Rahmat Shigeru Ono, Mantan Tentara Jepang yang Memilih Berjuang untuk Indonesia

Rahmat Shigeru Ono memilih pensiun dari dunia militer dan beralih profesi sebagai petani.

Kamis, 18 Juli 2024 | 09:54 WIB - Kisah
Penulis: - . Editor: Fauzi

Bangsa Jepang pernah menjajah bangsa Indonesia dari tahun 1942 sampai 1945. Meskipun sebentar, tidak seperti Belanda yang hampir 350 tahun lamanya, mereka telah meninggalkan jejak berdarah dan penderitaan panjang bagi bangsa Indonesia. Namun, menjelang akhir perang dunia ke II, Jepang terpaksa harus menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Selain itu, peristiwa penjatuhan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki telah menghancurkan mental dan psikologis mereka. 

Setelah menyerah, diperkirakan sekitar 1.000 militer Jepang yang masih berada di Indonesia. Bahkan, ada pula yang memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) sampai akhir hayatnya. banyak tentara Jepang yang memilih untuk tinggal dan menetap di Indonesia. Motivasinya bermacam-macam, mulai dari yang takut diadili sebagai penjahat perang, harakiri (bunuh diri sebagai satria), hingga terinspirasi dengan pergerakan nasional Indonesia. Salah satunya Rahmat Shigeru Ono. Rahmat Shigeru Ono merupakan salah satu tentara Jepang yang tetap tinggal di Indonesia pasca kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II terhadap sekutu. Ono yang waktu itu masih berusia 20 tahun ikut terjun menjadi tentara yang dikirim oleh kekaisaran Jepang untuk pergi ke Indonesia.

BERITA TERKAIT:
Rahmat Shigeru Ono, Mantan Tentara Jepang yang Memilih Berjuang untuk Indonesia

Berdasarkan biografi sejarah, Rahmat Shigeru Ono lahir pada tanggal 26 September 1919 di Furano, Hokkaido. Ayahnya bernama Seiroku Ono. Ia masuk sekolah saat berusia 6 tahun. Ketika masuk sekolah pertama kali, ia diantar langsung oleh ibunya dengan berjalan kaki sejauh 4 km. Pada tahun 1939, Ono diterima menjadiprajurit Jepang. Lalu pada tahun 1942, Ono beserta pasukannya diberangkatkan ke Jawa dengan kapal laut melalui Saigon, Vietnam. Ono masuk dalam batalyon 153 yang bermarkas di Purwokerto, walaupun ia sendiri bertugas di Cilacap. Pada masa awal, tidak ada kegiatan besar yang dilakukan tentara Jepang, tapi ada di antara mereka yang suka minum dan bermain perempuan, sedangkan Ono mengisi waktunya dengan bekerja dan belajar apa saja. Namun, pada masa awal tersebut untuk memenuhi kebutuhan tentara Jepang maka dibentuklah Heiho yang bertugas tidak hanya di Indonesia tetapi juga ke negara Asia lainnya. Selain itu juga dibentuk pasukan sukarela Pembela Tanah Air (PETA) atas gagasan Gatot Mangkupraja.

 

Diketahui, tanggal 5 Agustus 1945 merupakan hari terburuk Shigeru Ono beserta pasukan Jepang lainnya sebab Kaisar Hirohito mengumumkan kekalahannya di perang Asia Timur Raya kepada sekutu. Pada hari itu pula, Ono memiliki niat untuk melakukan Harakiri, namun niat itu diurungkannya karena niatnya sebagai tentara berubah untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan bangs Barat belum usai. Setelah meninggalkan kesatuan militer Jepang, Ono memutuskan bergabung dengan pasukan pejuang Indonesia. Pada awal tahun 1946, Ono yang mendapatkan tugas dari markas besar tentara Indonesia ke Yogyakarta untuk menyusun buku "Khusus Taktik Gerilya" yang dirangkum dari sejumlah buku taktik militer Jepang. Selama melawan Belanda, Ono beberapa kali terlibat dalam medan pertempuran bersama pasukan Indonesia. Salah satunya, ia terlibat dalam pengintaian dan penyerbuan markas KNIL di Mojokerto pada tanggal 17 Juni 1947. 

Selama aktif terlibat dalam perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Shigeru Ono dikenal ahli dalam strategi taktik gerilya dan merakit senjata. Namun, sebuah kecelakaan fatal akibat senjata rakitan menimpa dirinya pada tanggal 26 September 1948 saat membuat Teki Danto (Peluncur Granat). 

Pada tahun 1950, setelah pengakuan Belanda atas kemerdekaan Indonesia. Rahmat Shigeru Ono memilih pensiun dari dunia militer dan beralih profesi sebagai petani. Ono yang waktu itu menginjak usia 31 tahun kemudian menikah dengan perempuan asal Batu, Malang bernama Darkasih. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai enam orang anak. Setelah mengarungi hidup yang panjang di Indonesia, pada tanggal 25 Agustus 2014 meninggal dunia akibat penyakit tifus dan pembekakan pmbuluh darah yang lama dideritanya. Atas jasanya ikut terlibat dalam kemerdekaan Indonesia, Rahmat Shigeru Ono ditetapkan sebagai pahlawan nasional republik Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Batu, Malang, Jawa Timur.

*Ditulis oleh wartawan magang Rahardian Haikal Rakhman

***

tags: #rahmat shigeru ono #tentara #jepang #indonesia

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI