Asal-usul dan Sejarah Perayaan Imlek Berdasarkan Kalender Lunar Tionghoa
Setiap tahun lunar diwakili oleh salah satu dari 12 hewan dalam zodiak China.
Rabu, 13 November 2024 | 14:53 WIB - Kisah
Penulis:
. Editor: Fauzi
Imlek, atau Tahun Baru Cina, adalah perayaan yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, berdasarkan sistem penanggalan lunar atau kalender bulan. Perayaan ini tidak hanya sekadar momen untuk menyambut tahun baru, tetapi juga memiliki akar sejarah yang mendalam dan kaya akan legenda serta simbolisme.
Perayaan ini dimulai dengan gerhana bulan pertama dalam kalender lunar dan berakhir pada gerhana bulan purnama pertama dalam kalender lunar, 15 hari setelahnya.
BERITA TERKAIT:
Polri Amankan Kapal Asing di Perairan Indonesia, Tujuh Imigran Ilegal asal China dan Tiga ABK Diamankan
Kalah dari China, Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Juara Suhandinata
Kunjungi Zhejiang, Jurnalis dan Akademisi ASEAN Rasakan Langsung Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Lewat AI
Raksasa Asia Ini Perkuat Kerja Sama AI dengan Indonesia Lewat Pameran China-ASEAN ke-22
Turnamen RoboCup Asia-Pasifik 2025 Jadi Sorotan di Pameran Industri Pintar Dunia
Perayaan Imlek sangat identik dengan berbagai tradisi, seperti memberi angpao, makan makanan khas, serta berbagai ritual yang bertujuan untuk mendatangkan keberuntungan dan kesejahteraan. Namun, asal-usul perayaan Imlek ternyata sangat erat kaitannya dengan sistem penanggalan dan astronomi yang telah berkembang sejak ribuan tahun yang lalu.
Festival Tahun Baru Imlek berasal dari tradisi yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan diperkaya dengan legenda-legenda yang mengisahkan makhluk mitologis dan kebiasaan masyarakat Tionghoa. Salah satu legenda yang terkenal adalah tentang Nian, sebuah makhluk mengerikan yang diyakini memangsa daging manusia pada hari Tahun Baru.
Masyarakat setempat, untuk mengusir Nian, menggunakan berbagai cara yang kini menjadi bagian dari tradisi Imlek, seperti menempelkan dekorasi kertas merah pada pintu, menyalakan lampion sepanjang malam, dan meledakkan kembang api. Kepercayaan bahwa Nian takut terhadap warna merah, suara keras, dan api menjadi dasar banyak tradisi yang ada hingga sekarang.
Kalender Tionghoa sendiri memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak zaman Dinasti Xiang (1600-1046 SM). Pada masa dinasti ini, Kalender Tionghoa berbasis matahari dan dibagi menjadi empat elemen yang mewakili empat musim, dengan setiap musim terdiri dari 30 hari, menjadikan setahun terdiri dari 360 hari.
Selama Dinasti Zhou Barat (1046-771 SM), kalender ini diubah mengikuti peredaran bulan di sekitar bumi. Satu tahun pada masa ini terdiri dari sekitar 256,25 hari, dengan setiap bulan rata-rata terdiri dari 29,5 hari.
Pada era Dinasti Zhou Timur (771-256 SM), sistem penanggalan yang digunakan semakin disempurnakan dengan mengadopsi kalender lunisolar, yang menggabungkan peredaran bulan dan matahari. Kalender ini menetapkan awal tahun baru dimulai pada fase bulan baru, yang bertepatan dengan awal musim semi.
Seiring berjalannya waktu, sistem penanggalan Kalender Tionghoa terus mengalami perubahan. Pada Dinasti Qin (221 SM), penanggalan kalender Cina mengadopsi kalender Zhuanxu, yang menentukan awal tahun baru pada fase bulan baru yang dekat dengan ekuinoks musim semi, meskipun dengan penomoran bulan yang berbeda.
Sistem ini kemudian disempurnakan lagi pada Dinasti Han (104 SM) dengan menjadikan titik awal tahun baru bertepatan dengan Lichun atau awal musim semi, yang merupakan salah satu dari 24 titik kalender agrikultur Tionghoa.
Pada Dinasti Ming (1368-1644 M), Kalender Tionghoa disesuaikan lagi berdasarkan perhitungan chi (energi) antara bulan-bulan baru yang berdekatan. Kalender ini yang dikenal dengan nama Kalender Lunar atau Kalender Yin, masih digunakan hingga saat ini untuk merayakan Imlek dan berbagai festival lainnya dalam budaya Tionghoa.
Dalam tradisi Tionghoa, setiap tahun lunar diwakili oleh salah satu dari 12 hewan dalam zodiak China, yaitu tikus, kerbau, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam jantan, anjing dan babi.
Setiap hewan terikat dengan elemen berbeda – logam, kayu, air, api, dan tanah. Mereka juga memiliki satu tahun yang didedikasikan untuk hewan berbeda setiap 12 tahun sekali, dalam satu siklus.
Masyarakat Tionghoa mempercayai bahwa Shio seseorang dapat mempengaruhi nasibnya dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai 12 Shio dalam Kalender Cina memiliki peran yang sangat penting dalam budaya dan kepercayaan masyarakat Tionghoa.
Beberapa tahun Shio dengan karakteristiknya:
Imlek adalah sebuah perayaan yang sarat akan makna dan sejarah, yang tidak hanya didasarkan pada kalender lunar Tionghoa, tetapi juga diliputi oleh tradisi, legenda, dan simbolisme yang mendalam. Dari sistem penanggalan kuno yang telah mengalami berbagai perubahan sepanjang sejarah Tiongkok, hingga tradisi-tradisi seperti memberi angpao, makan makanan khas, dan pemasangan dekorasi merah, semuanya mengandung harapan untuk kedamaian, kebahagiaan, dan keberuntungan di tahun yang baru. Dengan menghormati leluhur dan menjaga hubungan harmonis dalam keluarga, perayaan Imlek menjadi simbol kesatuan budaya yang tetap lestari hingga kini.
Ditulis oleh wartawan magang Kuasakata Prima Fauzani
***tags: #china #kalender tionghoa #tahun baru cina
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Utsus Presiden Raffi Ahmad akan Ikut Meriahkan Kongres Rohis Nasional
12 November 2025
Lazismu Jateng Raih Sejumlah Penghargaan Bergengsi di Rakernas 2026 Kalsel
12 November 2025
Pemprov Jateng Ingin Tingkatkan Kunjungan Wisata Religi, ASPPI: Kami Sudah Siapkan Paketnya
12 November 2025
Polisi Sebut Ada Tujuh Bom Rakitan Dalam Peristiwa Ledakan di SMAN 72 Jakarta
12 November 2025
Lewat Program BMM–MADADA, Kemenag Salurkan Modal Usaha untuk 8.600 Mustahik
12 November 2025
Wamenag Tanggapi Viralnya Video Gus Elham Cium Anak Perempuan
12 November 2025
Kebakaran Hanguskan Puluhan Rumah di Tambora Jakbar
12 November 2025
Hujan Diprakirakan Guyur Sebagian Jakarta pada Rabu Siang hingga Malam
12 November 2025
Targetkan Masjid Inovatif di Tiap Provinsi, Kemenag Perluas Program BMM–MADADA
12 November 2025
Densus 88 Ungkap Enam Nama yang Jadi Inspirasi ABH Ledakan SMAN 72
12 November 2025
Mayoritas Kota di Indonesia Diprakirakan Hujan yang Dapat Disertai Petir Hari Ini
12 November 2025

