merindu mei
Surat Langit Bara-Lazuardi
kau hanya separo impian, selebihnya igauan.
Rabu, 09 Juni 2021 | 06:43 WIB - Surat
Penulis:
. Editor: Kuaka
DI MUSIM penghujan ini mei, randu hutan pun memekarkan kapasnya, dengan wangi yang kurasakan pernah kucium di kulit bahumu. kamu ingat, mengapa aku memanggilmu mei? karena kita bertemu di bulan mei, di kala mentari masih malu melihat bahu kita yang telanjang. lalu kita pun tahu, mei itu jadi penghabisan kita bertemu. kau menghilang, seperti senja. dan di bulan mei tahun berikutnya, kau datang lagi. dengan bau yang sama.
”mei itu selalu abadi bagi kita…” bisikmu, sembari mengusapi rambutku yang berkeringat.
BERITA TERKAIT:
Megawati Kirimkan Surat Sahabat Pengadilan kepada MK, Begini Isinya
Praktisi Grafologi Ini Baca Tulisan Tangan Mahasiswi UNNES Korban Bunuh Diri: Sedang Berada di Fase Depresi
Mahasiswi PTS di Semarang Ditemukan Tewas di Kamar Kos Bulusan Selatan
Elon Musk Surati Mark Zuckerberg Usai Threads Dirilis, Ini Isinya
Perempuan yang Ditemukan Meninggal di Gerbang SD Kutoharjo Kendal Tinggalkan Surat, Begini Isinya
tapi, apakah yang abadi itu, mei? cuma bulan, cuma jumpa, cuma ingin. bukan milik.
ya, engkau milik yang lain. bukan aku.
kau milik dia yang menguasai januari sampai desembermu, tanpa mei.
karena di mei, kau adalah ”milikku”.
”tidakkah engkau dapat puas hanya dengan begitu?” pintamu.
puas mei? bagaimana aku bisa puas dengan sebelas bulan yang kubayangkan seperti jarum menyusup di kulitku. kau tanpa kabar, tanpa alamat. padahal, setiap saat, dapat kucium tubuhmu, dengan bau yang membuatku cemburu.
kepalaku mei, tak pernah alpa mengiangkan namamu.
imajinasiku selalu kembara antara berharap bertemu dan ingin sudah.
aku terpenjara dalam rasa yang ambigu, merindu tapi takut jumpa.
di kamarku mei, seperti kamu tahu, tak ada kalender dengan 12 bulan itu. hanya ada satu bulan, ya bulan kamu. karena telah lama kukhayalkan, jika setiap bulan adalah mei, tentu kita tak haus begini.
tapi, di luar kamar, tetap saja bulan berputar tak seperti mauku. kau hanya hadir di pagi bulan mei, mengetuk kamarku, dan melesat seperti mentari yang acap mencium bahu telanjangku, seperti di gigir pantai awal kita bertemu.
”telah kurangkum setahun ini di dalam diriku, ambillah…” desahmu. selalu begitu.
mei, engkau hanya kumiliki dalam malam. separo impian, selebihnya igauan.
***tags: #surat #surat cinta #narasi #kisah #kata baik
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Kemenag akan Gelar Pemantauan Hilal Awal Ramadan 1446 Hijriah di 125 Titik
19 Februari 2025

Polisi Sebut Pelaku Pemalakan Sopir di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba
19 Februari 2025

Mendiktisaintek Pastikan Efisiensi Anggaran Tidak Berdampak pada KIP Kuliah dan UKT
19 Februari 2025

Petugas Gabungan Selamatkan Harimau Sumatera yang Terkena Jebakan
19 Februari 2025

Paus Fransiskus Dirawat di RS karena Menderita Bronkitis
19 Februari 2025

Sebanyak 52.000 Paket Makanan Disiapkan untuk Masyarakat Palestina
19 Februari 2025

Calon Pekerja Migran Meninggal Mendadak di Cilacap, BP3MI Lakukan Penelusuran
19 Februari 2025

Tanggapi Aksi Demo 'Indonesia Gelap,' Prasetyo Hadi: Jangan Membelokkan yang Sebenarnya
19 Februari 2025

BAZNAS RI Luncurkan Program Ramadan Sejuk di 1.000 Masjid
19 Februari 2025

Semeru Erupsi Empat Kali pada Rabu Pagi, Tinggi Letusan Mencapai 900 Meter
19 Februari 2025

Menang Agregat 3-2 atas Celtic, Bayern Muenchen Lolos ke 16 Besar
19 Februari 2025