Mengenang Sejarah Sumpah Pemuda, Tonggak Persatuan Bangsa Indonesia

Ketidaksepakatan mengenai penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan mengakibatkan Kongres Pemuda I tidak membuahkan hasil.

Selasa, 29 Oktober 2024 | 10:40 WIB - Kisah
Penulis: - . Editor: Fauzi

Tanggal 28 Oktober adalah momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, di mana pemuda-pemudi dari berbagai daerah berkumpul untuk menyatakan ikrar Sumpah Pemuda, yang menjadi simbol persatuan dan kebangsaan.

Proses pembuatan Ikrar Sumpah Pemuda melalui Kerapatan Besar Pemuda, atau Kongres Pemuda, adalah langkah penting dalam memperkuat rasa persatuan dan identitas bangsa yang mulai tumbuh di kalangan generasi muda. 

BERITA TERKAIT:
BJB-Jurnalis FC Peringati Sumpah Pemuda dengan Main Sepakbola
Mengenang Sejarah Sumpah Pemuda, Tonggak Persatuan Bangsa Indonesia
Pimpin Upacara Hari Sumpah Pemuda, Menag Minta Jajaran Support Kreativitas dan Inovasi Anak Muda
Pemkab Cilacap Gelar Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
Peringati Sumpah Pemuda, Mbak Ita Luncurkan Buku Resep Ajaib Koki Cilik

Pada Kongres Pemuda I, yang berlangsung pada 30 April hingga 2 Mei 1926 di Gedung Vrijmetselaarsloge Jakarta, belum muncul ikrar tersebut. Tujuannya saat itu adalah untuk menyamakan persepsi di antara berbagai organisasi pemuda di Indonesia. 

Namun, ketidaksepakatan mengenai penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan mengakibatkan Kongres Pemuda I tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
Dari rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa Kongres Pemuda II akan dilaksanakan pada 27 hingga 28 Oktober 1928 dengan susunan panitia sebagai berikut:
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifoeddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : R.C.L. Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johannes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V : Mohamad Rocjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Kongres Pemuda II, yang dilaksanakan pada 27 hingga 28 Oktober 1928, menjadi titik balik penting bagi gerakan pemuda. Diprakarsai oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda, kongres ini bertujuan untuk mengukuhkan rasa persatuan di antara pemuda Indonesia. Berbagai organisasi seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, dan lainnya berpartisipasi dalam pertemuan ini.

 

Kongres Pemuda II dilaksanakan dalam tiga sesi di lokasi yang berbeda. 
Rapat pertama di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond pada malam 27 Oktober diwarnai dengan sambutan Ketua Kongres, Soegondo Djojopuspito. Ia menggarisbawahi harapannya agar kongres ini mampu memperkuat semangat persatuan. Dalam sesi ini, Mohammad Yamin mempresentasikan lima faktor yang dapat memperkuat persatuan, yaitu sejarah, bahasa, hukum, adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua berlangsung pada pagi hari 28 Oktober di Gedung Oost-Java Bioscoop, dengan pembicaraan mengenai pendidikan yang harus diberikan secara demokratis. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro menekankan pentingnya keseimbangan pendidikan di sekolah dan rumah sebagai pondasi bagi generasi mendatang.

Rapat ketiga di Gedung Indonesische Clubgebouw pada sore hari 28 Oktober menekankan pentingnya nasionalisme dan pergerakan kepanduan. Soenario menjelaskan bahwa kedisiplinan dan kemandirian adalah dua hal yang sangat diperlukan dalam perjuangan. Dalam sesi ini, rumusan hasil kongres yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda diumumkan, menandai komitmen bersama untuk berjuang demi tanah air.

Sebagai penutup, lagu "Indonesia Raya" yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman diperdengarkan dengan penuh khidmat, menguatkan tekad para peserta untuk bersatu. Dengan dibacakannya keputusan yang dirumuskan oleh Mohammad Yamin, Kongres Pemuda II resmi ditutup. 

Peristiwa ini tidak hanya menjadi simbol persatuan, tetapi juga menginspirasi generasi mendatang untuk terus menjaga semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Sumpah Pemuda menjadi salah satu pilar penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.

Ditulis oleh wartawan magang Kuasakata Prima Fauzani

***

tags: #sumpah pemuda #sejarah

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI