Kisah Cinta Gusti Nurul Pilih Nikah dengan Perwira Biasa usai Tolak Sejumlah Tokoh Besar RI

Diketahui Jarso kerap berkunjung ke Pura Mangkunegaran.

Kamis, 12 Oktober 2023 | 09:27 WIB - Kisah
Penulis: - . Editor: Fauzi

Gusti Nurul dengan nama lengkap Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngarasati Kusumawardhani adalah Putri Mangkunegaran Solo. Putri dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VII dengan permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Timoer. 

Gusti Nurul merupakan putri yang memiliki paras cantik dan pandai menari serta berkuda, sehingga membuatnya menjadi primadona pada jamannya. Tidak heran banyak lelaki termasuk nama-nama besar pemimpin negeri ini yang jatuh hati padanya.

BERITA TERKAIT:
Kisah Cinta Gusti Nurul Pilih Nikah dengan Perwira Biasa usai Tolak Sejumlah Tokoh Besar RI
Sosok Gusti Nurul, Putri Keraton yang Tolak Cinta Sejumlah Petinggi RI Termasuk Soekarno

Namun, dirinya menolak cinta dari para tokoh besar negara itu seperti Presiden Soekarno, Perdana Menteri Sutan Syahrir, Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan Panglima Tentara GPH Djatikusumo.

Meski Gusti Nurul dibesarkan dalam lingkungan keraton yang kental akan tradisi selir, dirinya memiliki prinsip kuat dan tegas yakni tidak mau dipoligami. Inilah alasan dirinya menolak cinta para tokoh negara itu.

Gusti Nurul juga berprinsip bahwa Perempuan tidak hanya berada di dapur. Perempuan juga bisa aktif berkegiatan dan bersosialisasi dengan dunia luar. Maka dari itu, dirinya belajar berkuda dan bergaul dengan anak-anak Belanda.

Pada akhirnya Gusti Nurul memilih menikah dengan RM Soerjo Soejarso, seorang militer berpangkat letnan kolonel. Gusti Nurul rela meninggalkan semua hal yang berhubungan dengan istana dan mengikuti suaminya bertugas di Jakarta.

Kisah pacaran mereka dituliskan dalam buku ‘Mengejar Kebahagiaan’ yang ditulis Ully Hermono. Gusti Nurul menyebut dirinya cinta luar biasa kepada suaminya itu. Perasaannya tak menentu saat pertama kali bertemu dengan Soejarso.

“Aku merasa ada getar-getar lain di hati, entah mengapa ketika itu hatiku dag-dig-dug tidak karuan.”

 

Diketahui Jarso kerap berkunjung ke Pura Mangkunegaran. Tempat mereka pacaran pun sudah disiapkan di lingkungan Pura Mangkunegaran yakni ruang Prangwedhanan.

Meski harus berjalan kaki jauh dari ruang tinggalnya, Gusti Nurul tetap senang jika bertemu Jarso. “Aku cukup berjalan jauh dari tempatku, tapi dengan senang hati aku lakukan karena akan bertemu Mas Jarso,” ucapnya.

Pertemuan mereka itu tetap dipantau oleh kerabat Nurul. Biasanya adik ayah Nurul, Suryosumo, yang selalu mengawasi dua sejoli itu.

Menariknya, banyak pantangan yang harus dilalui Soejarso salah satunya adalah tidak boleh disuguhi nasi. Menurut kepercayaan Keraton Jawa, jika disuguhi nasi hubungannya akan putus dan batal menjadi suami-istri.

“Aku berusaha untuk menyajikan hidangan lain, bukan nasi. Maka Mas Jarso menikmati makaroni khas buatan Pura,” ucap Nurul.

Akhirnya Gusti Nurul dan RM Soejarso menikah pada Rabu, 24 Maret 1954. Setelah menikah, Gusti Nurul mengaku beruntung mendapat suami Mas Jarso. Dirinya merasa nyaman dengan lingkungan barunya dan mulai menikmati hidup sebagai rakyat biasa.

Dirinya juga aktif mengikuti organisasi istri tentara. Gusti Nurul sangat menikmati kegiatannya ini lantaran dirinya diperlakukan sama dengan istri prajurit lain. 

“Tidak ada yang memanggil Gusti, yang ada hanya ibu, jeng, atau mbakyu,” ujarnya.

Gusti Nurul menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 10 November 2015 di Rumah Sakit Borromeus, Bandung di usianya 94 tahun. Gusti Nurul meninggalkan 7 anak, 14 cucu, dan 1 cicit dari pernikahannya dengan Soerjo Soejarso.

Berita ini ditulis oleh wartawan magang: Maulida Najma Safitri

***

tags: #gusti nurul #pura mangkunegaran #kanjeng gusti pangeran adipati arya #soekarno

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI