Menstrual Cup, Alternatif Pembalut Wanita Ramah Lingkungan
Satu wanita hanya perlu berganti cup sekitar 4 hingga 7 kali saja seumur hidupnya.
Rabu, 27 Januari 2021 | 12:37 WIB - Trik
Penulis:
. Editor: Ririn
Pernah terbayangkan berapa banyak sampah yang diproduksi hanya dari penggunaan pembalut wanita saja?
Menurut data dari National Geographic, pada tahun 2018 saja wanita di Amerika Serikat membeli 5,8 miliar buah pembalut, atau sepertiga dari konsumsi pembalut di dunia. Satu orang wanita dapat menghabiskan 5 hingga 15 ribu pembalut seumur hidupnya, yang akan berakhir di tempat pembuangan akhir.
BERITA TERKAIT:
Terjadi Lagi, Seorang Wanita Bunuh Diri Lompat dari Apartemen di Penjaringan
Pengantin Wanita di Demak Tak Mau Melewatkan Momen Pemilu, ke TPS dengan Iring-iringan Keluarga
Masih Ingat Wanita yang Bakar Ijazah Pacarnya? Ternyata Ini Alasannya
Viral di Medsos! Wanita di Pati Dapat Teror Kiriman Taburan Bunga dan Tanah, Diduga untuk Hancurkan Bisnisnya
Diduga Depresi, Wanita di Jepara Ceburkan Diri ke Sumur hingga Tewas
Apalagi sebagian bahan dari pembalut terbuat dari plastik yang sangat sulit diurai oleh alam. Opsi untuk mendaur ulang plastik dari pembalut pun biasanya tidak memungkinkan karena alasan kebersihan.
Teknologi Baru menstrual cup
Pembalut sekali pakai dulunya diciptakan oleh perusahaan Kotex pada tahun 1921. Saat itu, pembalut dan tampon menjadi teknologi mewah yang memudahkan wanita mengatasi keribetan datang bulannya. Tetapi pemakaian bahan plastik yang murah menyumbang satu permasalahan baru untuk lingkungan hidup kita. Kini pada tahun 2021 teknologi baru menstrual cup atau cangkir menstruasi hadir dan jadi tren terbaru di kalangan wanita masa kini.
menstrual cup adalah produk kewanitaan pengganti pembalut berbentuk cangkir kecil yang terbuat dari karet atau silikon elastis. Produk ini tersedia dalam berbagai ukuran yang disesuaikan dengan ukuran saluran kewanitaan masing-masing. menstrual cup dapat menampung darah menstruasi dari 20 ml hingga 51 ml, lho, jauh lebih besar daripada pembalut yang hanya 10-12 ml saja.
Sebenarnya mentrual cup telah diciptakan sejak tahun 1930-an tetapi belum biasa digunakan hingga tahun 2000-an. Di Indonesia sendiri menstrual cup baru ngetren semenjak dipopulerkan oleh influencers tanah air belakangan ini.
Cara Memakai
Mungkin Anda penasaran bagaimana cara memasang alat menstruasi yang satu ini. Jawabannya adalah, ya, dimasukkan ke dalam saluran kewanitaan alias serviks.
Bentuk cup memang didesain untuk bisa digunakan dengan nyaman di dalam sana. Selain itu bahan karet atau silikon yang lembut juga tak akan menyakiti organ dalam wanitawi Anda, kok. Tetapi bagi Anda yang baru pertama kali menggunakan, tentu butuh sedikit latihan agar si cup ini bisa bekerja maksimal.
Menurut tips yang kami kutip dari Halodoc, ada beberapa teknik pemakaian menstrual cup ini. Senyaman Anda saja, bisa berdiri atau jongkok. Pastikan Anda tidak tegang saat memasukkan si cup ini agar dinding serviks tidak menegang juga.
Sebelum memegang menstrual cup pastikan Anda mencuci tangan hingga bersih agar tak ada kotoran atau bakteri yang ikut masuk. Basahi cup dengan air, kemudian lipat bagian bibir cup menjadi dua bagian. Bagian bibir yang terlipat ini nantinya yang akan dimasukkan terlebih dahulu dengan mengarah ke atas.
Proses memasukannya bisa sedikit sulit apalagi kalau Anda belum terbiasa. Butuh beberapa kali menjajalnya sampai Anda bisa menemukan posisi yang tepat bagi cup ini di dalam serviks Anda. Dalam beberapa kali percobaan Anda pasti sudah mahir memasukkan si cup imut ini. Tenang saja, sewaktu sudah di posisi yang tepat cup ini anti bocor, kok.
Sesudah 6-12 jam berlalu Anda harus mencopot cup dan membuang cairan mens yang tertampung dalam cup agar tak bocor. Hati-hati mencopotnya ya, lebih baik di kamar mandi atau toilet agar aman jika berceceran. Setelah dipakai cuci cup dengan air mendidih agar bakteri yang menempel mati.
Apakah Aman untuk wanita Yang Masih Perawan?
Jawabannya tentu saja. menstrual cup tersedia dalam berbagai ukuran. Biasanya saat Anda membelinya pengelola toko akan menyediakan informasi tentang cara menentukan ukuran cup yang tepat untuk Anda.
Terlebih vagina dan serviks bersifat elastis dan fleksibel, jadi tak akan ada masalah saat menggunakan menstrual cup. Tak ada bedanya walaupun Anda sudah atau belum pernah melakukan hubungan seksual, menstrual cup ini tetap bisa digunakan siapa saja.
Lebih Hemat dari Pembalut
Harga satu set menstrual cup mungkin terdengar lebih mahal daripada membeli pembalut sekali pakai. Merk-merk menstrual cup di Indonesia seperti OrganiCup, EcoTalk, dan Gcup berkisar antara Rp159 ribu hingga Rp400 ribu. Tetapi jika kita bandingkan, harga per bulan penggunaan pembalut jauh lebih mahal daripada menstrual cup.
Kita misalkan saja harga pembalut biasa Rp15 ribu tiap bulannya untuk sekali menstruasi. Bandingkan dengan satu menstrual cup berharga paling mahal Rp400 ribu dan dapat berumur hingga 10 tahun lamanya, maka tiap bulannya Anda hanya Rp3 ribuan saja. Jauh lebih ekonomis bukan?
Dampak Positif Jangka Panjang untuk Lingkungan
Karena menstrual cup dapat dipakai jangka panjang, tentu tak ada bahan-bahan anorganik yang dibuang berlebihan ke lingkungan. Satu wanita hanya perlu berganti cup sekitar 4 hingga 7 kali saja seumur hidupnya.
Tentunya cup super imut ini jauh lebih ramah lingkungan daripada pesaing kunonya pembalut dan tampon tradisional. Bahan material silikon juga jauh lebih mudah diuraikan alam dibandingkan dengan plastik.
Yuk, beralih ke menstrual cup dan jaga lingkungan hidup kita dari sampah plastik!
*Tulisan di atas dibuat oleh Forsaria Prastika, reporter magang KUASAKATACOM.
tags: #wanita #trik #menstrual cup
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Kemenkumham Jateng Terus Dampingi Daerah Raih Indeks Reformasi Hukum
28 Maret 2024
Sopir Truk Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Kecelakaan di GT Halim
28 Maret 2024
Selenggarakan RUPST dan RUPSLB, WOM Finance Catat Kinerja Positif Sepanjang 2023
28 Maret 2024
12 Ribu Petugas Gabungan Amankan Arus Mudik dan Balik 2024
28 Maret 2024
Sebuah Rumah di Pasar Rebo Hangus Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
28 Maret 2024
KPK dan Pemkot Semarang Terus Koordinasi Pencegahan Korupsi
28 Maret 2024
Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Kali Tangerang Gegerkan Warga
28 Maret 2024
Antisipasi Peredaran Makanan Tak Layak Konsumsi, Dinkes Wonosobo Gelar Inspeksi
28 Maret 2024
Gunung Marapi Erupsi, Bandara Minangkabau Hentikan Operasional Sementara
28 Maret 2024