Review Jagal Teluh, Ritual Untuk Balas Dendam

Salah satu daya tarik utama Jagal Teluh adalah atmosfer mistis yang begitu kental. Dibandingkan dengan film horor populer lainnya, Jagal Teluh lebih menyoroti aspek penderitaan sosial sebagai inti ceritanya.

Minggu, 02 Maret 2025 | 22:15 WIB - Layar
Penulis: Ardiansyah . Editor: Wis

KUASAKATACOM, NABIRE- Disutradarai oleh George Hutabarat, film horor JAGAL TELUH akhirnya tayang di bioskop Indonesia mulai 27 Februari 2025. Film ini merupakan hasil kolaborasi antara Suhita Zenza Sinema, Majas Pictures, dan Seroja Film.

Diperkuat oleh jajaran pemain seperti Selvi Kitty, Elina Joerg, Ferdi Ali, Mastur, Udin Penyok, serta Kelono Gambuh, dan masih banyak nama lain, film ini menawarkan pengalaman horor yang berbeda dari biasanya.

BERITA TERKAIT:
REVIEW "The Dark House": Liburan Berujung Teror dalam Rumah Tua di Lereng Gunung Slamet
"Halabala: Mimpi Buruk Organik dari Kedalaman Hutan"
Ulasan Film: The Ritual – Drama Eksorsisme yang Kembali Terjebak Klise Lama
Ulasan Karate Kid: Legends – Aksi Seru dan Nostalgia yang Terasa Familiar
Review dan Sinopsis Holy Night: Demon Hunters, Aksi Muscular Melawan Kekuatan Iblis

sinopsis Film "JAGAL TELUH"

Kisahnya berfokus pada seorang wanita yang dianggap berpenampilan kurang menarik dan kerap dijauhi oleh lingkungan sekitarnya. Perasaan terasing ini mendorongnya untuk mencari cara agar bisa tampil lebih cantik.

Dalam perjalanannya, ia menemukan sebuah ritual yang mengharuskannya mencari mayat perempuan berambut panjang. Setelah berhasil melakukannya, ia pun mulai menuntaskan dendam yang telah lama ia pendam.

 

Salah satu daya tarik utama JAGAL TELUH adalah atmosfer mistis yang begitu kental. Dibandingkan dengan film horor populer lainnya, JAGAL TELUH lebih menyoroti aspek penderitaan sosial sebagai inti ceritanya.

Alih-alih hanya menampilkan sosok hantu atau makhluk gaib yang meneror, film ini justru menekankan bagaimana tekanan sosial bisa mendorong seseorang untuk masuk ke dunia mistis. Pendekatan ini mengingatkan kita pada film-film horor yang lebih menonjolkan unsur tragedi sosial dibandingkan sekadar menakuti penonton.

Membuat film horor tentu bukan perkara mudah, terutama karena banyak tantangan teknis maupun non-teknis yang harus dihadapi. Proses produksi JAGAL TELUH sendiri memakan waktu hampir dua tahun sebelum akhirnya siap tayang. Durasi produksi yang panjang ini bisa menjadi pedang bermata dua—di satu sisi, dapat memperkuat kualitas cerita dan teknis film, namun di sisi lain, bisa juga menandakan adanya hambatan selama proses pengerjaan.

Apakah waktu produksi yang cukup lama ini berujung pada hasil yang lebih maksimal? Atau justru menjadi tantangan bagi film ini untuk tetap relevan di tengah persaingan ketat genre horor di Indonesia?

Film ini tidak hanya mengandalkan jumpscare semata, tetapi juga membangun ketegangan secara bertahap sepanjang durasi tayang. Pada akhirnya, bagaimana film ini diterima oleh penonton akan bergantung pada preferensi masing-masing.

Meski mengangkat tema klasik tentang seseorang yang dikucilkan, JAGAL TELUH tetap bisa menjadi pilihan menarik bagi pencinta film horor. Jadi, jika kamu penasaran, jangan ragu untuk menonton langsung di bioskop dan rasakan sendiri sensasi mencekamnya!

***

tags: #review film #sinopsis #jagal teluh #balas dendam

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI