BPBD Jatim dan ITS Surabaya Lakukan Kajian Fenomena Lubang Besar yang Sedot Aliran Air Sungai Kaliasat
Fenomena ini pertama kali diketahui warga saat terjadi hujan deras pada awal November.
Rabu, 13 November 2024 | 06:13 WIB - Ragam
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Surabaya- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, bersama Tim Geofisika dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, melakukan peninjauan dan kajian terhadap fenomena lubang besar yang menyedot aliran air di Sungai Kaliasat, Kabupaten Blitar, Jatim.
Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto, bersama Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Bettriyanto, dan Plt Kabid PK BPBD Jawa Timur, Dadang Iqwandy, meninjau langsung lokasi lubang yang saat ini telah dibatasi dengan garis polisi.
BERITA TERKAIT:
Apel Siaga, Komitmen BPBD Kota Semarang Hadapi Bencana
BPBD Jatim dan ITS Surabaya Lakukan Kajian Fenomena Lubang Besar yang Sedot Aliran Air Sungai Kaliasat
Pjs Bupati Kebumen Kunjungi Lokasi Bencana Longsor dan Banjir, Sampaikan Duka Cita
Gempa Guncang Karawang Dua Kali Berturut-Turut, BPBD Pastikan Tidak Ada Kerusakan
Kebakaran di Jakarta Utara Tewaskan Empat Orang
“Temuan lubang besar yang menyedot aliran air di Sungai Kaliasat, Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, dalam beberapa hari terakhir menjadi viral. BPBD Jawa Timur merespons cepat dengan melibatkan Tim Geofisika ITS Surabaya,” kata Gatot, Rabu 13 November 2024.
Menurut Gatot, Tim Geofisika ITS menggunakan teknologi Ground Penetrating Radar (GPR), yang berfungsi mendeteksi objek di bawah permukaan tanah, untuk melakukan asesmen sementara terhadap fenomena ini, termasuk potensi pergerakan tanah.
Ia berharap kolaborasi dengan Tim ITS dapat menghasilkan kajian akademik yang mampu menjelaskan fenomena yang terjadi di Sungai Kaliasat.
“Kami mengimbau masyarakat untuk mematuhi batas garis polisi yang telah dipasang agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan, terutama karena musim hujan telah tiba dan ancaman bencana hidrometeorologi dapat terjadi kapan saja,” tegas Gatot.
Sedangkan Kepala Desa Dawuhan, Ahmad Muhibbudin, menambahkan bahwa fenomena ini pertama kali diketahui warga saat terjadi hujan deras pada awal November. Warga yang menemukannya melaporkan bahwa lubang tersebut semakin hari semakin melebar.
“Kami sangat berharap ada kajian menyeluruh terkait lubang ini, untuk mengetahui apakah fenomena ini membahayakan warga atau tidak,” ujar Ahmad.
***tags: #badan penanggulangan bencana daerah #jawa timur #institut teknologi sepuluh nopember (its) #blitar
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Tim BanBag dari SMAN 1 Blora Sukses Ciptakan Inovasi Ramah Lingkungan di FIKSI 2024
08 Desember 2024
Wujudkan Kemandirian Desa, Pemkab Sukoharjo Evaluasi Pengelolaan Bantuan Keuangan 2024
08 Desember 2024
Inovasi Buku Edukasi Anak Nusantara dari MAN 2 Surakarta Sukses di FIKSI 2024
08 Desember 2024
KAI Semarang Gelar Lomba Burung Kicau di Museum Ambarawa, Wujud Pelestarian Fauna dan Wisata
08 Desember 2024
KPU Dan BPJS Ketenagakerjaan Magelang Kunjungi Anggota KPPS Salaman Yang Alami Kecelakaan Kerja
08 Desember 2024
Tutup Akhir Tahun, Cilacap Fashion Trend dan Ekraf Kuliner Festival Berlangsung Meriah
08 Desember 2024
Lewat Fun Run, Pemprov Jateng Gencarkan Sosialisasi Pemberantasan Rokok Ilegal
08 Desember 2024
FKPSS Gelar Festival Rampak Silat Kebhinekaan Sragen, Angkat Sosok Jaka Tingkir
08 Desember 2024
Aneka Kuliner Khas Blora Disajikan Pada Gala Dinner ILUSA
08 Desember 2024
Masih Masif Ditemukan, Gilo-Gilo Khas Semarang Sudah Ada Sejak 1950-an
08 Desember 2024