Jateng Mengalami Inflasi 0,05 Persen di September 2024, Pemprov Terus Pantau Harga Pangan
Para pemangku kepentingan diminta terus melakukan pemantauan harga komoditas.
Selasa, 01 Oktober 2024 | 19:50 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Semarang- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,05 persen secara month to month (m-t-m) atau bulanan pada September 2024. Sedangkan inflasi year to year (y-t-y) pada September 2024 terhadap September 2023 sebesar 1,57 persen. Sementara inflasi tahun kalender (dari agustus 2024 terhadap Desember 2023) sebesar 0,64 persen.
Hal itu disampaikan Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih saat merilis berita resmi Statistik di Aula Kantor BPS Jawa Tengah, Selasa (1/10/2024).
BERITA TERKAIT:
Usaha Pertanian di Jawa Tengah Capai 4,36 Juta Unit
Jateng Mengalami Inflasi 0,05 Persen di September 2024, Pemprov Terus Pantau Harga Pangan
Peringati HSN, BPS Cilacap Gelar Senam Bersama di CFD Alun-alun
Agustus 2024, Jateng Alami Deflasi 0,07 Persen
Pengangguran Terbanyak di Indonesia Ada di Provinsi Ini
"Sebelumnya kita mengalami deflasi berturut-turut mulai dari Mei hingga Agustus 2024," ucap Endang Tri Wahyuningsih.
Ia menjelaskan, terdapat lima komoditas dengan andil inflasi secara m-t-m terbesar di Jateng. Yaitu bahan bakar rumah tangga sebanyak 0,08 persen, kopi bubuk (0,05%), akademi atau perguruan tinggi (0,03%), beras (0,02%), dan minyak goreng (0,01%).
"Kopi bubuk mempunyai andil besar karena produksi dunia sedang turun sementara permintaan sangat tinggi," ujarnya.
Inflasi bahan bakar tertinggi terdapat di Kabupaten Cilacap sebesar 0,10%, Wonogiri (0,10%), dan Kota Tegal (0,11%). Selain itu, komoditas beras meskipun andilnya tidak terlalu tinggi atau rata-rata 0,01% - 0,03%, namun mampu menggoyang inflasi cukup tinggi karena banyak dikonsumsi masyarakat Jateng.
Sebaliknya, untuk penyumbang deflasi adalah sejumlah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini perlu mendapat perhatian lebih serius karena dapat menjadi penyebab deflasi maupun inflasi karena harganya fluktuatif.
Menurutnya, penyumbang deflasi secara m-t-m pada September 2024, disebabkan penurunan harga cabai rawit dan cabai merah. Sebab, telah terjadi panen raya sehingga stok melimpah. Selain itu, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bensin juga turut andil penyumbang deflasi.
Sekretaris Daerah Provinsj Jateng, Sumarno menilai, inflasi Provinsi Jateng secara tahunan maupun bulanan pada September 2024, masih dalam jangkauan yang disepakati bersama.
"Termasuk inflasi dari bahan bakar rumah tangga, kita sudah menyesuaikan harga gas elpiji. Mudah-mudah dengan kebijakan ketetapan harga bahan bakar rumah tangga kedepan dampak-dampak dari inflasi menjadi lebih terkendali," katanya.
Sumarno meminta, kepada para pemangku kepentingan untuk terus melakukan pemantauan harga komoditas pemyumbang inflasi maupun deflasi, terutama harga komoditas pangan dan kecukupan ketersediaan pangan di Jateng.
"Kita dengan Kementerian Pertanian juga sedang gencar- gencarkan memperluas areal taman, karena harus ada upaya untuk meningkatkan produktivitas pangan " katanya.
***tags: #badan pusat statistik #jawa tengah #kementerian pertanian
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Pj Bupati Jepara Kunjungi Bocah Disabilitas Beri Bantuan Kursi Roda
15 Oktober 2024
Telur Asin khas Brebes, Berawal dari Sesaji Kini Jadi Warisan Budaya
15 Oktober 2024
Asal-usul Kabupaten Brebes, dari "Bere" dan "Besah"
15 Oktober 2024
Empat Orang Luka-luka akibat Ledakan Petasan di Lumajang
15 Oktober 2024
Mobil Plat Merah Terbakar di Tol Ungaran
15 Oktober 2024
Harga Cabai di Kota Semarang Terpantau Naik
15 Oktober 2024
Pembaruan Signifikan iPad Pro 2024: Layar Tandem OLED dan Chip M4
15 Oktober 2024
Dukung Jaguar, Warga Tambak Lorok Ceritakan Perjuangan Iswar Aminuddin Menata Wilayah Mereka
15 Oktober 2024
Gelar Operasi "JAGRATARA" Tahap III, Keimigrasian Jateng Amankan 11 WNA
15 Oktober 2024
Anak Pertama Kaesang-Erina Dinamai Bebingah Sang Tansahayu, Apa Artinya?
15 Oktober 2024