Miris Ungkap Bullying, Pengakuan Bocah Ini Malah Jadi Bahan Candaan
Salah satu akun yang paling vokal dalam membela Yurika adalah akun dengan username "@realferdi_" yang memiliki 1,2 juta pengikut.
Jumat, 20 September 2024 | 15:13 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Semarang- Belum lama ini, sebuah akun media sosial yang menjual fashion perempuan (@yoenik Apparel) membuat konten yang melibatkan dua anak perempuan, salah satu dari anak perempuan itu bernama Yurika dan yang lainnya mengenakan kerudung namun namanya tidak diketahui.
Dalam video, kedua anak tersebut diberikan pertanyaan sebagai bagian dari konten untuk memperebutkan hadiah. Namun, suasana berubah saat Yurika mengungkapkan pengalaman pribadinya tentang seringnya dia dibully di sekolah. Yurika dengan jujur mengatakan, "Aku juga di sekolah sering dibenci dan dibully oleh teman-teman. Mereka bilang, 'Yurika mah bau tahi'.
BERITA TERKAIT:
Sejumlah Remaja Putri Diamankan Polisi terkait kasus Perundungan di Tambora
Siswa SMA Jakarta Selatan Diduga Jadi Korban Perundungan oleh Kakak Kelas
Korban Bullying Online Semakin Banyak, Australia Larang Medsos untuk Anak Dibawah 16 Tahun
Menkes Respon Bullying di PPDS FK Unsrat
Seperti UNDIP, Kemenkes Bekukan PPDS Penyakit Dalam Unsrat
Pengakuan itu sontak menggambarkan perasaan tertekan yang dialami Yurika di sekolahnya.
Pengakuan Yurika yang menyentuh hati itu malah menimbulkan respons yang kurang pantas di dunia maya. Di TikTok, beberapa akun, termasuk yang memiliki banyak pengikut, membuat video parodi menggunakan suara Yurika. Alih-alih menunjukkan empati, mereka justru memperolok pernyataan Yurika dengan membuatnya menjadi bahan candaan.
Konten tersebut dengan cepat viral, tetapi sayangnya, tidak disertai dengan empati terhadap pengalaman pahit yang telah Yurika ungkapkan.
Namun, kini semakin banyak akun TikTok yang memberikan dukungan terhadap Yurika dan mengutuk tindakan yang tidak sensitif tersebut. Banyak warganet merasa prihatin dengan respons negatif yang diterima Yurika. Mereka menyadari bahwa apa yang terjadi padanya merupakan contoh nyata dari bagaimana seorang korban bullying bisa lebih terluka ketika berani mengungkapkan masalahnya, namun malah dijadikan bahan candaan.
Salah satu akun yang paling vokal dalam membela Yurika adalah akun dengan username "@realferdi_" yang memiliki 1,2 juta pengikut.
Akun tersebut mengunggah video yang bertuliskan, "Gimana anak-anak Indonesia mau berani speak up soal masalah pembullyan, anak sekecil Yurika yang udah berani speak up aja malah dijadikan bahan bercandaan dan meme".
Video unggahan realferdi_ tersebut mendapatkan banyak dukungan dari warganet yang merasa prihatin dengan nasib Yurika dan pentingnya memberikan ruang aman bagi korban bullying untuk berbicara.
Kisah Yurika mengingatkan kita bahwa bullying adalah masalah serius yang harus ditanggapi dengan empati dan dukungan, bukan bahan candaan. Keberanian Yurika dalam mengungkapkan pengalamannya seharusnya dihargai, dan para pelaku parodi diharapkan lebih menyadari dampak buruk dari tindakan mereka. Kasus ini juga menunjukkan perlunya edukasi lebih lanjut tentang bullying dan dampak negatifnya di masyarakat, khususnya di media sosial.
Ditulis oleh wartawan magang kuasakata Delnavaz Ananda Cahyaningrum
***tags: #bullying #media sosial
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Madrid dan Benfica akan Sepakati Transfer Alvaro Carreras
09 Juli 2025

Peringati Hari Anak Nasional, Dinsos Boyolali Gelar Jambore Anak LKS
09 Juli 2025

Massimiliano Allegri: Modric ke AC Milan Pada Agustus
09 Juli 2025

Sebanyak 208 Koperasi Merah Putih Siap Beroperasi di Sragen
09 Juli 2025

AS Roma Dikabarkan akan Perpanjang Kontrak Kiper Mile Svilar
09 Juli 2025

Polisi Tangkap Pengedar Sabu-sabu di Cirebon
09 Juli 2025

AS Roma dan Boca Juniors Capai Kesepakatan untuk Transfer Paredes
09 Juli 2025

Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Letusan Mencapai 1.000 Meter
09 Juli 2025

Tottenham Hotspur Resmikan Bek Asal Jepang Kota Takai
09 Juli 2025

Tim SAR Gabungan Temukan Dua Mayat Diduga Korban Kapal Tunu di Pantai Jembrana
09 Juli 2025