Penjelasan BMKG Soal Hujan Guyur Jateng padahal Musim Kemarau

Ia menjelaskan, ada tiga faktor yang menyebabkan hujan turun setelah cuaca panas berlangsung.

Selasa, 10 September 2024 | 14:51 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Fauzi

KUASAKATACOM, Jakarta - hujan mengguyur sejumlah wilayah Jawa Tengah di awal September 2024. Padahal cuaca saat ini masih kemarau. Menurut akun @SmgMenfess, Minggu (8/9/2024), wilayah Semarang timur sudah diguyur hujan setelah mengalami cuaca panas. 

Warganet lain melalui akun @Jateng_Twit, Senin, juga menyampaikan, beberapa wilayah di Jateng mulai diguyur hujan pada Senin (9/9/2024). 

BERITA TERKAIT:
Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan Hari Ini
Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Hujan Disertai Petir Hari Ini
Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diprediksi Diguyur Hujan Ringan Hari Ini
Sebagian Wilayah Jakarta Diprediksi Hujan pada Sabtu Siang
Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diprakirakan Hujan yang Dapat Disertai Petir Hari Ini

hujan mulai turun di Wonosobo, Pemalang, Purbalingga, Banjarnegara, Tegal, Sragen, Kranganyar, Solo, Wonogiri, mungkin Klaten juga hujan,” tulisnya.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jateng Sukasno membenarkan bahwa beberapa wilayah Jateng mulai dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada Minggu setelah mengalami cuaca panas. 

Ia menjelaskan, ada tiga faktor yang menyebabkan hujan turun setelah cuaca panas berlangsung. Faktor pertama adalah Madden Julian Oscillation (MJO) yang merupakan aktivitas intra seasonal di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi. 

Fenomena tersebut bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari. 

Selain itu, turunnya hujan di wilayah Jateng disebabkan oleh aktifnya gelombang Rossby Ekuator di sebagian besar wilayah Indonesia.

Adapun, gelombang Rossby Equator adalah gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat dan terletak di sepanjang ekuator yang berlangsung selama 7-10 hari. 

“(Faktor lainnya) indeks labilitas yang labil di wilayah Jawa Tengah berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif di sekitar wilayah kejadian,” jelas Sukasno, Senin. 

Terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo menegaskan, turunnya hujan di wilayah Jateng tidak dipengaruhi oleh siklon tropis Yagi. Untuk diketahui, siklon tropis tersebut sempat terdeteksi di wilayah Indonesia pada awal September 2024 sebelum bergerak dan memicu badai besar di China, Filipina, dan Vietnam. 

“Ga ada, Siklon Yagi terlalu jauh lokasinya utk secara langsung mempengaruhi hujan di Jateng,” kata Yoga, Senin.


 

***

tags: #hujan #bmkg #kemarau

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI