Ulasan Karate Kid: Legends – Aksi Seru dan Nostalgia yang Terasa Familiar

Ditambah dengan sinematografi New York yang hidup dan musik yang enerjik, film ini terasa segar dan menyenangkan. Humor khas film keluarga tahun 2000-an juga hadir melalui montase latihan yang kocak dan dialog ringan yang menghibur.

Jumat, 30 Mei 2025 | 20:47 WIB - Layar
Penulis: Wisanggeni . Editor: Wis

KUASAKATACOM, JAKARTA- Dalam Karate Kid: Legends, kisah lama dibungkus dengan semangat baru. Li Fong (Ben Wang), remaja jenius kung fu, pindah dari Beijing ke New York setelah tragedi keluarga. Hidup barunya penuh tantangan: menyesuaikan diri, menghadapi pengganggu, dan merasakan cinta pertama pada Mia (Sadie Stanley), anak pemilik restoran pizza yang sedang kesulitan finansial. Ketika bakat bela dirinya menarik perhatian, Li akhirnya ikut turnamen karate Five Boroughs, berlatih bersama dua mentor legendaris—Tn. Han (Jackie Chan) dan Daniel LaRusso (Ralph Macchio)—untuk menghadapi musuh utamanya, Connor (Aramis Knight), si juara lokal yang posesif.

Dari sisi aksi, film ini benar-benar bersinar. Koreografi laga ditata apik, setiap gerakan Li terasa presisi dan dramatis. Adegan ikonik seperti pertarungan di atap gedung dan “tendangan naga” benar-benar memanjakan mata. Ditambah dengan sinematografi New York yang hidup dan musik yang enerjik, film ini terasa segar dan menyenangkan. Humor khas film keluarga tahun 2000-an juga hadir melalui montase latihan yang kocak dan dialog ringan yang menghibur.

BERITA TERKAIT:
Ulasan Karate Kid: Legends – Aksi Seru dan Nostalgia yang Terasa Familiar

Sayangnya, dari sisi cerita, Legends terlalu bermain aman. Alurnya nyaris sama persis dengan film Karate Kid klasik: anak baru, diganggu, ikut turnamen, dan membuktikan diri. Tidak ada twist atau konflik emosional yang membuat cerita terasa segar. Karakter penjahat, Connor, terasa datar dan tidak terlalu mengancam. Bahkan Jackie Chan, meski tetap memikat, terasa kurang mendapat sorotan yang layak.

 

Performa aktor cukup solid. Ben Wang membawa karisma muda yang kuat sebagai Li. Jackie Chan dan Ralph Macchio menghadirkan nostalgia yang menyenangkan, meski chemistry mereka tidak cukup digali. Sadie Stanley tampil manis, meskipun karakternya mulai kehilangan fungsi di pertengahan film. Joshua Jackson memberi sentuhan hangat sebagai ayah yang bersahaja. Sayangnya, karakter ibu Li (Ming-Na Wen) kurang diberi porsi dan kedalaman.

Kesimpulan

Karate Kid: Legends adalah film yang seru, ringan, dan memuaskan secara visual. Ia berhasil menghadirkan aksi dan nostalgia, namun tidak berani keluar dari formula lama. Untuk penggemar berat waralaba ini, film ini tetap menghibur, meski tak banyak menawarkan sesuatu yang baru.

***

tags: # karate kid: legends #review film

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI