16 Desa Kabupaten Jepara Dilanda Kekeringan: Instalasi Pengolahan Air Tak Berjalan

instalasi pengolahan air di wilayah Selatan tidak berjalan karena Sungai Bongpes yang menjadi jalur dari sungai SWD II sedang dalam tahap normalisasi. 

Minggu, 15 September 2024 | 20:19 WIB - Ragam
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Kuaka

KUASAKATACOM, Jepara - Musim kemarau tahun ini menyebabkan kekeringan di Kabupaten Jepara makin meluas. Berdasarkan data PDAM Tirta Jungporo Kabupaten Jepara sata sudah ada sepuluh yang mengalami kesulitan air bersih.

Sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara sudah mencatat ada enam desa mengalami kekeringan.

BERITA TERKAIT:
Meski Masuki Musim Hujan, BPBD Cilacap Tetap Siagakan Bantuan Air Bersih
Sebanyak 12.150.000 Liter Air Bersih Didistribusikan Untuk Warga Terdampak Kekeringan di Blora
Empat Desa di Kudus Sudah Tak Ajukan Droping Air karena Hujan Mulai Turun
Ada 7.185 KK Warga Klaten Alami Krisis Air
Sebanyak 1,2 Juta Liter Air Bersih Disalurkan ke Warga Terdampak Kekeringan

Total keseluruhan yang terdampak bencana kekeringan ada 16 desa di antaranya, Kecamatan Kedung di Desa Kedungmalang, Tedunan, dan Karangaji.

Kecamatan Pecangaan di Desa Gerdu dan Kaliombo. Kecamatan Welahan di Desa Ujungpandan. 

Kecamatan Jepara di Desa Wonorejo, Kuwasen, Bandengan, dan Kedungcino. Kecamatan Donorojo di Desa Sumberejo dan Celering. 

Kecamatan Keling di Desa Kunir. Kecamatan Bangsri di Desa Tengguli. Kecamatan Tahunan di Desa Ngabul, dan di Kecamatan Pecangaan di Desa Kaliombo. 

Dari banyaknya yang mengalami kekeringan, Direktur Utama Perumda Tirta Jungporo, Sapto Budirianto menjelaskan, instalasi pengolahan air di wilayah Selatan tidak berjalan karena Sungai Bongpes yang menjadi jalur dari sungai SWD II sedang dalam tahap normalisasi. 

Ia menjelaskan bahwa, warga yang mengalami kekeringan hanya bisa mengandalkan drooping air. 

Dengan itu, pihaknya rutin mengirim suplai air bersih secara gratis. 

"Kedungmalang sekitarnya itu memang masalahnya di jaringan. Instalasi tidak maksimal dan tidak ada perbaikan," kata Sapto, Sabtu (14/9/2024)

Ia berpeaan kepada warga, apabila terdapat warga yang membutuhkan air bersih karena bencana kekeringan maupun kedapatan suplai air yang membayar. 

Maka, warga dipersilahkan untuk berkoordinasi kepada Ketua RT/RW untuk melaporkan ke PDAM.

"Kedungmalang sekitarnya itu memang masalahnya di jaringan. Instalasi tidak maksimal dan tidak ada perbaikan," kata Sapto, Sabtu (14/9/2024)

Ia berpeaan kepada warga, apabila terdapat warga yang membutuhkan air bersih karena bencana kekeringan maupun kedapatan suplai air yang membayar. 

Maka, warga dipersilahkan untuk berkoordinasi kepada Ketua RT/RW untuk melaporkan ke PDAM.

"Seperti biasa pemerintah desa berkoordinasi wilayah setempat kepada Ketua RT/RW untuk drooping air. Kemudian, apabila kedapatan yang bayar air, maka masyarakat bisa melaporkan ke pihak PDAM," ujarnya 

Di sisi lain, Kepala bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Jepara, Moh Ali Wibowo mengatakan bahwa sebanyak 4 820 jiwa atau 1 686 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak bencana kekeringan di enam desa.  

"Di Kecamatan Donorojo, Desa Sumberejo ada 1 969 jiwa, Clering ada 740 jiwa. Kecamatan Keling Desa Kunir ada 365 jiwa. Kecamatan Bangsri Desa Tengguli ada 1 250 jiwa. Kecamatan Tahunan Desa Ngabul ada 423 jiwa. Kemudian, Kecamatan Pecangaan Desa Kaliombo ada 1.219 jiwa. Mereka semua terdampak bencana kekeringan," jelasnya.

Adapun upaya terhadap wilayah tersebut, tambahnya, dengan realisasi distribusi bantuan air bersih sebanyak 346 ribu liter. 

Dengan rincian, Desa Tahunan 20 ribu liter, Donorojo 210 ribu liter, Pecangaan 40 ribu liter, Keling 40 ribu liter, Bangsri 20 ribu liter, Kedungmalang 20 ribu liter, Sumberejo 15 ribu liter, dan Clering 10 ribu liter.

***

tags: #kekeringan #jepara

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI