Rombeng, Preloved, dan Thrift
*Oleh: Khafid Sirotudin
Beragam alasan membeli preloved good dapat dikemukakan, antara lain: lebih murah, harga sesuai kemampuan dompet.
Rabu, 04 Januari 2023 | 11:59 WIB - Persuasi
Penulis:
. Editor: Wis
SETENGAH hari kami ditemani istri dan anak-anak pas liburan berkumpul di rumah. Sudah menjadi tradisi di keluarga kami untuk gotong-royong bersih-bersih rumah. Jika bulan lalu kami bersama istri memilah dan memilih pakaian yang masih pantas pakai untuk dipacking. Kali ini giliran bersama istri dan anak-anak untuk memilih dan memilah sepatu dan sandal.
Kebanyakan sepatu yang kami sisihkan masih bagus namun sudah jarang dipakai. Atau kekecilan karena ukuran kaki anak-anak yang berubah. Tadinya ukuran nomor 37-38 menjadi 39-41 untuk anak perempuan. Yang asalnya ukuran 40-41 bagi anak laki-laki, berubah menjadi ukuran 43-44. Maklum masih usia pertumbuhan, tentu berbeda dengan ukuran sepatu/sandal kami yang sudah tua.
BERITA TERKAIT:
Pemulung Nabung 15 Tahun untuk Membeli Sapi Kurban : Setelah Bisa Beli Sapi Kurban, Nabung lagi untuk Haji
Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Patra Jasa Lakukan TJSL di Desa Margosari Kabupaten Kendal
BREAKING NEWS: PDIP Umumkan Rekomendasi Calon Kepala Daerah 2024 Tahap I, Salah Satunya Semarang
Diduga Ketahuan Hendak Curi Motor, Pria di Kendal Tewas Dianiaya
Kuota Pupuk Urea Bersubsidi di Kendal Tahun ini Bertambah
Sewaktu SMA (1984-1987) saya sering berburu sepatu bekas branded di pasar Johar. sepatu merk Adidas, Nike, Bally bekas yang pas ukuran kaki sering kami beli. Harganya rata-rata hanya 25-30% dari harga baru di toko. Lokasi tepatnya di lantai 2 dan terkenal dengan sebutan PM atau "Pasar Maling". Meski saya yakin sepatu bekas yang dijual bukan hasil maling. Kalau toh ada hasil mencuri sangat sedikit. Paling banyak sepatu anaknya orang kaya yang dijual buat tambahan uang jajan sekolah.
Dalam istilah Jawa, semua barang yang sudah pernah digunakan alias barang bekas pakai disebut "rombeng". Istilah lainnya used good atau second hand. Dalam bahasa kekinian disebut preloved atau thrift good.
sepatu dan sandal yang kami pilah dan pilih saat ini tidak untuk dijual/diperdagangkan. Tetapi untuk kami bagikan kepada sanak saudara yang membutuhkan. Sedekah sepatu-sandal bekas yang masih layak pakai sudah kami jalankan sejak puluhan tahun lalu. Bersyukur hari ini kami sekeluarga bisa memilih 31 pasang sepatu dan sandal untuk kami bagikan.
Sudah menjadi semacam budaya keluarga. Secara periodik kami sedekahkan pakaian dan sepatu-sandal bagi sanak saudara dan teman yang membutuhkan. Sekalian menjalankan wasiat almarhum Damanhuri Syiroj bapak kami : "yen durung biso ngamal barang anyar, ngamalo barang rombeng sik isih apik tur mok senengi" (jika belum bisa berbagi barang yang baru, sedekahlah barang bekas yang masih baik dan kamu sukai).
Preloved dan Thrift
Preloved bisa diartikan sebagai sesuatu yang tidak baru. Atau barang yang telah digunakan dan dimiliki yang dijual kepada pihak kedua/tangan kedua (second hand). Biasanya preloved good merupakan barang-barang yang bermerk (branded) dan menjadi tren di beberapa kalangan anak muda maupun dewasa.
Beragam alasan membeli preloved good dapat dikemukakan, antara lain: lebih murah, harga sesuai kemampuan isi dompet, hingga alasan lingkungan. Membeli barang preloved diyakini bisa membantu mengurangi sampah dan menjaga kestabilan lingkungan global dengan memperpanjang usia pemakaian barang (re-use).
Thrift adalah barang bekas impor yang sat ini masih menjadi tren di kalangan sebagian orang. Umumnya berupa sandang (pakaian dan sepatu). Aktivitas orang yang suka berburu sandang bekas import disebut dengan "thrifting". Banyak toko dan outlet thrifting kita jumpai. Bahkan di kota kecil Weleri dimana kami tinggal, ada beberapa tempat yang menjual sandang bekas import. Kemeja, jaket, celana panjang, sweater dan sepatu.
Bak perjudian, thrift store bisa eksis meskipun ilegal. Berdasarkan Permendag RI No. 51/M-DAG/PER/7 juncto UU No. 7 tahun 2014 tentang Perdagangan, pemerintah melarang bisnis jual beli pakaian impor. Terus bagaimana pakaian bekas import bisa masuk Indonesia?.
Kami menduga adanya permintaan (demand) pasar pakaian bekas import di sebagian kalangan masyarakat sebagai salah satu alasan. Disamping adanya keinginan sebagian kalangan untuk bisa memakai pakaian branded impor meski daya beli belum sesuai kemampuan. Padahal sebenarnya banyak pakaian made in Indonesia yang berkualitas dan diekspor ke luar negeri. Apalagi Indonesia bermimpi masuk menjadi 5 negara industri tekstil terbesar dunia pada 2030.
Indonesia yang memiliki wilayah perairan sangat luas dan pengawasan yang belum maksimal, tentu menjadikan barang ilegal mudah masuk dari berbagai "jalan tikus". Jangankan pakaian bekas, narkoba, senjata dan beragam barang selundupan bisa saja masuk dengan memanfaatkan kelemahan pengawasan dari aparat yang terbatas personil dan peralatannya di daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Terisolir).
Bisa juga melalui pelabuhan besar dengan memanipulasikan manifest isi kontainer barang impor. Sebagaimana pernah terjadi pada 2005 di TPKS (Terminal Peti Kemas Semarang) pelabuhan Tanjung Emas. Dimana 2 kontainer import pada manifest tertulis produk TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), ternyata separo kontainer berisi handphone dan berhasil dibongkar oleh aparat yang berwenang.
Berbagi sandang rombeng (pakaian dan sepatu bekas) yang masih layak pakai kepada sanak kerabat, teman dan tetangga kami yakini bisa menjadi budaya berbagi yang mengurangi laju importasi pakaian bekas import. Jika sedekah sandang rombeng bisa menjadi budaya massif di masyarakat, maka bukan tidak mungkin para penerima manfaat dapat mengalihkan anggaran untuk membeli pakaian dan sepatu preloved/thrift store menjadi anggaran untuk meningkatkan kualitas pangan sehat atau memenuhi biaya pendidikan anak-anak generasi penerus bangsa.
Wallahua'lam
Pagersari, 3 Januari 2023
*) Pemerhati kebijakan publik, pangan dan lingkungan.
tags: #kabupaten kendal #sepatu #barang bekas #pakaian
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Dua Pelaku Pembegalan dengan Golok Ditangkap Polisi di Bandung
17 Februari 2025

Presiden Prabowo Umumkan 8 Kebijakan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
17 Februari 2025

Dosen 58 Tahun Dianiaya Pria Muda di Bandung
17 Februari 2025

Althaf Gauhar Auliawan, Berawal Menjadi Penggemar Anime hingga Menjadi Seorang Dosen
17 Februari 2025

Jemaah Haji Indonesia Diharuskan Jadi Peserta Aktif JKN untuk Jaminan Kesehatan
17 Februari 2025

KKP Beri Pelatihan Pengolahan Ikan kepada Istri Nelayan yang Terdampak Pagar Laut
17 Februari 2025

BAZNAS RI Salurkan Bantuan Paket Sembako Warga Terdampak Banjir
17 Februari 2025

Review Film THE BAYOU: Horror Survival yang Mengecewakan
17 Februari 2025

Ratusan Personel Gabungan Dikerahkan untuk Amankan Unjuk Rasa Ojol di Kemnaker
17 Februari 2025

Jelang Ramadan, Pemkot Jaksel Siapkan Pasar Murah
17 Februari 2025

Tuntut Dapat THR, Komunitas Pengemudi Ojek Online Gelar Demo di Kemnaker
17 Februari 2025