Penyebab Kekalahan Kamala Harris di Pemilu AS

"Joe Biden adalah faktor utama yang menyebabkan Kamala Harris dan Demokrat kalah malam ini," ujar salah seorang pembantu Harris

Jumat, 08 November 2024 | 12:52 WIB - Internasional
Penulis: Issatul Haniah . Editor: Kuaka

KUASAKATACOM, Washington – Donald Trump memenangkan Pemilu Amerika Serikat (AS) mengalahkan rivalnya Kamala Harris. Beberapa analisa menyebutkan apa saja hal yang menjadi penyebab Trump berhasil mengungguli Harris. 

Kampanye Kamala Harris mengambil langkah kontroversial dengan memutar cuplikan pernyataan-pernyataan paling provokatif Donald Trump di layar besar pada setiap acara kampanyenya, menampilkan retorika Trump yang rasis dan terkadang kasar.

BERITA TERKAIT:
Penyebab Kekalahan Kamala Harris di Pemilu AS

Menurut beberapa pembantu dan sekutunya, langkah ini adalah strategi yang diprakarsai oleh Harris untuk mengingatkan betapa pentingnya Pemilu bagi para pemilih. Namun, meskipun demikian, strategi tersebut tidak membuahkan hasil yang diharapkan, dengan Harris mengalami kekalahan telak pada Rabu (6/11/2024), yang juga mengguncang posisi Partai Demokrat secara keseluruhan.

Harris sebelumnya mengambil alih kampanye dari Joe Biden pada musim panas, ketika popularitas presiden menurun drastis, yang membuat Partai Demokrat kesulitan dalam menyampaikan pesan yang kuat.

Setelah Biden terpaksa mundur dari pencalonan, Harris berhasil menggalang dukungan untuk Partai Demokrat dengan mengajak perempuan bersatu, melibatkan pembuat konten di media sosial, dan mengumpulkan dana yang cukup besar. Meskipun demikian, momentum yang dibangun gagal memberikan dampak signifikan terhadap pemilih.

Ketidakmampuan Harris untuk keluar dari bayang-bayang Biden turut menghambat upayanya meyakinkan pemilih bahwa dirinya adalah sosok yang membawa pembaruan.

Banyak pemilih kecewa karena Harris tidak cukup membedakan diri dari kebijakan ekonomi Biden, yang menjadi salah satu titik lemah terbesar pemerintahan sebelumnya.

"Joe Biden adalah faktor utama yang menyebabkan Kamala Harris dan Demokrat kalah malam ini," ujar salah seorang pembantu Harris yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, seperti dilansir Politico.

Selain itu, strategi kampanye Demokrat yang terkesan tidak terkoordinasi juga mendapat kritik. Di beberapa negara bagian penting, tim Harris dinilai gagal menjalin hubungan yang kuat dengan pejabat setempat, sehingga tidak dapat memaksimalkan dukungan dari tokoh-tokoh kunci.

Di Pennsylvania, misalnya, komunitas Demokrat Yahudi dan sekutunya menyampaikan keluhan tentang kurangnya hubungan dengan pejabat penting di negara bagian tersebut, yang berdampak pada kemampuan kampanye untuk meraih dukungan pemilih.

Kesulitan Harris semakin diperburuk dengan minimnya interaksi langsung dengan media besar, yang menimbulkan pertanyaan dari kalangan jurnalis.

Harris baru melaksanakan wawancara eksklusif lebih dari sebulan setelah memulai kampanye, dan dalam wawancara terbatas, ia menghindari memberikan penjelasan rinci mengenai sejumlah kebijakannya, termasuk sikapnya yang berubah terkait fracking dan kebijakan imigrasi.

Hal ini menimbulkan keraguan di kalangan pemilih mengenai seberapa kuat komitmen Harris terhadap prinsip-prinsip yang pernah ia dukung sebelumnya.

Pada akhirnya, keputusan Harris untuk tetap setia kepada Biden juga dianggap berisiko. Meskipun Biden memberi ruang bagi Harris untuk menunjukkan perbedaan, ia tetap memilih mempertahankan loyalitasnya kepada Biden demi menjaga integritas di mata publik.

Kekalahan ini memicu reaksi dari dalam Partai Demokrat, dengan beberapa pihak menyerukan evaluasi mendalam terhadap kegagalan partai dalam menghalangi "gelombang merah" yang mendukung Partai Republik.

***

tags: #kamala harris #donald trump #pemilu #amerika serikat

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI