kepedihan, entah kenapa, selalu punya jalan untuk tetap bertandang
Oleh Elbara Lazuardi*
aku harus mampu berterimakasih dengan meski
Selasa, 16 Februari 2021 | 07:49 WIB - Surat
Penulis: @elbaralazuardi . Editor: Kuaka
kulupakan hari-hari yang lewat
agar aku dapat hidup kembali di hari ini
kubuang puing waktu ke kuburannya yang paling rahasia
barangkali serahasia mimpi
yang ada kemudian hanyalah kesamaran
semakin samar
dan... hilang*
tapi dia tidak sepenuhnya hilang. gerimis yang tiba-tiba merintih subuh ini, yang lahir dari rahim kemarau, datang seperti sapa, memintaku mengingatnya. kepedihan, entah kenapa, selalu punya jalan untuk tetap bertandang.
BERITA TERKAIT:
Bharada E Tulis Sebuah Surat untuk Keluarga Brigadir J, Begini Isinya
Ria Ricis Murka Baca Surat Mantan Kekasih Suami
Surat Menteri Nadiem untuk Pak Guru Sukardi
Belajar dari Perseteruan Suami Istri dan Kebaikan Ibu Mertua
Kisah Ibu yang Ditinggalkan di Padang Pasir
"ia, aku senang kok sempat jadi hujanmu. makasih juga telah dibuatkan tulisan seperti itu."
aku hanya bisa menulis, ann. dengan itulah aku mengobati semuanya. membuat yang "sempat" bisa jadi abadi, yang sementara dapat bertahan masa. siapa tahu, tulisanku dapat membuat hujan mau tercurah selamanya.
"hujan akan selalu ada, ia. meski bukan aku lagi. bukan aku lagi..."
******
"kamu bisa ikhlas kan, ia?"
bukan bisa. tapi harus, ann. hanya dengan ikhlas aku bisa menerima apa pun yang terjadi sebagai jalan yang mesti dilalui. menyadari diri hanya lintasan-lintasan dari apa pun. jika yang memintas itu mau berlabuh, menetap, atau hanya lewat, semua sudah ada garisnya. semua harus berjalan...
"iya ya, bener banget."
setiap sahabat adalah rahmat. setiap rahmat adalah harap, ann...
"dan setiap harap pasti berjawab, kan?"
dan harap itu cintaku, tidak bicara tentang keabadian, tapi kebersaatan, keterkejutan, nikmat kejap, syukur dalam keterbatasan.
"bagaimana syukur dalam keterbatasan, ia?"
dengan meyakini, memang kebersaatan itulah yang menjadi hakku. singgahmu yang sebentar itulah milikku. aku tak boleh berharap lebih. aku harus mampu berterimakasih dengan meski....
*******
alam memang contoh terbaik dari keajaiban. jika hujan bisa lahir dari rahim kemarau, tawa pun pasti bisa terbit dari fajar airmata. pelan-pelan, aku patrikan hal itu di benakku. aku ikhlaskan dia pergi, tanpa sesal, tanpa pedih. aku kenang semuanya dengan tawa, ucap syukur, dan rasa lega, seperti keleluasaan rasa yang hinggap saat pertamakali kukecup matanya.
berjalanlah, kasih. aku tak memberatimu lagi. karena seperti katamu, engkau tetap akan pergi, kini atau nanti. bergeraklah, raihlah kegembiraanmu. yakinlah, dari tiap sujud sempurnaku, akan tetap lahir doa-doa terbaik tempaan ribuan tahun, yang memanteraimu, menjagamu, agar tetap bahagia, seperti saat sebelum engkau denganku berjumpa. bergegaslah.…
*) dikutip dari novel segi empat patah kaki
tags: #surat #kata baik #surat cinta #kisah #narasi
Email: redaksi@kuasakata.com
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Viral! Seorang Wanita Ambil Coklat di Alfamart, Bukan Kasih Uang Malah Kasih Omelan
15 Agustus 2022

Jokowi: Tiga Tahun Lagi Kita Tak Perlu Lagi Impor Jagung
14 Agustus 2022

Pertalite Langka, Pertamina Akui Masih Distribusi Sesuai Kebutuhan
14 Agustus 2022

Empat Siswa di Kendal Bolos Sekolah Hanyut di Sungai, Satu Orang Meninggal
14 Agustus 2022

Ternyata Berbahaya Buat Kulit! Ini Sederet Dampak Negatif Baju Bekas Impor
14 Agustus 2022

Kemendag Musnahkan Baju Bekas Impor Senilai Rp9 Miliar
14 Agustus 2022

Hujan Es Terjadi di Dempet Demak, di Genteng Bunyi Klothak-klothak
14 Agustus 2022

Kloter Terakhir Jemaah Haji Embarkasi Solo Tiba di Tanah Air Pagi Tadi
14 Agustus 2022

10 Latihan untuk Mengatasi Gangguan Kecemasan
14 Agustus 2022