Hadratusyaikh KH Muhammad Hasyim Asyari.  Foto: Istimewa.

Hadratusyaikh KH Muhammad Hasyim Asyari. Foto: Istimewa.

14 Februari Merupakan Hari Lahir KH Muhammad Hasyim Asy'ari

Sebagai kaum muslimin Indonesia khususnya warga Nahdliyin, alangkah baiknya jika kita merayakan 14 Februari sebagai Harlah Hadratusy Syekh dengan ragam cara yang lebih inovatif

Minggu, 14 Februari 2021 | 12:21 WIB - Langkah
Penulis: Fauzi . Editor: Ririn

Pada tanggal 14 Februari, mayoritas muda-mudi di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia, memperingati Hari Kasih Sayang atau biasa disebut Valentine Day. Namun, tak banyak yang tahu bahwa pada tanggal tersebut merupakan hari bersejarah bagi rakyat Indonesia, khususnya bagi kalangan kaum pesantren dan pengikut jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU).

Pasalnya, berdasarkan Profil Pesantren Tebuireng, pada tanggal ini bertepatan dengan hari lahir tokoh sentral pendiri NU, Hadratusyaikh KH Muhammad Hasyim Asyari. Disebutkan, beliau lahir pada Selasa Kliwon, 24 Dzul Qo’dah 1287 H, bertepatan degan tanggal 14 Februari 1871 M. Dengan kata lain, 150 tahun silam telah lahir seorang ulama masyhur yang menjadi inspirasi bagi umat muslim di negeri ini.

BERITA TERKAIT:
14 Februari Merupakan Hari Lahir KH Muhammad Hasyim Asy'ari

Tak diragukan lagi, peran Mbah Hasyim begitu penting bagi perkembangan Islam di Nusantara. Salah satunya, kakek Gusdur ini mendirikan Pesantren Tebuireng pada 1899 M. Bahkan, hampir sebagian besar pesantren di Jawa dan Sumatera lahir dari rahim Pesantren Tebuireng. Para kiainya juga pernah menjadi santri Mbah Hasyim.

 

Selain itu, ayahanda Menteri Agama fenomenal, KH A Wahid Hasyim ini juga berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beliau mengajak para santrinya untuk berjuang melawan penjajah. Menurut Mbah Hasyim, berjuang melawan penjajah hukumnya fardlu ‘ain, wajib bagi setiap kaum muslimin Indonesia.

Masih terkait peran Mbah Hasyim dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, pada 22 Oktober 1945, Mbah Hasyim mengeluarkan fatwa jihad yang isinya, hukum membela negara dan melawan penjajah adalah fardlu ‘ain alias wajib bagi setiap mukallaf (orang dewasa) yang berada dalam radius 88 kilometer. Hal tersebut bahkan diabadikan dalam film nasional berjudul Sang Kiai.

Kemudian, fatwa jihad ini dikenal dengan istilah Resolusi Jihad. Jadi, pahala perang melawan penjajah setara jihad fi sabilillah. Oleh karena itu, orang Islam yang gugur dalam peperangan itu dihukumi syahid. Tak berlebihan kiranya jika pemerintah Indonesia menahbiskan Mbah Hasyim sebagai salah satu pahlawan nasional.

Tokoh pendiri Pesantren Tebuireng Jombang ini wafat  pada 21 Juli 1947 yang bertepatan dengan 3 Ramadhan 1366 H dalam usia 76 tahun. Sebagai pendiri NU, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia, tak heran jika makam Mbah Hasyim yang berada di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, selalu diziarahi ribuan orang tiap harinya.

Dengan mengetahui fakta sejarah ini, sebagai kaum muslimin Indonesia khususnya warga Nahdliyin, alangkah baiknya jika kita merayakan 14 Februari sebagai Harlah Hadratusy Syekh dengan ragam cara yang lebih inovatif. Bukan sebaliknya, larut dalam perayaan hari Valentine yang berpotensi dapat menggerus keimanan dan ketakwaan kita.

***

tags: #kh muhammad hasyim asyari #14 februari #hari lahir #nahdliyin #nahdlatul ulama

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI