Yulianto, Musik, dan Inspirasi
Musik itu untuk semua manusia.
Selasa, 08 Desember 2020 | 11:58 WIB - Sosok
Penulis:
. Editor: Fauzi
Yulianto kecil tak pernah menyangka jika ia pada akhirnya menjadi seorang musisi. Bagaimana tidak, sejak kecil, ia sangat menyukai sepak bola. Dahulu, ia mengelu-elukan diri sebagai olahragawan dan bercita-cita menjadi pesepak bola. Hobi ini, bahkan ia gandrungi sejak duduk di bangku SD. Namun sewaktu SMP, ia pindah haluan dan mulai menyukai musik. Apabila ditanya mengapa menyukai musik, pria yang akrab disapa Ucok ini sepertinya belum menemukan kalimat yang “pas”.
“Karena seni itu bagi semua manusia,” ujarnya. Menyiratkan jika musik yang merupakan salah satu seni dibutuhkan oleh manusia. Bukan hanya sekadar untuk musisi. Dari anak kecil hingga orang dewasa menyukai musik—tentu dengan selera masing-masing.
BERITA TERKAIT:
Dinkes Jateng Sebut Capaian Vaksinasi Covid-19 di Banjarnegara Paling Rendah
Yulianto, Musik, dan Inspirasi
Mengenang masa saat berkenalan dengan musik, ia mengaku sewaktu dirinya SMP, sedang musim “siswa sehabis pulang sekolah patungan dan nge-band bersama teman-teman”. Beruntung, orang tua keyboardis dan pencipta lagu ini mendukung apa yang dilakukan oleh anaknya.
Dalam bermusik, Ucok mengaku suka mendengarkan lagu-lagu Sheila on 7. Sementara dari luar negeri, ia banyak mendengarkan musik slow rock. Kini, ia berlaga dengan Srempet Gudhal untuk band panggung. Sementara untuk band kafe dan wedding, ia bermain bersama Survive. Semua lagunya berasal dari pengalaman pribadi maupun puisi temannya.
Inspirasi dalam Bermusik
Alumni Sastra Inggris Undip 2008 ini telah menciptakan banyak lagu, baik ia nyanyikan sendiri maupun dinyanyikan oleh orang lain. Dari sekian banyak lagu ciptaannya, ada delapan yang telah masuk dapur rekaman. musik, ia akui sebagai passion-nya. Hingga dalam perjalanan bermusiknya, ia mengaku lebih banyak suka dibandingkan dukanya.
Pria berusia 28 tahun ini menyebut momen paling berkesan dalam bermusik adalah waktu manggung di Bali. Saat itu, ia dan band Srempet Gudhal naik bus menuju Bali, sehingga berkesan seakan sedang study tour dan ditonton banyak orang.
Dalam bermusik, Ucok berprinsip yang penting berkarya terus dengan tulus. “Tanpa memikirkan karya ini akan disukai banyak orang atau tidak,” ujarnya.
Tetap dengan idealismenya dalam bermusik. Menjadi terkenal atau dikenal banyak orang, barang kali memang diidam-idamkan setiap musisi. Tetapi baginya, cukuplah menghasilkan karya. Sementara hal lain yang menyertainya adalah efek samping.
Terkait inspirasi dalam menciptakan lagu, Ucok banyak terinspirasi dari kisah pribadinya. Namun kadang juga memakai puisi karya temannya. Karyaya kebanyakan adalah lagu mellow. Beberapa lagunya yakni Malaikat Tak Bersayap dan Satu Cara (2016), Puisi Cinta (2017), Loro Ati (2018), Pacar Simpanan (2019), serta Rencanane Gusti dan Simpang Lima (2020).
Dalam waktu dekat ini, Ucok yang bertekad untuk selalu baik terhadap orang lain ini akan launching single terbarunya berjudul “Simpang Lima Ninggali Kenangan”. Launching lagu ini rencananya akan digelar di Kafe Warga Lokal Banyumanik Semarang pada 20 Desember 2020.
Ke depannya, penyuka sate ayam ini mengaku terus berkarya dan menghasilkan banyak lagu. Meskipun tak ia pungkiri jika inspirasinya mandek atau mentok, ia akan stres. Barangkali hal ini biasa terjadi pada setiap musisi. Apabila hal ini terjadi, ia akan berhenti sejenak. Aktivitas ia alihkan dengan bermain game atau sepak bola yang memang menjadi hobinya.
“Jadi tanpa saya niatkan, nanti inspirasi itu datang sendiri,” tandasnya. Ternyata inspirasi tak selamanya perlu dipancing.
Musisi asal Tembalang Semarang ini memang tak pernah meninggalkan hobi bermain bola. Walaupun melupakan impiannya menjadi pesepak bola. Ia pun mengingat alasannya dahulu beralih dari sepak bola ke musik. Menurutnya, hal ini karena ia tak kunjung berprestasi dalam dunia sepak bola.
“Di dalam olahraga kan kalau di saat usia 17 tahun ke atas belum mencapai apa-apa, itu yang dikatakan pelatih dulu, pelatih saya, belum menghasilkan prestasi, mending beralih cita-cita,” kenangnya.
Karier
Bakat Ucok bahkan langsung membawanya juara saat baru masuk dunia musik. Pada tahun 2004, ia juara II Festival Band antarSMP se-Kota Semarang. Dua tahun kemudian, yakni pada 2006, ia menjadi guru les musik Terbang. Kemudian setahun kemudian, ia menjadi guru ekstrakulikuler musik di SMA Guntur Demak
Sementara dua tahun kemudian, yakni pada 2009, pria yang masih lajang ini bergabung dengan home band café Group Smoothies. Semakin melebarkan sayap, ia akhirnya menjadi keyboardist Group Srempet Gudhal di tahun 2013.
Untuk kiprah manggung, pria yang menjadi juara 1 kompetisi dan top score antarfans club se-Indonesia di Manado pada tahun 2017 ini pernah mengisi acara Jawakustik di Hotel Novotel Semarang (2017), Campurocksari di Hotel Gumaya Semarang (2018), dan band pembuka konser Didi Kempot di Dusun Semilir Semarang (2019).
***Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Pria Grobogan Ini harus Berlebaran di Penjara karena Edarkan Sabu
29 Maret 2024
Hanya Demi Konten, Dua Pemuda Jepara Ini Lempar Kucing ke Laut
29 Maret 2024
Empat Tempat Hiburan Malam di Semarang Disegel Satpol PP
29 Maret 2024
RD Minta Pemainnya Jaga Tren Positif Saat Lawan PSIS
29 Maret 2024
PT Pelni Cabang Semarang Kerahkan Enam Armada Kapal untuk Mudik Lebaran
29 Maret 2024
Rembang Perlu Kerja Keras Turunkan Angka Kemiskinan
29 Maret 2024
Polda Jateng Bagi-bagi Sembako dan Gelar Layanan Kesehatan di Magelang
29 Maret 2024
Membahayakan! Kapolres Pati Imbau Orangtua Tak Belikan Anak Sepeda Listrik
29 Maret 2024
Jelang Lengser, Jokowi Ingin Indonesia Kuasai 61 Persen Saham Freeeport
29 Maret 2024