Misteri Hilangnya Jenazah Marshma TNI Iswahyudi di Tanjung Hantu Malaysia, Belum Ketemu Sampai Sekarang

Meskipun, dihadapkan terjalnya ombak Samudra Pasifik tidak membuat nyalinya ciut, akhirnya ia berhasil kembali ke Indonesia dengan selamat.

Rabu, 06 Desember 2023 | 15:55 WIB - Kisah
Penulis: - . Editor: Muyassaroh

BANYAK sekali pahlawan Indonesia yang gugur di medan peperangan. Bahkan tak jarang jasadnya hilang dan tidak berhasil ditemukan hingga saat ini, salah satunya Marsekal Pertama (Marsma) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Raden Iswahyudi

Ia adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang mempunyai jasa besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sekaligus perintis berdirinya Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).

BERITA TERKAIT:
Misteri Hilangnya Jenazah Marshma TNI Iswahyudi di Tanjung Hantu Malaysia, Belum Ketemu Sampai Sekarang

Marshma TNI Raden Iswahyudi merupakan pahlawan kelahiran Surabaya, 15 Juli 1918 dari pasangan Raden Wirjomiharjo dan Issumirah. Sebelum terjun ke dunia penerbangan, Iswahyudi sempat menjadi mahasiswa kedokteran di Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) Surabaya, namun berhenti pada tahun 1941 karena perang merembet ke Kawasan Asia Pasifik.

Kemudian, Iswahyudi masuk Vrijwilligers Vliegers Corps (VVC) atau Korps Penerbangan  sukarela di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Luar biasanya, ketika lulus ia menerima Klein Militair Brevetm atau Lisensi Pilot Junior dengan predikat terbaik.

Saat Jepang hampir memasuki Indonesia, Iswahyudi mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan lanjutan di Australia namun tidak berlangsung lama. 

Kondisi di Australia yang membuatnya tidak betah dan motivasinya ingin memperjuangkan tanah air dari penjajahan, membuatnya pulang ke Indonesia dengan hanya menggunakan perahu karet.

Meskipun, dihadapkan terjalnya ombak Samudra Pasifik tidak membuat nyalinya ciut, akhirnya ia berhasil kembali ke Indonesia dengan selamat.

Selanjutnya, Iswahyudi bergabung bersama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian berubah nama menjadi TNI. Ia bergabung bersama kesatuan Tentara Keamanan Rakyat Jawatan Penerbangan yang bermarkasi di Yogyakarta.

 

Dikutip dari buku “Awal Kedirgantaraan di Indonesia: Perjuangan AURI 1945-1950”, yang ditulis oleh Soewito, Hadi H. N., Suyono, Nana Nurliana, Suhartono, dan Soedarini (2008) dijelaskan bahwa di bawah instruksi Komodor Udara (setara Brigadir Jendral), Iswahyudi mempu terbang sendiri hanya dalam waktu tiga minggu.

Pada tahun 1947, Iswahyudi bersama Imam Suwongso (Pensiun Marsekal Muda TNI), dipercaya sebagai instruktur terbang TKR Jawatan Udara. Selain itu, ia pernah ikut dalam negosiasi pengembalian tanah perang bersama sekutu bersama Suryadarma dan Mayjen Sudibyo.

Sekitar bulan Desember di tahun yang sama, Iswayudi bersama Komodor Udara, Halim Perdanakusuma mendapat mandat untuk terbang ke Bangkok, Thailand untuk melaksanakan misi berupa membangun hubungan dengan pemerintah dan menjalin kesepakatan dengan pedagang senjata di Singapura.

Maut tidak dapat dihindarkan, saat perjalanan pulang ke Indonesia, pada tanggal 14 Desember 1947, Iswahyudi dan Halim Perdanakusuma yang menumpangi pesawat Avro Ansori RI-003 jatuh di Tanjung Hantu, Perak, Malaysia.

Banyak yang berpendapat bahwa peswat yang ditumpangi mereka jatuh karena kerusakan struktural. Namun, pendapat lain menyatakan bahwa pesawat jatuh karena ditembak pesawat Belanda.

Dalam insiden tersebut, mereka berdua dinyatakan meninggal. Setelah dilakukan pencarian dan evakuasi, hanya jenazah Halim yang berhasil ditemukan, sedangkan jenazah Iswahyudi yang wafat di usia muda (29) hingga saat ini tidak pernah ditemukan.

Berkat jasa-jasa untuk Republik Indonesia, Iswahyudi mendapkan kenaikan pangkat menjadi Komodor Udara atau Marsekai Pertama TNI untuk mengenang dan menghargai kepahlawanannya. 

Pada tahun 1975, Pemerintah Indonesia menjadikan nama Ismahyudi sebagai Lapangan Terbang di Madiun, Jawa Timur.

Lalu beberapa tahun kemudian, pada bulan Juli 2020, nama Marsma TNI (Anumerta) Iswahyudi diabadikan menjadi nama jalan raya sepanjang 8,6 kilometer yang menghubungkan Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) ke-22, Marsekal TNI Yuyu Sutisna.

*Ditulis oleh wartawan magang KUASAKATACOM: Rahardian Haikal Rakhman

***

tags: #iswahyudi #tni au #pahlawan nasional #jenazah #malaysia

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI