Tenaga Listrik vs BBM: Perbandingan Performa, Efisiensi, dan Dampak Lingkungan

KUASAKATACOM, Semarang – Seiring berkembangnya teknologi otomotif, semakin banyak pilihan kendaraan yang menggunakan tenaga listrik dibandingkan bahan bakar minyak (BBM). Kendaraan listrik (EV) dan kendaraan bermesin BBM memiliki perbedaan mendasar, baik dari segi performa, efisiensi, maupun dampaknya terhadap lingkungan. Perbedaan ini membuat konsumen harus mempertimbangkan banyak faktor sebelum memilih kendaraan yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

Salah satu perbedaan paling signifikan antara kendaraan listrik dan kendaraan bahan bakar fosil adalah sumber energi yang digunakan.

BERITA TERKAIT:
Pengamat Menilai Megaproyek Baterai EV Kerja Sama Indonesia-China Beri Dampak Positif
Pecahkan Rekor, Mobil Listrik Xiaomi SU7 Ultra Catat Waktu 7:04.957 di Nürburgring Nordschleife
Calon Wakil Walikota Ini Ingin Semarang Makin Maju dengan Transportasi Murah dan Efisien
Tenaga Listrik vs BBM: Perbandingan Performa, Efisiensi, dan Dampak Lingkungan
GIIAS Surabaya Jadi Ajang Edukasi Generasi Muda Jatim

kendaraan listrik ditenagai oleh baterai yang dapat diisi ulang melalui sumber listrik eksternal, sedangkan kendaraan BBM menggunakan mesin pembakaran internal yang mengandalkan bahan bakar seperti bensin atau diesel.

kendaraan listrik memiliki keunggulan dari segi efisiensi energi, di mana lebih banyak energi yang diubah menjadi tenaga gerak, dibandingkan dengan kendaraan BBM yang menghabiskan Sebagian besar energinya untuk panas.

Dari sisi dampak lingkungan, kendaraan listrik jelas lebih unggul. Mobil listrik tidak menghasilkan emisi gas buang langsung, sehingga membantu mengurangi polusi udara dan dampak negatif terhadap perubahan iklim.

Sebaliknya, kendaraan berbahan bakar fosil mengeluarkan emisi CO2 dan polutan lainnya, yang berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Namun, perlu dicatat bahwa dampak lingkungan dari mobil listrik juga bergantung pada sumber listrik yang digunakan untuk mengisi baterai.

Jika listrik dihasilkan dari energi terbarukan, seperti tenaga surya atau angin, dampaknya jauh lebih kecil dibandingkan jika listrik dihasilkan dari pembangkit batu bara.

Dari sisi biaya, meskipun harga awal kendaraan listrik biasanya lebih mahal dibandingkan dengan kendaraan BBM, biaya operasional jangka panjang kendaraan listrik lebih rendah.

kendaraan listrik memiliki lebih sedikit komponen bergerak, sehingga biaya perawatan lebih murah. Selain itu, harga listrik per kilometer lebih murah dibandingkan harga BBM. Namun, infrastruktur pengisian daya masih menjadi tantangan di beberapa wilayah, sehingga pemilik mobil listrik harus memperhitungkan ketersediaan stasiun pengisian daya sebelum melakukan perjalanan jauh.

Disisi lain, kendaraan BBM memiliki keunggulan dalam hal infrastruktur yang sudah mapan dan luas. SPBU dapat ditemukan di hampir setiap sudut kota, sementara stasiun pengisian daya kendaraan listrik masih terbatas di beberapa daerah, terutama di negara berkembang. Selain itu, kendaraan BBM cenderung memiliki waktu pengisian bahan bakar yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan pengisian daya baterai kendaraan listrik, yang meskipun semakin cepat berkat teknologi fast-charging, tetap memerlukan waktu yang lebih lama.

Namun, teknologi kendaraan listrik terus berkembang pesat. Seiring dengan peningkatan kapasitas baterai, jarak tempuh kendaraan listrik menjadi semakin Panjang, mendekati atau bahkan melampaui kendaraan berbahan bakar minyak. Inovasi seperti pengisian daya nirkabel dan jaringan pengisian daya yang lebih luas di masa depan diperkirakan akan mempercepat transisi ke kendaraan listrik.

Selain itu, insentif dari pemerintah untuk kendaraan ramah lingkungan seperti pembebasan pajak dan subsidi pembelian juga menjadi faktor penting dalam mendorong adopsi kendaraan listrik secara global.

Ditulis Oleh Wartawan Magang Kuasakata Delnavaz Ananda Cahyaningrum