Pengaruh Paparan Berita Kekerasan, Politik, dan Krisis pada Anak-anak
Oleh: Eko Nugroho, Bsc. MBA (Dreamlight World Media)
Paparan berita politik, terutama yang melibatkan skandal atau demonstrasi, juga berdampak pada persepsi anak-anak.
Kamis, 26 September 2024 | 12:58 WIB - Persuasi
Penulis:
. Editor: Fauzi
DUNIA MODERN yang semakin terhubung membuat anak-anak lebih sering terekspos pada berita dari berbagai sumber, mulai dari televisi hingga platform online. Topik-topik seperti kejahatan, politik, perang, dan krisis ekonomi sekarang menjadi bagian dari keseharian yang dikonsumsi oleh anak-anak. Namun, dampak paparan ini terhadap kesehatan mental dan perkembangan kognitif anak-anak memerlukan perhatian khusus. anak-anak cenderung memproses informasi dengan cara berbeda dibandingkan orang dewasa, sering kali salah mengartikan berita yang kompleks. Penelitian ini meninjau berbagai studi yang menyoroti dampak tersebut, terutama bagaimana anak-anak bereaksi terhadap berita yang terkait dengan konflik dan krisis.
1. Dampak Berita Kejahatan dan kekerasan
BERITA TERKAIT:
Pengaruh Paparan Berita Kekerasan, Politik, dan Krisis pada Anak-anak
Unika Soegijapranata Sebut Saat Ini Terjadi Krisis Demokrasi di Indonesia
Empat Bulan Tak Ada Hujan, Warga Cilacap Krisis Air
Ratusan Warga Boyolali Keluhkan Krisis Air Bersih, Kekeringan Sejak Juli
Empat Profesor Baru Unnes Dikukuhkan, Siapa Mereka?
Salah satu bidang yang paling banyak diteliti adalah bagaimana berita kekerasan mempengaruhi anak-anak. Wood dan Bok (2017) menemukan bahwa anak-anak yang sering terpapar berita kekerasan mengalami peningkatan kecemasan dan ketakutan. Mereka menjadi lebih rentan terhadap stres dan mulai mengalami kesulitan dalam membedakan antara fiksi dan kenyataan (Oxford Academic). Demikian juga, Buckingham (2002) menunjukkan bahwa berita kekerasan dapat mempengaruhi persepsi anak-anak terhadap dunia, membuat mereka merasa dunia lebih berbahaya daripada yang sebenarnya (National Center for Health Research).
2. Berita politik dan Demonstrasi
Paparan berita politik, terutama yang melibatkan skandal atau demonstrasi, juga berdampak pada persepsi anak-anak. Nathanson (2007) menyebutkan bahwa anakanak yang melihat berita politik negatif sering kali mengembangkan pandangan sinis terhadap otoritas dan institusi politik. Hal ini menurunkan kepercayaan mereka terhadap pemerintah dan membuat mereka lebih skeptis (AAP Publications). Eveland dan Shah (2003) menambahkan bahwa anak-anak yang melihat demonstrasi politik yang penuh kekerasan atau konflik mengalami peningkatan kecemasan, terutama jika demonstrasi tersebut digambarkan dengan intensitas tinggi (Psychology Today).
3. Berita Perang dan Konflik
Berita mengenai perang dan konflik global juga telah terbukti sangat mempengaruhi kesehatan mental anak-anak. Menurut Goldstein (2001), anak-anak yang terpapar berita tentang perang cenderung merasa takut dan tidak aman. Mereka juga lebih rentan terhadap mimpi buruk dan masalah tidur akibat kecemasan yang meningkat (AAP Publications). Buckingham (2007) menekankan bahwa berita perang yang menunjukkan kehancuran besar dapat mempengaruhi rasa aman anak secara keseluruhan, membuat mereka lebih waspada terhadap dunia di sekitar mereka (National Center for Health Research).
4. Berita Ekonomi dan Dampaknya
Berita tentang ekonomi, meskipun tidak selalu eksplisit dalam visualisasi kekerasan, juga dapat menimbulkan kecemasan pada anak-anak. Valkenburg (2012) menemukan bahwa berita tentang krisis ekonomi dapat membuat anak-anak khawatir tentang stabilitas keuangan keluarga mereka, terutama jika isu-isu tersebut dibahas secara langsung dalam lingkungan keluarga (AAP Publications). Blosser (2015) menambahkan bahwa anak-anak yang mendengar orang tuanya membahas masalah ekonomi dapat mengembangkan rasa stres tentang masa depan mereka, bahkan jika mereka tidak sepenuhnya memahami konsep-konsep ekonomi tersebut (National Center for Health Research).
Dampak Emosional dan Psikologis
Berita yang mencakup kekerasan, konflik, dan ketidakstabilan sosial sering kali membawa dampak emosional yang kuat pada anak-anak. Penelitian oleh Valkenburg dan Peter (2010) menekankan bahwa anak-anak tidak hanya menyerap informasi, tetapi juga menginternalisasi stres yang mereka amati, meskipun mereka mungkin tidak memahami berita tersebut secara keseluruhan (AAP Publications). Hal ini dapat menyebabkan kecemasan berlebihan dan ketakutan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya paparan berita.
Perkembangan Kognitif dan Kesalahpahaman
anak-anak, terutama yang berusia di bawah 8 tahun, sulit membedakan antara realitas dan fantasi ketika menonton berita tentang kekerasan atau isu-isu yang rumit seperti politik dan ekonomi. Buckingham (2007) menekankan bahwa anak-anak sering salah memahami atau menyalahartikan berita politik dan ekonomi, yang menyebabkan mereka mengembangkan pandangan yang salah tentang dunia di sekitar mereka (National Center for Health Research).
Dampak Perilaku
Paparan berita kekerasan dan skandal politik secara rutin dapat meningkatkan kecenderungan anak-anak untuk menunjukkan perilaku agresif. Anderson dan Bushman (2010) menemukan bahwa anak-anak yang sering terpapar berita kekerasan lebih mungkin terlibat dalam perilaku agresif dan menjadi kurang peka terhadap penderitaan orang lain (Psychology Today). Ini juga berkontribusi pada ketidakpekaan emosional, membuat mereka kurang empati terhadap lingkungan sosialnya.
Mediasi Orang Tua
Meskipun dampaknya cukup signifikan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mediasi orang tua dapat memainkan peran penting dalam mengurangi efek negatif paparan berita. Valkenburg dan Peter (2010) menunjukkan bahwa anak-anak yang didampingi oleh orang tua saat menonton berita cenderung lebih bisa mengelola kecemasan mereka dan memiliki pandangan yang lebih realistis (National Center for Health Research). Diskusi dan penjelasan dari orang tua membantu anak-anak memahami konteks berita yang kompleks dan mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi.
Kesimpulan
Berbagai penelitian yang telah ditinjau menunjukkan bahwa paparan berita kekerasan, politik, perang, dan ekonomi dapat mempengaruhi perkembangan psikologis dan perilaku anak-anak secara signifikan. anak-anak menjadi lebih rentan terhadap kecemasan, ketakutan, dan perilaku agresif jika tidak ada kontrol atau mediasi dari orang tua. Oleh karena itu, orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan harus memahami pentingnya peran mereka dalam membimbing anak-anak dalam mengonsumsi berita. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengeksplorasi dampak jangka panjang dan mengembangkan strategi yang efektif untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif berita.
tags: #krisis #kekerasan #politik #anak-anak
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Polda Jateng Tunda Penetapan Tersangka Tewasnya Mahasiswi PPDS Undip
15 Oktober 2024
Rutan Blora Luncurkan Inovasi Lapustaling
15 Oktober 2024
Pj Bupati Jepara Kunjungi Bocah Disabilitas Beri Bantuan Kursi Roda
15 Oktober 2024
Telur Asin khas Brebes, Berawal dari Sesaji Kini Jadi Warisan Budaya
15 Oktober 2024
Asal-usul Kabupaten Brebes, dari "Bere" dan "Besah"
15 Oktober 2024
Mobil Plat Merah Terbakar di Tol Ungaran
15 Oktober 2024
Harga Cabai di Kota Semarang Terpantau Naik
15 Oktober 2024
Pembaruan Signifikan iPad Pro 2024: Layar Tandem OLED dan Chip M4
15 Oktober 2024
Dukung Jaguar, Warga Tambak Lorok Ceritakan Perjuangan Iswar Aminuddin Menata Wilayah Mereka
15 Oktober 2024
Gelar Operasi "JAGRATARA" Tahap III, Keimigrasian Jateng Amankan 11 WNA
15 Oktober 2024