Politik Identitas Picu Hoaks dan Kampanye Hitam
Oleh: Prof. Rachmat Kriyantono
Kampanye hitam adalah kampanye yang tidak berdasarkan fakta atau data yang benar sehingga mengandung kebohongan.
Selasa, 08 November 2022 | 23:55 WIB - Persuasi
Penulis:
. Editor: Wis
AKSI demo 411 pada 4 November 2022 dan rencana gelaran aksi 212 pada Desember mendatang, merupakan indikator bahwa Pilpres 2024 masih rawan diwarnai politik identitas. politik identitas merupakan strategi politik yang menggunakan unsur SARA, seperti ras, suku bangsa, kebangsaan, agama, jenis kelamin, latar belakang sosial, kelas sosial, atau faktor identitas fisik dan sosial lainnya sebagai agenda politiknya. Sejak satu dekade ini, unsur identitas yang paling menonjol digunakan adalah ras, dan agama, terkhusus Islam.
Agenda politik identitas biasanya berisi frame-frame bahwa beberapa kelompok masyarakat beidentitas tertentu telah mengalami penindasan dan bersamaan itu pula menyerang kelompok masyarakat beridentitas lain. Sebuah identitas diframe sebagai sumber masalah. Dalam berbagai aksinya, misalnya, PA 212 sering mengklaim bahwa umat Islam telah tertindas, terzalimi, dan terkriminalisasi sehingga muncul gerakan membela agama atau membela Islam. Pada puncaknya, mereka menawarkan seorang tokoh yang bisa membantu umat Islam.
BERITA TERKAIT:
Kata MUI Soal Kemunculan Ganjar Pranowo dalam Tayangan Azan di TV Swasta: Boleh-boleh Saja, Tapi..
Ganjar Pranowo Muncul di Tayangan Azan Magrib, Warganet Malah Salfok ke Cara Berwudhu: Mungkin Cuma Cuci Muka
Ganjar Pranowo Muncul di Tayangan Azan Magrib TV Swasta, Politik Identitas?
Rektor UPGRIS Ajak Para Mahasiswanya Kritis Sikapi Politik Identitas
Jelang Pemilu 2024, MUI Jateng Ingatkan Semua Kalangan Jauhi Politik Identitas
Mereduksi Rasionalitas Agama
Agama bersifat rasional dan berasal dari Allah Yang Maha Rasional. Agama pasti bersifat rasional karena Allah menciptakan manusia dan manusia adalah makhluk rasional (Homo sapiens atau homo rationale). Wahyu pertama pun representasi dari rasionalitas, yakni iqra’ (bacalah).
Sifat rasionalitas agama akan tampak jika agama dijadikan pedoman, yakni nilai-nilai agama dijadikan fondasi berpolitik. Agama pasti hadir dalam semua aspek kehidupan, seperti berpolitik, berekonomi, berbudaya, berteknologi, dan lainnya.
Agama akan memunculkan politik identitas jika agama hanya digunakan sebagai bungkus politik atau sebagai konten yang dijual dalam Gerakan atau kampanye politik. Contoh: Bertakbir sambal mencaci maki lawan politik.
politik identitas yang menggunakan agama bisa besar dampaknya karena agama bersifat dogmatis kepercayaan yang terkait dengan pahala-dosa dan surga-neraka. Bagi orang awam ilmu agama (bukan awam dalam pendidikan), yakni orang yang belum mampu mengeksplorasi rasionalitas agama, politik identitas berbungkus agama bisa memperbesar aspek irasionalitas individu.
Apalagi didukung fakta bahwa politik identitas biasanya diikuti penggunaan strategi komunikasi nonverbal secara massif dan redudansi tinggi, seperti aksi-aksi massa, produksi gimmick-gimmick agama (baju, bendera, ritual ibadah, teriakan takbir, jihad, kafir) sebagai gimmick politik. Aksi-aksi massa sangat efektif untuk menciptakan contagion mentale, yakni para pendukung akan lupa jati diri sosialnya dan larut pada jati diri kelompok pengusung politik identitas. Media sosial dan online pada akhirnya mengaplifikasi efek contagion mentale ini lebih luas.
Maraknya Kampanye negatif dan Kampanye Hitam
politik identitas akan lebih fokus pada identitas-identitas fisik dan sosial tertentu dan minim argumentasi gagasan berbasis data. Karena itulah simbol-simbol nonverbal banyak digunakan yang bisa mereduksi demokrasi.
Minimnya gagasan berbasis data dan kecenderungan simbol-simbol nonverbal bisa memunculkan maraknya strategi kampanye negatif dan kampanye hitam.
Dalam political public relations, kampanye negatif merupakan kampanye yang menampilkan kekurangan-kekurangan lawan. Jika berisi data yang valid dan argument ilmiah, kampanye negatif masih bisa diterima secara hukum. Namun, politik identitas membuat kampanye negatif ini lebih fokus memframe identitas fisik dan sosial sebagai sebuah kekurangan lawan. Tentu hal ini tidak bijak karena bisa dianggap melawan takdir Allah, antara lain di QS 49:13.
Kampanye negatif ini jika tidak berhati-hati bisa membuat politisi fokus pada upaya mencari-cari kekurangan orang lain dengan tujuan membongkar noda dan memalukannya (Tajassus), yang tentu saja dilarang agama (QS 13:12).
Kampanye hitam adalah kampanye yang tidak berdasarkan fakta atau data yang benar sehingga mengandung kebohongan. Bisa mengandung fitnah kepada lawan politik. Kampanye hitam mencakup penyebaran informasi hoaks dan informasi palsu. Semua itu sangat dilarang agama (QS 24:11). Beberapa hoaks berbasis politik identitas pernah terkenal saat Pilpres, antara lain Pak Jokowi beragama Kristen, padahal beragama Islam.
Mengancam NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun dari fondasi kesatuan dari keberagaman identitas fisik dan sosial, seperti agama, ras, suku, politik identitas bisa memperlebar perbedaan ini dan pada akhirnya memecah belah bangsa.
Para politikus mesti hentikan politik identitas. Cukuplah pengalaman di Pilkada DKI Jakarta yang memecah belah masyarakat. Mari gunakan rasionalitas argument berbasis data untuk mencerahkan demokrasi kita dan menjaga keutuhan bangsa.
*Prof. Rachmat Kriyantono
Guru Besar Ilmu Hubungan Masyarakat, FISIP Universitas Brawijaya
tags: #politik identitas #negara kesatuan republik indonesia #jokowi #pilpres
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
KPK dan Pemkot Semarang Terus Koordinasi Pencegahan Korupsi
28 Maret 2024
Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Kali Tangerang Gegerkan Warga
28 Maret 2024
Antisipasi Peredaran Makanan Tak Layak Konsumsi, Dinkes Wonosobo Gelar Inspeksi
28 Maret 2024
Gunung Marapi Erupsi, Bandara Minangkabau Hentikan Operasional Sementara
28 Maret 2024
KPK Tetapkan Windy Idol sebagai Tersangka Kasus Pencucian Uang
28 Maret 2024
Rp85 Miliar dari DBHCHT untuk Kesehatan, RSUD Kudus Tambah Ruang ICU
28 Maret 2024
Diimpor Secara Ilegal, Sejumlah Produk Senilai Rp9,3 Miliar Dimusnahkan Kemendag
28 Maret 2024
Pemkab Magelang Adakan GPM di Halaman Kantor Kecamatan Dukun
28 Maret 2024
Ayunkan Celurit di Jatingaleh Semarang, Tersangka Ridwan: Habis Minum Miras, Refleks
28 Maret 2024
Bea Cukai Jateng DIY Dorong Penyerapan 8.000 Tenaga Kerja di Jawa Tengah
28 Maret 2024
Pemerintah Pastikan Jalan Nasional di Jateng Siap Dilintasi Pemudik Lebaran 2024
28 Maret 2024