Peran Generasi Muda dalam Mengembangkan Sektor Pertanian di Era Digital

Oleh : Sayid Labib Mustofa

Salah satu tantangan utama sektor pertanian di era digital adalah kurangnya minat generasi muda untuk terjun ke bidang ini

Kamis, 13 Juni 2024 | 10:07 WIB - Persuasi
Penulis: red . Editor: Kuaka

Pertanian merupakan sektor vital bagi perekonomian dan ketahanan pangan suatu negara. Di Indonesia, pertanian telah menjadi tulang punggung bagi kehidupan masyarakat pedesaan dan sumber utama bahan pangan. Di era digital ini, sektor pertanian dihadapkan pada berbagai tantangan. Generasi muda, dengan keahlian teknologi dan jiwa inovatifnya, diharapkan memiliki peran penting dalam mengembangkan sektor pertanian di era digital.

Salah satu tantangan utama sektor pertanian di era digital adalah kurangnya minat generasi muda untuk terjun ke bidang ini. Banyak yang menganggap pertanian sebagai pekerjaan yang kotor, melelahkan, dan kurang menjanjikan. Selain itu, sektor pertanian di Indonesia  juga masih sedikit tertinggal dalam pemanfaat teknologi, sehingga produktivitas dan efisiensi masih rendah.

Kita sebagau generasi muda saat ini memiliki akses yang luas terhadap teknologi digital dan informasi. Keahlian kita dalam mengoperasikan teknologi canggih dapat dimanfaatkan untuk memodernisasi praktik pertanian tradisional. Melalui penggunaan aplikasi berbasis smartphone, dan sistem manajemen pertanian berbasis data, generasi muda dapat membantu petani meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Generasi muda juga dikenal dengan kreativitas dan inovasi yang tinggi. Dalam konteks pertanian, hal ini bisa diterapkan dalam berbagai bentuk, seperti urban farming, vertical farming, dan hydroponics. Teknik pertanian ini memungkinkan budidaya tanaman di lahan sempit atau bahkan di dalam ruangan, yang sangat cocok untuk diterapkan di perkotaan dengan keterbatasan lahan.

 

Selain itu, e-commerce telah membuka peluang baru bagi generasi muda untuk memasarkan produk pertanian. Dengan memanfaatkan platform online, petani muda dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik lokal maupun internasional, tanpa harus bergantung pada tengkulak atau pasar tradisional.

Namun, untuk memaksimalkan peran generasi muda dalam pertanian, pendidikan dan pelatihan yang memadai sangat diperlukan. Kurikulum pendidikan di bidang pertanian perlu diperbarui untuk memasukkan pengetahuan tentang teknologi digital dan praktik pertanian modern. Selain itu, pelatihan vokasional dan workshop tentang penggunaan teknologi dalam pertanian harus lebih sering diadakan.

Pemerintah dan masyarakat pun juga  perlu memberikan dukungan kepada generasi muda yang ingin berkecimpung di sektor pertanian. Dukungan tersebut dapat berupa: 
1. Penyediaan infrastruktur dan pelatihan yang memadai
2. Kemudahan akses permodalan
3. Kebijakan yang berpihak pada petani muda
4. Penciptaan ekosistem yang kondusif untuk wirausaha muda di bidang pertanian, dll.

Dengan kerjasama dari semua pihak, generasi muda dapat menjadi motor penggerak kemajuan sektor pertanian di era digital dan mewujudkan ketahanan pangan.

Peran generasi muda dalam mengembangkan sektor pertanian di era digital sangat signifikan. Dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, dan kolaborasi, mereka dapat mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian. Pendidikan dan pelatihan yang tepat, serta dukungan dari pemerintah dan sektor swasta, akan menjadi kunci keberhasilan transformasi pertanian yang berkelanjutan. Masa depan pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan berada di tangan generasi muda yang berani berinovasi dan siap menghadapi tantangan global.

Sayid Labib Mustofa, Mahasiswa S1 Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIMUS

***

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI