Mengulik Sejarah Tragedi Pesawat Dakota VT-CLA, Refleksi Perjuangan TNI AU

Tanggal 29 Juli diperingati sebagai Hari Bhakti Angkatan Udara untuk mengenang peristiwa tersebut.

Rabu, 06 Desember 2023 | 19:12 WIB - Kisah
Penulis: - . Editor: Fauzi

Dunia penerbangan di Indonesia terkenal dengan nama-nama ikonik seperti Bandara Adi Soemarmo di Surakarta, Bandara Adisoetjipto di Yogyakarta, dan Bandara Abdulrachman Saleh di Malang. Penamaan bandara tersebut bukanlah tanpa alasan.

Nama-nama tersebut diabadikan sebagai bentuk penghormatan para pelopor TNI AU yang gugur dalam sebuah tragedi serangan udara Pesawat Dakota VT-CLA. tragedi tersebut merupakan peristiwa bersejarah bagi matra Angkatan Udara.

BERITA TERKAIT:
Atap Kelab Malam Ambruk di Republik Dominika, 66 Orang Tewas
Tim Gabungan Evakuasi Jemaah Sholat Ied yang Tertimpa Batang Pohon Tumbang ke Rumah Sakit
Tahukah Kamu? Dua Desa Ini Lenyap karena Sampah, Ratusan Nyawa Melayang 
Mengulik Sejarah Tragedi Pesawat Dakota VT-CLA, Refleksi Perjuangan TNI AU
Empat Perwira Gugur dalam Tragedi Jatuhnya Pesawat di Pasuruan Dapat Pangkat Anumerta 

Kala itu, Indonesia masih berjuang dalam mempertahankan kemerdekaannya. Perjuangan Indonesia ini pun mendapatkan simpati negara lain. Salah satunya ialah dari Palang Merah Malaya yang memberikan bantuan berupa 2 ton obat-obatan.

Bantuan ini diangkut dengan Pesawat Dakota VT-CLA yang lepas landas dari Singapura pada 29 Juli 1947 pukul 13.00 WIB menuju Pangkalan Udara Maguwo (sekarang Bandara Udara Internasional Adisutjipto) di Yogyakarta.

Pesawat Dakota VT-CLA itu dikemudikan oleh Alexander Noel Constantine, kapten pilot asal Australia dan Roy L.C. Hazlehurst, co-pilot asal Inggris.

Delegasi yang ikut dalam misi kemanusiaan tersebut berjumlah 7 orang termasuk pendiri TNI AU yakni Kapten Udara Adisumarmo Wiryokusumo sebagai juru radio, Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh.

 

Empat orang lainnya ialah Bhida RAM berkebangsaan India sebagai juru Teknis udara, Ny. A.N. Constantine, Abdul Gani Handonocokro dan Zainul Arifin sebagai Atase Perdagangan RI di Singapura.

Pada 29 Juli 1947 pukul 17.45 WIB Pesawat VT-CLA terbang rendah mengitari lapangan terbang Maguwo untuk mencari posisi pendaratan. Tiba-tiba muncul 2 pesawat Kitty Hawk milik pasukan Belanda yang melakukan serangan udara membabi buta pada Pesawat Dakota.

Akibat serangan itu, pesawat meledak dan jatuh di Dusun Ngoto, Desa Sewon, Bantul, Yogyakarta. Semua penumpang gugur dalam tragedi itu, kecuali satu yang selamat yakni Abdul Gani Handonocokro.

Kini di lokasi jatuhnya Pesawat Dakota VT-CLA berdiri Monumen Perjuangan TNI Angkatan Udara. Ada pula replika separuh badan hingga ekor Pesawat Dakota VT-CLA yang jadi koleksi di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Untuk menghormati jasa dan perjuangan para korban tragedi serangan udara tersebut, sejak 17 Agustus 1952 diabadikanlah nama-nama para pelopor TNI AU menjadi nama Pangkalan Angkatan Udara di beberapa tempat.

Tanggal 29 Juli pun diperingati sebagai Hari Bhakti Angkatan Udara untuk mengenang peristiwa tersebut.

Berita ini ditulis oleh wartawan magang: Maulida Najma Safitri

***

tags: #tragedi #sejarah #pesawat dakota vt-cla

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI