Dua Korban Pelecehan Seksual oleh Motivator Julianto Eka Putra Bongkar Kebiadaban Sang Pelaku

DUA mantan siswa SMA Selamat Pagi Indonesia buka suara soal pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang motivator Julianto Eka Putra (JE). Kedua korban membuka kedok sang motivator melalui video unggahan di kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Rabu (06/07/2022).

Dua wanita yang tidak menyebutkan namanya itu mengaku pernah dilecehkan oleh Julianto Eka Putra di gedung sekolah. Adapun sosok JE yang kini sudah ditetapkan sebagai terdakwa adalah pendiri sekolah tersebut. 

BERITA TERKAIT:
Oknum Polisi di Tangerang Selatan Ditangkap terkait Kasus Dugaan Pelecehan Seksual
Tiga Remaja Pencuri Gas Jadi Korban Pelecehan Seksual Warga, Aksi Bejat Direkam dan Viral
Diduga Lecehkan Santri, Pemilik Ponpes di Jaktim Diamankan Polisi
Polrestabes Bandung Amankan Tiga Pelaku Terduga Pelecehan Turis Asal Singapura
Polisi Ungkap Kasus Pelecehan Seksual terhadap Anak di Purworejo, Tiga Tersangka Ditangkap

Dalam podcast tersebut, kedua korban membeberkan secara terperinci bagaimana pelaku cabul itu melakukan aksi bejatnya (pelecehan seksual) ketika mereka masih duduk di bangku SMA.

Anehnya, menurut pengakuan korban, sebelum melakukan pelecehan seksual Julianto selalu memberikan kata-kata motivasi kepada para korbannya. 

Awalnya korban diberi afirmasi positif bahwa ia bisa menjadi orang sukses, sehingga korban memandang Julianto sebagai orangtua yang layak dituruti dan diteladani.

"Sampai akhirnya JE (Julianti Eka) melakukan hal aneh, JE rangkul saya, dia bilang anggap dia seperti ayah sendiri. Saya dipeluk, cium pipi saya, kening, kemudian dia cium bibir saya. Saya kaget nggak bisa ngapa-ngapain, saya diem aja," ujar korban.

Diketahui, kejadian tersebut terjadi 13 tahun lalu di dalam gedung sekolah, meski demikian keduanya masih mengingat peristiwa bejat itu, bahkan keduanya mengaku masih mengalami trauma hingga kini. 

Kini, kasus tersebut masih bergulir di Pengadilan Negeri Malang, Jawa Timur. Bahkan laporan telah disidangkan sejak setahun lalu dan menurut pengakuan korban selalu ditemui kejanggalan dalam proses siding. 

“Saya tidak diperbolehkan menyerahkan bukti foto atau recording, sedangkan JE diperbolehkan menyerahkan bukti-bukti baru” kata korban.

korban juga menyampaikan, meski pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan terdakwa tetapi hingga kini tidak dilakukan penahanan. 

korban juga berharap untuk korban-korban lain yang pernah dilecehkan oleh JE agar berani bersuara demi menghindari kasus serupa kembali terulang.