Akhir Kisah "Prank" Sembako Sampah
Oleh Didik T Atmaja*
Sayangnya, karya-karya yang dihasilkan Youtuber masa kini justru jauh dari nilai edukasi dan miskin rasa sosial.
Minggu, 10 Mei 2020 | 20:45 WIB - Persuasi
Penulis:
. Editor: -
JUMAT (8/5/2020), Youtuber Ferdian Paleka akhirnya ditangkap polisi. Ferdian dibekuk di tol Jakarta-Merak saat hendak menuju Palembang, Sumatera Selatan. Youtuber asal Bandung tersebut sempat menjadi buron lantaran video yang diunggahnya, membagikan sembako yang ternyata berisi bingkisan sampah serta batu bata.
Youtuber Ferdian sempat viral di media sosial karena ulahnya membagi sembako kepada kaum transpuan (waria) serta beberapa anak. Dalam aksinya, Ferdian yang ditemani beberapa rekan timnya telah membagikan paket dalam kardus layaknya para dermawan. Awalnya, apresiasi, ungkapan terima kasih serta doa-doa sempat terucap dari mulut kaum transpuan. Terlihat pula sosok waria hingga berlari-lari menghampiri Ferdian CS demi memperoleh paket yang dibagikanya. Namun karena isi paket yang dibagikan tidak sebagaimana isi sembako seperti beras, gula, teh, mi instan dan bahan makanan lain, sontak para waria tersebut mengumpat sekaligus melaporkan kejadian itu kepada pihak berwajib. Warga dan netizen bahkan turut marah hingga mencari, melabrak ke rumah pelaku.
BERITA TERKAIT:
Alasan Korban Prank Ferdian Paleka Cabut Laporan Polisi
Akhir Kisah "Prank" Sembako Sampah
Dipenjara, Ferdian Paleka ''Dibully''
Sambil Menangis, Ferdian Paleka Minta Maaf soal Prank Bantuan
Ferdian Paleka Kabur ke Palembang Sebelum Ditangkap
Mencari dan menangkap sang selebrita Youtube pun sebenarnya tidak susah karena secara otomatis ia memiliki akun Youtube yang tentunya memudahkan dalam pelacakan. Rekan satu tim Ferdian pun terlebih dahulu ditangkap aparat kepolisian di rumahnya. Tapi karena ada indikasi kabur ke luar kota, penangkapan pelaku utama "video sembako sampah" memerlukan waktu untuk pengejaran hingga dibekuk Jumat (8/5/2020) lalu.
Mengejar Profit
Belakangan ini memang banyak diketahui aksi beberapa Youtuber yang membuat konten "prank" cenderung membuat resah masyarakat. Hal ini lantaran video yang mereka buat sangat jauh dari nilai kemanusiaan serta tidak mendidik. Video prank yang diproduksi para kreator lebih cenderung semata-mata mengejar subcribe, like dan share dari para pemirsa (netizen). prank yang sifatnya hanya gurauan, lelucon, sungguh direkayasa miskin edukasi dan tindakan tak cerdas. Padahal seorang Youtuber bisa saja memproduksi karya prank yang sifatnya membangun, menumbuhkan semangat sosial, sarat edukasi dan pesan moral, serta lainnya.
Fenomena menjadi seorang Youtuber dewasa ini memang sah-sah saja. Ini adalah langkah jitu meraih impian sekaligus bisa dijadikan profesi masa depan yang sangat menggiurkan. Umumnya, pekerjaan sebagai kreator konten dilakukan oleh kalangan milenial. Mereka mengejar keuntungan (bagi hasil) dengan google. Dengan berbasis like, share dan subcribe, mesin algoritma secara otomatis membagikan pundi-pundi rupiah. Uang jutaan bahkan ratusan juta pun mengalir ke rekeningnya secara mulus. Sayangnya, karya-karya yang dihasilkan Youtuber masa kini justru jauh dari nilai edukasi dan miskin rasa sosial.
Ferdian Paleka dan kawan-kawannya adalah bukti Youtuber yang melahirkan karya-karya "sumbang". Dapat dipastikan hasil-hasil karyanya buruk, jauh dari tata nilai sosial. Kaum milenial pecinta video dapat memetik hikmah tertangkapnya Ferdian sebagai pelajaran yang berarti. Negara ini memang bebas, tapi memiliki aturan dan regulasi hukum yang jelas. Dari perbuatannya, Ferdian dicap telah melanggar Kitab Undang-undang Hukum Pidana (Pasal 310) dengan ancaman 9 bulan penjara. Tidak cukup itu, Ferdian juga telah melanggar UU No. 16/2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara.
Untuk meminimalisir tumbuh-suburnya Youtuber 'nakal' dan amoral para netizen seharusnya harus lebih jeli dalam memberikan penilaian hasil karya seseorang. Netizen kudu lebih cerdas dan tidak asal like, subscribe dan share agar si Youtuber tidak merasa 'di atas angin'. Jika menemukan konten "gemblung" seyogianya segera melaporkan kepada pihak berwajib. Demikian pula dengan pemerintah jangan sampai kecolongan dan harus terus meningkatkan razia konten 'bermasalah' agar netizen dapat hidup tenang dan nyaman di dunia medsos. Horas!
Didik T Atmaja, pemerhati metizen, tinggal di Semarang
***tags: #ferdian paleka #youtuber #prank
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Gereja Santa Theresia Bongsari Semarang Beri Pelayanan Pengurapan Orang Sakit
17 Februari 2025

KPU Jateng Berhasil Hemat Rp150 Miliar dalam Pilkada, Nana Sudjana Berikan Apresiasi
17 Februari 2025

Dua Pelaku Pembegalan dengan Golok Ditangkap Polisi di Bandung
17 Februari 2025

Presiden Prabowo Umumkan 8 Kebijakan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
17 Februari 2025

Dosen 58 Tahun Dianiaya Pria Muda di Bandung
17 Februari 2025

Althaf Gauhar Auliawan, Berawal Menjadi Penggemar Anime hingga Menjadi Seorang Dosen
17 Februari 2025

Jemaah Haji Indonesia Diharuskan Jadi Peserta Aktif JKN untuk Jaminan Kesehatan
17 Februari 2025

KKP Beri Pelatihan Pengolahan Ikan kepada Istri Nelayan yang Terdampak Pagar Laut
17 Februari 2025

BAZNAS RI Salurkan Bantuan Paket Sembako Warga Terdampak Banjir
17 Februari 2025

Review Film THE BAYOU: Horror Survival yang Mengecewakan
17 Februari 2025

Ratusan Personel Gabungan Dikerahkan untuk Amankan Unjuk Rasa Ojol di Kemnaker
17 Februari 2025