke masyarakat yang membutuhkan dan tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak berhak.
"Jika data KK sudah terdaftar dan kuota pembelian sudah mencapai batas, maka sistem akan secara otomatis menolak pembelian tambahan," tandasnya.
***tags: #gas lpg #pemerintah provinsi jawa tengah #penyesuaian harga #kabupaten wonosobo
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Pj Bupati Jepara Kunjungi Bocah Disabilitas Beri Bantuan Kursi Roda
15 Oktober 2024
Telur Asin khas Brebes, Berawal dari Sesaji Kini Jadi Warisan Budaya
15 Oktober 2024
Asal-usul Kabupaten Brebes, dari "Bere" dan "Besah"
15 Oktober 2024
Empat Orang Luka-luka akibat Ledakan Petasan di Lumajang
15 Oktober 2024
Mobil Plat Merah Terbakar di Tol Ungaran
15 Oktober 2024
Harga Cabai di Kota Semarang Terpantau Naik
15 Oktober 2024
Pembaruan Signifikan iPad Pro 2024: Layar Tandem OLED dan Chip M4
15 Oktober 2024
Dukung Jaguar, Warga Tambak Lorok Ceritakan Perjuangan Iswar Aminuddin Menata Wilayah Mereka
15 Oktober 2024
Gelar Operasi "JAGRATARA" Tahap III, Keimigrasian Jateng Amankan 11 WNA
15 Oktober 2024
Anak Pertama Kaesang-Erina Dinamai Bebingah Sang Tansahayu, Apa Artinya?
15 Oktober 2024