Seperti Maret yang Memuliakanmu
Oleh Elbara Lazuardi
aku mencintai sayang, karena bagiku kamu adalah keindahan yang telah dijanjikan tuhan di masa silamku, ketika tertidur di rahim ibu.
Jumat, 10 Maret 2023 | 09:22 WIB - Surat
Penulis:
. Editor: Kuaka
pagi ini, ketika duduk di teras belakang rumah, dan selarik angin dingin mengantarkan kapas randu ke mataku, aku ingat kamu.
aku yakin, di sana, kau masih terlelap, dimesrai mimpi, yang tadi malam kukirimkan untuk menjagamu. aku juga tahu, kantuk mencintaimu lebih daripada orang lain. karena itu, tiap malam, kuciptakan mimpi, dan menginsepsimu dengan kisah riang, yang sepanjang siang kerap kita percakapkan.
BERITA TERKAIT:
Kisah Perjumpaan Paling Sedih di Dunia
Sepenggal Angan Pedih
Seperti Maret yang Memuliakanmu
Inilah 10 Ungkapan Cinta yang Membuat Para Istri Menggelinjang
Kemalangan Hari Ini adalah Keberuntungan Lain Hari
tapi pagi ini, aku tak ingin menaja mimpi. seiring pedar kopi yang menari di pangkal lidahku, aku ingat pertanyaan berulangmu, ''Mas, mengapa engkau mencintaiku?" dan engkau selalu tertawa, ketika kujawab dengan hal yang sama. ''Entahlah. rasa itu datang begitu saja. aku tak memiliki alasan, dalih, nubuat, hal apa pun untuk dapat menjelaskannya padamu. aku cuma tahu bahwa aku mencintaimu, tanpa karena dan sebab..."
dan pagi ini, dari seorang teman, aku menemukan isyarat alam, yang barangkali senyawa dengan situasi yang kurasakan: ya, buah randu itu.
cintaku sayang, barangkali bekerja dengan cara yang sama seperti pohon randu yang berbuah itu. lihatlah, di musim penghujan ini, ketika tunas daun mulai meremaja, buahnya justru telah matang terlebih dahulu. randu itu berbuah, bukan karena musim, atau menghitung jumlah kasur yang harus berganti kapuk. dia berbuah bukan untuk menyenangkan penanamnya, atau aku, yang selalu terkagum melihat kapas putih itu dipermainkan angin, dan kadang menangkapnya dengan dua jari. r
andu itu juga tak memekarkan buahnya karena aku menyukai suara kertapannya, di diam malam atau di rindang subuh. dia berbuah saja, entah itu akan dipetik, menua-mengapas di dahan, atau jatuh dan menghumus di tanah.
dia berbuah, karena itu siklus hidupnya, setelah akar mendapat hak, batang menerima makan, ranting dan daun berkecukupan menerima asupan makanan.
randu itu sayang, berbuah sebagai kegembiraan, sebagai tanda, ia menikmati kehidupan.
dia berbuah karena itu cara dia hidup. tak ada alasan, meski kita bisa mencari dan menjelaskan sebab.
dan begitulah juga aku, ketika mencintaimu. cintaku sayang, adalah ekternalisasi dari proses alamiah tubuh dan pikiranku yang selama ini diasuh kehidupanku: kamu.
aku mencinta sebagai cara merayakan dan menghormati hidupku, kamu.
ya, kamu.
lalu, kamu yang selalu mencari alasan, dan menghamba pada rasionalitas, akan mengejarku dengan perangkap tanya, ''apakah proses itu akan terus berlangsung ketika kehidupanmu, akumu ini, tak lagi indah?"
ahh, andai randu itu bisa bicara, tentu kapas yang tadi menyentuh pipiku akan kukirimkan padamu, untuk menjelaskan bahwa bukan keindahan dan kecantikanmu itu yang memenjaraku. keindahan dan kecantikan sayang, tidak pernah menghamba pada sesuatu, atau melekati sesuatu dengan sempurna. keindahan yang menghamba pada benda tak akan baqa. dia terjerat waktu, terpenjara mata.
keindahan adalah sesaat yang abadi, momen yang terlahir terus dalam proses diri. keindahan melampaui waktu, ketika kejap estetis itu disimpan di batang khayal, sebagai memori yang dapat diputar-ulang. dan kelak, jejak indah itulah yang akan bekerja sebagai energi untuk mengulang-abadi.
jadi sayang, kelak kau dan aku akan menua, renta, dan berkeriput. tapi kau tetap akan indah, karena seluruh tubuh kita adalah jejak cinta yang akan memutar abadi semesta.
aku mencintai sayang, karena bagiku kamu adalah keindahan yang telah dijanjikan tuhan di masa silamku, ketika tertidur di rahim ibu.
aku mencintaimu karena kau adalah kado dari tuhan, cara dan takdirku untuk menjalani kehidupan. aku mencintaimu, seperti maret yang telah memuliakan kehidupan ayahmu, dengan kelahiranmu...
***tags: #surat cinta #kata baik #surat #narasi #cinta
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Harga Cabai Rawit di Pemalang Makin Pedas, Tembus Rp80.000 per Kilo
24 Maret 2023

Pemkab Jepara Taati Larangan Buka Puasa di Kalangan Pejabat dan ASN
24 Maret 2023

PSSI Rilis Lagu Resmi Piala Dunia U-20, Ini Judul Lagu, Pencipta, dan Penyanyinya
24 Maret 2023

Walikota Semarang Perintahkan Satpol PP Cegah Pembagian Takjil di Jalan Raya
24 Maret 2023

Nikahan Saudara Kembar Tiga di Demak, Mirip Karnaval
24 Maret 2023

Viral Detik-detik Wanita Melahirkan di KRL Commuter Line Stasiun Duri
24 Maret 2023

Warga Perlu Tahu! Walikota Semarang Sediakan Empat Titik Berbagi Takjil Buka Puasa
24 Maret 2023

Di-bully Habis-habisan oleh Warganet, Lina Mukherjee: Makan Babi Juga Duit Aku
24 Maret 2023