Viral Sinetron Suara Hati Istri - Zahra
Dr Anggoro: Hamil dan Melahirkan di Usia Remaja Berdampak Pada Ibu dan Bayinya
Tak hanya berimplikasi secara fisik secara psikologis. Tapi secara ekonomi pun terdampak.
Kamis, 03 Juni 2021 | 11:53 WIB - Persuasi
Penulis:
. Editor: Fauzi
Saat ini sinetron Suara Hati Istri - Zahra yang tayang di Indosiar menjadi sorotan. Warganet menuntut film tersebut diturunkan karena dianggap mengajarkan pedofilia. Sinetron ini mengisahkan Zahra, tokoh utama berusia 15 tahun dipaksa menikah dengan pria 39 tahun. Pernikahan dini memang berisiko, apalagi jika hamil dan melahirkan.
Dr Anggorowati, MKep SpMat menyebut menikah apalagi melahirkan di usia belum matang memiliki banyak implikasi atau pengaruh terhadap kesehatan ibu maupun bayinya. Lantas, apa yang perlu diperhatikan oleh perempuan yang hamil di usia muda?
BERITA TERKAIT:
Dr Anggoro: Hamil dan Melahirkan di Usia Remaja Berdampak Pada Ibu dan Bayinya
"Yang perlu kita perhatikan, dua aspek besar, yaitu pada kesehatan fisik dan secara psikologisnya. Kalau bicara fisik, pada usia 15 tahun adalah masih usia remaja, di mana sebenarnya organ reproduksi itu sudah terbentuk sudah berfungsi. Namun kematangan organ itu yang belum kuat," ujar Dr Anggoro kepada Tim KUASAKATACOM, Kamis (3/6).
Jika berbicara kematangan, Dosen Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) ini mengibaratkan sama halnya saat kita memiliki pohon yang berbuah tapi belum matang dan cukup umur. Sehingga tidak berfungsi maksimal. Lantas, apakah seorang remaja bisa hamil? remaja putri, lanjut dia, tentu sudah bisa bereproduksi karena sudah menstruasi dan ada organ di rahimnya, sehingga ari-ari dapat menempel di sana. Namun perlu diketahui, ari-ari akan memilih menempel di bagian rahim yang sehat.
"Pembesaran ukuran rahim itu juga mengikuti kedewasaan seorang perempuan itu. Jadi kalau masih remaja, dia masih dalam masa pertumbuhan. Jadi sel-selnya juga masih berkembang," imbuhnya.
Apa yang Terjadi Jika remaja hamil dan Melahirkan?
Dosen yang akrab disapa Bu Anggoro ini menyebut ibu hamil di usia muda akan berisiko untuk kesehatan fisik dan psikisnya. Untuk kesehatan fisik, salah satunya adalah sirkulasi atau aliran darah dari ibu ke janin akan bermasalah. Apabila tempat menempel ari-ari tidak cukup luas, akan berpengaruh terhadap nutrisi atau makanan bagi bayinya. Sementara dari sisi psikologis, berkaitan erat dengan perkembangan seseorang, misalnya persiapan menjadi seorang ibu.
"Menjadi ibu itu tidak sesederhana bahwa dia itu hamil kemudian nanti bisa melahirkan. Tapi di dalam memberi asuhan dalam memiliki anak ketika dilahirkan itu ada banyak nilai, ada banyak karakter yang harus dihadirkan pada seorang perempuan atau remaja tadi. Bagaimana dia bisa memberikan perawatan dalam penuh caring ya, dalam bahasa kita tulus, memberikan perawatan. Kemudian pada saat dia menyusui, juga dia harus tulus dalam waktunya, dalam kelengkapannya, dalam ikatan batinnya, dalam emosinya," beber Dr Anggoro.
Ia menegaskan, menjadi seorang ibu tak sesederhana bisa melahirkan dan menyusui. Melainkan perlu kesiapan saat berperan sebagai seorang ibu. Kalau masih remaja, tentu ada tuntutan lain. Emosional dan kematangan jiwanya pun masih naik turun. Hal ini, lanjut dia, akan berdampak pada kesehatan sang bayi.
Sederhananya, ia memberi contoh apabila seorang ibu menyusui bayinya dengan tidak senang dan emosi labil, akan berdampak pada ketenangan anak dan produksi ASI (air susu ibu). Sehingga pertumbuhan bayi terdampak.
Tak hanya ibu, Dr Anggoro pun menjelaskan apa implikasi terhadap anak yang dilahirkan oleh remaja putri. Ia yang juga merupakan relawan inkubator penggunaan di rumah, menyebut peminjamnya adalah ibu yang melahirkan bayi-bayi prematur. Jika ditelisik, tukas dia, mereka dilahirkan oleh ibu yang melahirkan di usia remaja yakni 15-16 tahun. Akibat dari permasalahan sirkulasi darah tadi, tak hanya menyebabkan bayi berukuran kecil, melainkan juga lahir sebelum usia kehamilan matang.
"Kalau usia kehamilan matang adalah misalnya minimal 38 minggu, ya secara umum kita menggunakan itu. Tetapi kalau bayi yang dilahirkan oleh remaja ini, banyak juga yang lahirnya itu adalah prematur. Jadi masih 32 minggu, atau bahkan ada yang 28 minggu gitu ya," jelasnya.
Apabila berbicara mengenai bayi lahir prematur, lanjutnya, kita tak hanya berbincang mengenai bagaimana upaya mempertahankan kehidupannya. Namun kehidupan keluarganya juga ikut berkontribusi. Misalnya saja jika bayi tersebut harus dirawat satu bulan, tak semua layanan jaminan kesehatan bisa membiayai satu bulan. Ada kasus ibu bolak balik ke rumah sakit karena harus memberikan ASI kepada bayinya, sehingga usahanya tak jalan.
"Jadi tak hanya implikasi secara fisik secara psikologis. Tapi secara ekonomi, ketika bayi itu lahir prematur," pungkasnya.
***tags: #dosen departemen ilmu keperawatan #hamil #remaja #persuasi # suara hati istri - zahra
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Jelang Paskah, Polres Tegal Kota Gelar Sterilisasi Gereja
28 Maret 2024
Kemenkumham Jateng Terus Dampingi Daerah Raih Indeks Reformasi Hukum
28 Maret 2024
Sopir Truk Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Kecelakaan di GT Halim
28 Maret 2024
Selenggarakan RUPST dan RUPSLB, WOM Finance Catat Kinerja Positif Sepanjang 2023
28 Maret 2024
12 Ribu Petugas Gabungan Amankan Arus Mudik dan Balik 2024
28 Maret 2024
Sebuah Rumah di Pasar Rebo Hangus Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik
28 Maret 2024
KPK dan Pemkot Semarang Terus Koordinasi Pencegahan Korupsi
28 Maret 2024
Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Kali Tangerang Gegerkan Warga
28 Maret 2024
Antisipasi Peredaran Makanan Tak Layak Konsumsi, Dinkes Wonosobo Gelar Inspeksi
28 Maret 2024