Diadaptasi dari Novel hingga Jadi Film Serial Gadis Kretek, Penulis Terinspirasi Bisnis Keluarganya

serial Gadis Kretek diangkat dari kisah nyata cinta sepasang kekasih dengan latar belakang industri kretek era 1960-an. Namun, karena perbedaan latar belakang, cinta mereka dilarang.

serial yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ratih Kumala ini. Ratih terinspirasi dari bisnis keluarganya yang berkecimpung di industri kretek Indonesia.

BERITA TERKAIT:
Sayap-Sayap Patah 2: Olivia Tampilkan Drama Keluarga dan Aksi Menegangkan
Forka Films Hadirkan Film Horor Berdimensi Sosial: Angkara Murka
Senyum Manies Love Story Tampilkan Cinta Masa Muda Anies Baswedan dan Fery Farhati, Tayang 12 Juni 2025
Sinopsis Film Penjagal Iblis Dosa Turunan, Satu Keluarga Tewas saat Ruqyah
Film Biografi The Beatles akan Dirilis pada 2028 Mendatang

"Keluarga besar mamaku dulu itu pengusaha kretek lokal di kota kecil di Jawa Tengah," ungkap Ratih Kumala, Rabu (1/11).

Walaupun bisnis kretek keluarganya sudah tidak ada jauh sebelum dia lahir, namun karena cerita dari sang nenek, ia jadi tahu bagaimana gambaran pabrik kretek keluarganya.

Ratih Kumala juga mengungkap jika pemberian nama judul Gadis Kretek berasal dari salah satu merek kretek pada saat itu.

"Aku lupa bagaimana muncul dengan Gadis Kretek, tapi kayaknya dia ada di salah satu list itu. Juga karena ini adalah merek (kretek) yang aku masukkan ke dalam buku," jelas Ratih.

Ratih juga diceritakan oleh sang paman dan tantenya, tentang industri kretek Indonesia. Karena berlatar tahun 1960-an, serial Gadis Kretek tidak jauh dari peristiwa perubahan politik. 

Banyak keterlibatan partai politik dalam produksi kretek. Gambaran dalam “Gadis Kretek” membangkitkan kenangan sejarah kelam Indonesia tahun 1965 dengan terjadinya peristiwa pemberontakan G30S alias Gerakan 30 September. 

Banyak pesaing kretek yang ingin menjatuhkan lawan dengan menuduh mereka masuk dalam partai politik terlarang, yang membuat mereka diincar kemudian dibunuh.

film ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga perantara untuk mengingatkan kita akan peristiwa bersejarah yang terjadi di Indonesia. 

***Ditulis oleh wartawan magang Ika Melinda Ningtyas