Mengulas Secara Mendalam Terbentuknya Nama Sragen
Terbentuknya Nama Sragen dari Perjuangan Pangeran Mangkubumi
Minggu, 13 Oktober 2024 | 10:04 WIB - Kisah
Penulis:
. Editor: Fauzi
Sragen merupakan sebuah daerah yang kini dikenal sebagai salah satu wilayah strategis di Jawa Tengah. Kabupaten ini memiliki sejarah yang kaya dan menarik untuk diulas secara mendalam. Nama Sragen sendiri diambil dari peristiwa penting yang melibatkan Pangeran Mangkubumi, adik dari Sunan Pakubuwono II, yang berjuang melawan penjajahan Belanda pada abad ke-18.
Sragen pertama kali dibentuk oleh Pangeran Mangkubumi, yang berjuang melawan Belanda selama perang Mangkubumen (1746-1757). Ketidakpuasan Pangeran Mangkubumi terhadap Belanda semakin memuncak setelah mereka mengganggu pemerintahan Kerajaan Mataram Islam.
BERITA TERKAIT:
Pemkab Sragen Transformasikan Komunikasi Publik lewat Teknologi
Pemkab Sragen tekan Inflasi dengan Gerakan Pangan Murah
Bupati Sragen Tegaskan Kehadiran CPNS dan PPPK Baru Harus Bawa Perubahan Nyata
Gelar Halal Bihlala, Bupati Sragen Minta ASN Kembali Jadi Pelayan Masyarakat
Sebanyak 391 Paket Sembako Disalurkan untuk Warga Terdampak TPA Tanggan
Meskipun Sunan Pakubuwono II tidak dapat memberikan bantuan militer, ia memberikan tombak pusaka Kanjeng Kyai Pleret dan sedikit uang untuk mendukung perjuangan adiknya.
Perjalanan Pangeran Mangkubumi dan pasukannya melewati berbagai desa, termasuk Cemara, Tingkir, dan Karangsari, Ngerang, Butuh, dan Guyang.
Kemudian Pangeran Mangkubumi melanjutkan perjalanan ke Desa Pandak, Karangnongko, Sukowati. Setelah itu Pangeran Mangkubumi mendirikan pemerintahan Projo Sukowati di Desa Pandak. Ia kemudian mengubah namanya menjadi Pangeran Sukowati dan mengangkat pejabat pemerintahan.
Namun, tentara Kompeni mengetahui letak wilayahnya, akhirnya membuatnya Pangeran Sukowati memindahkan pusat pemerintahan ke Desa Gebang.
Di bawah kepemimpinannya, wilayah kekuasaan Pangeran Sukowati terus meluas, melibatkan dukungan dari Raden Mas Said dan Kanjeng Raden Tumenggung Martopuro. Dengan tekad yang kuat, mereka melanjutkan perlawanan terhadap Kompeni Belanda, meski pusat pemerintahan mereka di Desa Gebang akhirnya terdeteksi oleh Belanda.
Untuk menghindari serangan, Pangeran Sukowati memindahkan pusat pemerintahan ke desa Jekawal. Dalam perjalanan, mereka singgah di padepokan Kyai Srenggi, yang menyuguhkan Legen dan polowijo kepada Pangeran Sukowati. Kesan positif yang didapat dari makanan tersebut membuat Pangeran Sukowati memberi nama daerah tersebut "Sragen," berasal dari gabungan kata “Pasarah Legen.”
Dengan demikian, nama Sragen tidak hanya sekadar sebuah sebutan, tetapi juga menyimpan cerita dan makna perjuangan yang dalam. Sejarah ini menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Sragen, yang hingga kini tetap berbangga dengan warisan leluhur yang berani melawan penjajahan
Ditulis oleh wartawan magang Kuasakata Prima Fauzani Riawan
***tags: #pemkab sragen #pangeran mangkubumi
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Napoli Resmi Datangkan Pemain Asal Belanda Noa Lang dari PSV Eindhoven
19 Juli 2025

Setelah Indonesia, Giliran Malaysia Bantai Brunei Darussalam 7-1
19 Juli 2025

Pemain Timnas Indonesia Ivar Jenner Masuk Tim Utama FC Utrecht
19 Juli 2025

Ibu dan Anak Nekat Jadi Kurir Narkoba, Kini Terancam 20 Tahun Penjara
19 Juli 2025

Indonesia vs Filipina: Garuda Muda Menang Tipis 1-0
19 Juli 2025

Jarah Warung Kelontong, Dua Pelaku Tawuran Ini Dibekuk Polisi
19 Juli 2025

Praktik Harmoni Indonesia Layak Ditunjukkan ke Dunia
19 Juli 2025

Bank Jateng-Pemkot Magelang Percepat Penyaluran 20.000 KPR FLPP untuk MBR
19 Juli 2025

Bupati Sragen Resmikan Bangsal Baru dan Layanan HD RSUD Gemolong
19 Juli 2025

Diresmikan Kapolri, 28 SPPG Diharapkan Penuhi 96.000 Penerima Manfaat
18 Juli 2025

Menag dan Gubernur Sultra Bahas Rencana Pendirian Asrama Haji
18 Juli 2025