Asal-usul dan Sejarah Perayaan Imlek Berdasarkan Kalender Lunar Tionghoa
Setiap tahun lunar diwakili oleh salah satu dari 12 hewan dalam zodiak China.
Rabu, 13 November 2024 | 14:53 WIB - Kisah
Penulis:
. Editor: Fauzi
Imlek, atau Tahun Baru Cina, adalah perayaan yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, berdasarkan sistem penanggalan lunar atau kalender bulan. Perayaan ini tidak hanya sekadar momen untuk menyambut tahun baru, tetapi juga memiliki akar sejarah yang mendalam dan kaya akan legenda serta simbolisme.
Perayaan ini dimulai dengan gerhana bulan pertama dalam kalender lunar dan berakhir pada gerhana bulan purnama pertama dalam kalender lunar, 15 hari setelahnya.
BERITA TERKAIT:
China akan Perkuat Pendidikan AI di Sekolah Dasar dan Menengah
Asal-usul dan Sejarah Perayaan Imlek Berdasarkan Kalender Lunar Tionghoa
Pria di China Kendarai Mobil Tiba-tiba Tabrak Kerumunan, 35 Orang Tewas
Inilah Masa Depan, Kini China Pakai Papan Tulis Layar Sentuh
Meski Tampil Dominan, Indonesia Harus Akui Keunggulan China
Perayaan Imlek sangat identik dengan berbagai tradisi, seperti memberi angpao, makan makanan khas, serta berbagai ritual yang bertujuan untuk mendatangkan keberuntungan dan kesejahteraan. Namun, asal-usul perayaan Imlek ternyata sangat erat kaitannya dengan sistem penanggalan dan astronomi yang telah berkembang sejak ribuan tahun yang lalu.
Festival Tahun Baru Imlek berasal dari tradisi yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan diperkaya dengan legenda-legenda yang mengisahkan makhluk mitologis dan kebiasaan masyarakat Tionghoa. Salah satu legenda yang terkenal adalah tentang Nian, sebuah makhluk mengerikan yang diyakini memangsa daging manusia pada hari Tahun Baru.
Masyarakat setempat, untuk mengusir Nian, menggunakan berbagai cara yang kini menjadi bagian dari tradisi Imlek, seperti menempelkan dekorasi kertas merah pada pintu, menyalakan lampion sepanjang malam, dan meledakkan kembang api. Kepercayaan bahwa Nian takut terhadap warna merah, suara keras, dan api menjadi dasar banyak tradisi yang ada hingga sekarang.
Kalender Tionghoa sendiri memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak zaman Dinasti Xiang (1600-1046 SM). Pada masa dinasti ini, Kalender Tionghoa berbasis matahari dan dibagi menjadi empat elemen yang mewakili empat musim, dengan setiap musim terdiri dari 30 hari, menjadikan setahun terdiri dari 360 hari.
Selama Dinasti Zhou Barat (1046-771 SM), kalender ini diubah mengikuti peredaran bulan di sekitar bumi. Satu tahun pada masa ini terdiri dari sekitar 256,25 hari, dengan setiap bulan rata-rata terdiri dari 29,5 hari.
Pada era Dinasti Zhou Timur (771-256 SM), sistem penanggalan yang digunakan semakin disempurnakan dengan mengadopsi kalender lunisolar, yang menggabungkan peredaran bulan dan matahari. Kalender ini menetapkan awal tahun baru dimulai pada fase bulan baru, yang bertepatan dengan awal musim semi.
Seiring berjalannya waktu, sistem penanggalan Kalender Tionghoa terus mengalami perubahan. Pada Dinasti Qin (221 SM), penanggalan kalender Cina mengadopsi kalender Zhuanxu, yang menentukan awal tahun baru pada fase bulan baru yang dekat dengan ekuinoks musim semi, meskipun dengan penomoran bulan yang berbeda.
Sistem ini kemudian disempurnakan lagi pada Dinasti Han (104 SM) dengan menjadikan titik awal tahun baru bertepatan dengan Lichun atau awal musim semi, yang merupakan salah satu dari 24 titik kalender agrikultur Tionghoa.
Pada Dinasti Ming (1368-1644 M), Kalender Tionghoa disesuaikan lagi berdasarkan perhitungan chi (energi) antara bulan-bulan baru yang berdekatan. Kalender ini yang dikenal dengan nama Kalender Lunar atau Kalender Yin, masih digunakan hingga saat ini untuk merayakan Imlek dan berbagai festival lainnya dalam budaya Tionghoa.
Dalam tradisi Tionghoa, setiap tahun lunar diwakili oleh salah satu dari 12 hewan dalam zodiak China, yaitu tikus, kerbau, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam jantan, anjing dan babi.
Setiap hewan terikat dengan elemen berbeda – logam, kayu, air, api, dan tanah. Mereka juga memiliki satu tahun yang didedikasikan untuk hewan berbeda setiap 12 tahun sekali, dalam satu siklus.
Masyarakat Tionghoa mempercayai bahwa Shio seseorang dapat mempengaruhi nasibnya dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai 12 Shio dalam Kalender Cina memiliki peran yang sangat penting dalam budaya dan kepercayaan masyarakat Tionghoa.
Beberapa tahun Shio dengan karakteristiknya:
Imlek adalah sebuah perayaan yang sarat akan makna dan sejarah, yang tidak hanya didasarkan pada kalender lunar Tionghoa, tetapi juga diliputi oleh tradisi, legenda, dan simbolisme yang mendalam. Dari sistem penanggalan kuno yang telah mengalami berbagai perubahan sepanjang sejarah Tiongkok, hingga tradisi-tradisi seperti memberi angpao, makan makanan khas, dan pemasangan dekorasi merah, semuanya mengandung harapan untuk kedamaian, kebahagiaan, dan keberuntungan di tahun yang baru. Dengan menghormati leluhur dan menjaga hubungan harmonis dalam keluarga, perayaan Imlek menjadi simbol kesatuan budaya yang tetap lestari hingga kini.
Ditulis oleh wartawan magang Kuasakata Prima Fauzani
***tags: #china #kalender tionghoa #tahun baru cina
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Masih Masif Ditemukan, Gilo-Gilo Khas Semarang Sudah Ada Sejak 1950-an
08 Desember 2024
Musim Tanam Padi, Distanpangan Kabupaten Magelang Antisipasi Hama Wereng
08 Desember 2024
Okasus Tim dari Udinus Semarang Promosikan Pariwisata Pantai Tirang di CFD
08 Desember 2024
Tour De Borobudur Sajikan Rute Menantang Kawasan Bukit Menoreh
08 Desember 2024
Menteri Imigrasi Agus Andriyanto Siap Kontribusi Pembangunan Blora
08 Desember 2024
Kemenag Beri Kesempatan 55 Siswa Madrasah Berprestasi Short Course di China
08 Desember 2024
Bertemu 28 Ormas Islam, Kemenag Bahas Kolaborasi Jaga Keberagaman
08 Desember 2024
Polisi Tangkap Dua Wanita Penjual Obat Penggugur Kandungan Ilegal di Bekasi
08 Desember 2024
Hasil Resmi Pilgub Jateng: Ahmad Luthfi-Gus Yasin Raih 11,3 Juta Suara, Andika-Hendi 7,8 Juta Suara
08 Desember 2024
Polisi Amankan Delapan Pelajar di Jakbar, Diduga akan Tawuran
08 Desember 2024
Waspadai Musim Hujan, Sumarno: Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana Terus Ditingkatkan
07 Desember 2024