Setiap Tahun Delapan Ton Sampah Dibuang ke Laut
"Diperkirakan, hanya sekitar tiga hingga lima persen dari total sampah plastik yang dihasilkan masyarakat yang akhirnya masuk ke laut."
Jumat, 13 September 2024 | 20:21 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Kuaka
KUASAKATACOM, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaporkan bahwa setiap tahun terdapat sekitar delapan juta ton sampah plastik yang dibuang ke laut, yang mengancam kehidupan laut, ekosistem pesisir, serta kesehatan manusia yang bergantung pada hasil laut.
Muhammad Reza Cordova, peneliti di Pusat Riset Oseanografi BRIN, mengungkapkan bahwa plastik sekali pakai, seperti plastik saset, kantong plastik, botol minuman, dan sedotan, adalah jenis sampah plastik yang paling banyak ditemukan di perairan Indonesia. sampah-sampah ini memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai, yang dapat mencemari laut dan merusak habitat biota laut.
BERITA TERKAIT:
Melalui Program Ciliwung Bening, TNI Jaring 6 Ribu Ton Sampah
Sampah Limbah Medis di Jepara Diduga Milik Perusahaan Farmasi Ilegal
Baru 60 Persen Sampah di Indonesia yang Terkelola Baik
Sampah di Laut Indonesia Bisa Hanyut Sampai Afrika
Keren! Desa Ini Sulap Sampah Diubah Jadi Paving Block
"Sebagian besar sampah plastik dari masyarakat kita dibakar atau dikubur, dan hanya sebagian kecil yang bocor ke laut atau perairan," kata Reza pada Jumat, 13 September 2024.
"Diperkirakan, hanya sekitar tiga hingga lima persen dari total sampah plastik yang dihasilkan masyarakat yang akhirnya masuk ke laut."
Selain itu, mikroplastik, yaitu partikel plastik dengan ukuran kurang dari lima milimeter, juga menjadi masalah serius. Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik telah terdeteksi di semua sampel air dan sedimen, serta ditemukan pada berbagai spesies ikan dan kerang yang dikonsumsi oleh masyarakat.
BRIN terus berupaya mencari solusi untuk menangani sampah plastik di laut, termasuk mengembangkan teknologi inovatif untuk mendeteksi, mengumpulkan, dan mendaur ulang sampah plastik. Salah satu pendekatan yang sedang dikembangkan adalah penggunaan teknologi penginderaan jarak jauh dengan sensor bawah air dan kecerdasan buatan untuk memetakkan sebaran sampah plastik dengan lebih akurat.
***Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Pj Bupati Jepara Kunjungi Bocah Disabilitas Beri Bantuan Kursi Roda
15 Oktober 2024
Telur Asin khas Brebes, Berawal dari Sesaji Kini Jadi Warisan Budaya
15 Oktober 2024
Asal-usul Kabupaten Brebes, dari "Bere" dan "Besah"
15 Oktober 2024
Empat Orang Luka-luka akibat Ledakan Petasan di Lumajang
15 Oktober 2024
Mobil Plat Merah Terbakar di Tol Ungaran
15 Oktober 2024
Harga Cabai di Kota Semarang Terpantau Naik
15 Oktober 2024
Pembaruan Signifikan iPad Pro 2024: Layar Tandem OLED dan Chip M4
15 Oktober 2024
Dukung Jaguar, Warga Tambak Lorok Ceritakan Perjuangan Iswar Aminuddin Menata Wilayah Mereka
15 Oktober 2024
Gelar Operasi "JAGRATARA" Tahap III, Keimigrasian Jateng Amankan 11 WNA
15 Oktober 2024
Anak Pertama Kaesang-Erina Dinamai Bebingah Sang Tansahayu, Apa Artinya?
15 Oktober 2024