Angan dan harap di percakapan maya

Angan dan harap di percakapan maya

Sepenggal Angan Pedih

Oleh Elbara Lazuardi

telah lama engkau menjadi vokal, dan aku menjadi konsonannya. di dalam bahasa, di sumuk kata, kita bermakna dan bercinta.

Jumat, 17 Maret 2023 | 11:29 WIB - Surat
Penulis: @elbaralazuardi . Editor: Kuaka

Lang, maafkan jika rasa maya kita tak dapat kubenihkan ketika telah berada di rumah. aku terpenjara dalam rasa yang lain, rasa nyata yang --meski kuakui tak seindah rasa maya bersamamu-- harus kuterima sebagai ''kebenaran''.

Nja, tentu saja aku tak akan mengganggu kamu di rumah: rumpun kesenangan yang diciptakan kenyataan hanya untukmu. cukuplah, kita menjalinnya di sesela waktu luang yang tumbuh di sekitar rutinitasmu. lagi pula, mungkin, bagimu rasa maya itu hanya hal bisa, pelipur lara kala lelah mendera, jeda di antara penjara waktu. dan karena itu, jika hanya untuk memperturutkan rasa maya itu membuatmu harus mengorbankan banyak hal, aku pasti merasa berdosa.

anggap saja ini jalinan permainan, ''pilinan emosi'', yang kita semai-tumbuhkan dalam kesenangan, di antara gegas-gesa.

BERITA TERKAIT:
Megawati Kirimkan Surat Sahabat Pengadilan kepada MK, Begini Isinya
Praktisi Grafologi Ini Baca Tulisan Tangan Mahasiswi UNNES Korban Bunuh Diri: Sedang Berada di Fase Depresi
Mahasiswi PTS di Semarang Ditemukan Tewas di Kamar Kos Bulusan Selatan
Elon Musk Surati Mark Zuckerberg Usai Threads Dirilis, Ini Isinya
Perempuan yang Ditemukan Meninggal di Gerbang SD Kutoharjo Kendal Tinggalkan Surat, Begini Isinya 

hanya semacam hasrat untuk membangkit naluri infantil kita, mengatakan apa pun yang kita mau, seperti saat dosa pertama belum tercipta.

Nja, aku hanya bermaksud kita membuat ruang, dan menggambari sketsa-sketsa rasa di situ.

ruang itu tampa kepemilikan, bukan punyaku, atau hakmu, dan tak ada tabu. nanti, kuimpikan, kita dapat menuliskan, merasakan, apa pun, bahkan sesuatu yang semula tidak kita pikirkan, sebuah khayalan, yang di dalam mimpi pun mungkin ingin kita hindari.

lalu, akan kita namakan apa rasa maya itu, Lang?

Nja, Senjaku, marilah ikutkan ke mana rasa membawa. tak usah memikirkan makna: akan ke mana. atau estetika: indah dan cela. kita hanya mencipta sesuatu yang digetarkan hati kita.

ini bukan ikatan, karena jangankan dirimu, aku bahkan tak merasa mampu mengikat senyummu.

aku tak ingin menjadi ''kenyataanmu'' yang kau katakan telah menjadi penjara.

 

aku, meski maya, ingin menjadi keleluasaanmu, udara bersih, hijau kasih, yang membuatmu selalu tersenyum.

di ruang maya ini, ketika kita cukup bahagia berbagi kata dan foto yang menjadi penggalan cerita, pendarkan saja semuanya. mungkin akan menjadi prasasti, yang kelak jika kita kenang, kita mungkin menertawakannya atau menangisinya.

mari Senja, bebaskan saja dirimu. gembira. beria. berlupa. dan jangan takut dosa. bukankah kesempurnaan telah lama tidak lagi menjadi milik kita?

Lang, bagaimana jika rasa maya ini kuinginkan menjadi nyata?

bergeraklah. aku menunggu. karena keterikatan nyata itu berada padamu.

karena kebebasan itu adalah napasku.

berlarilah ke arahku, dan yakinlah, aku akan menangkapmu.

karena seperti kau tahu, rasa yang kita ciptakan dalam abjad ini, telah menjadi nyawa kita.

telah lama engkau menjadi vokal, dan aku menjadi konsonannya. di dalam bahasa, di sumuk kata, kita bermakna dan bercinta.

tidakkah itu terasa nyata, bagimu?

........

Nja, Senja, kenapa diam?

***

tags: #surat #surat cinta #kata baik #narasi #kisah cinta

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI