Panggilan Hati, Dorong Dita Jadi Dokter Hewan
"Hewan itu nggak bisa ngomong, nggak bisa mengeluh. Tapi hewan itu tetap merasakan sakit dan butuh pertolongan. Saya jadi dokter hewan karena panggilan hati. Ingin menolong hewan," kata Dita
Sabtu, 26 Desember 2020 | 18:15 WIB - Sosok
Penulis:
. Editor: Wis
KUASAKATACOM, Semarang – Pilihan menjadi dokter hewan, menurut drh Carolina Divita Ardani Putri merupakan Panggilan Hati. Karena niat ingin menolong hewanlah, yang membulatkan tekadnya menjadi seorang dokter hewan. Saat ini dara berusia 26 tahun itu, berpraktek di sebuah klinik hewan di Jalan Telaga Mas, Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Hewan itu nggak bisa ngomong, nggak bisa mengeluh. Tapi hewan itu tetap merasakan sakit dan butuh pertolongan. Saya jadi dokter hewan karena Panggilan Hati. Ingin menolong hewan," kata Dita, sapaan akrabnya, saat ditemui tim KUASAKATACOM, di sebuah kafe di Jalan MH Thamrin Kota Semarang, Jumat (25/12/2020) malam.
BERITA TERKAIT:
Panggilan Hati, Dorong Dita Jadi Dokter Hewan
Ia menambahkan, dirinya menjadi dokter hewan juga karena memiliki hewan peliharaan. Dari hewan peliharaan itu, ia mengaku memiliki rasa sayang kepada hewan hingga akhirnya tergugah hati untuk jadi dokter dan penolong hewan. "Rata rata yang jadi dokter hewan itu biasanya punya hewan peliharaan," ujarnya.
"Dari kecil aku udah punya hewan peliharaan. Aku punyanya sejak TK. Aku punya hewan peliharaan anjing," ungkap wanita alumni SMA Kolese Loyola Semarang itu.
Cita Cita
Dita mengungkapkan, sebenarnya menjadi dokter hewan bukanlah cita cita yang ia miliki sejak kecil. Ketika masih kecil, Ia mengaku sempat memiliki cita cita sebagai arkeolog dan astronot. Namun entah mengapa saat dirinya menginjak kelas 12 SMA malah tertarik menjadi dokter hewan.
Karena cita citanya itu, ia lantas melanjutkan kuliah di jurusan Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Ia sendiri mulai kuliah di UGM sejak tahun 2012 hingga tahun 2016. Selanjutnya di tahun 2016-akhir 2017 ia memasuki masa KOAS sebagai dokter hewan.
Selesai masa KOAS, pada awal tahun 2018 Dita merintis karir sebagai dokter rawat inap hewan selama tiga bulan.
"Biasa lah kalau dokter rawat inap itu kan karena kita masih fresh graduate, perlu perkenalan dulu. Ya semacam ospek gitu lah," canda wanita kelahiran Jakarta 3 Agustus 1994 itu.
Memasuki bulan keempat dirinya mulai menjadi dokter poli. "Sampai sekarang aku sudah jadi dokter poli. Yang praktek di depan," jelas dia.
Dukungan Orang Sekitar
Dalam kesempatan tersebut, wanita yang memiliki saudari kembar itu mengatakan, cita citanya sebagai dokter hewan sempat dipertanyakan oleh orang tuanya. Dia mengaku awalnya orang tua sempat menyarankan dirinya agar menjadi dokter gigi atau dokter umum.
"Orang tua sebenarnya kurang mendukung jadi dokter hewan. Orang tua pernah bilang 'dik, kamu jadi dokter gigi, dokter umum aja' gitu. Tapi panggilan saya bukan kesitu. Jadi ya gimana gitu ya," beber dia.
Dita pun berusaha meyakinkan kepada orang tuanya bahwa jalan hidupnya sebagai dokter hewan.
"Dari awal aku sudah bilang ke orang tua "Pak, bu aku panggilannya enggak ke dokter umum. Tapi saran ibu aku coba dulu". Ketika aku sudah keterima jadi dokter hewan, orang tua ku hanya berpesan 'yang penting kamu berusaha yang terbaik di bidangmu'," lanjut Dita.
Suka Duka Jadi Dokter Hewan
Dita menjelaskan, hingga saat ini dirinya masih ingat betul pesan dari dosen semasa kuliah bahwa "menjadi dokter hewan akan belajar seumur hidup". Hal itu ternyata benar, ia mengaku harus banyak belajar berbagai hal. Sebab berbagai penyakit baru terkait hewan terus bermunculan dan metode pengobatannya pun terus berkembang seiring berjalannya waktu.
"Sebagai dokter, mau nggak mau, kita harus mengikuti perkembangan jaman juga ya dan mau nggak mau kita harus belajar terus menerus. Setiap hari itu ada ada saja penyakitnya hewan," imbuh Dita.
Ia juga bercerita, bekerja sebagai dokter hewan menyita waktunya. Apalagi di kliniknya tempat bekerja menerapkan sistem shift dan tidak memungkinkan waktu libur di hari weekend. Meski begitu dirinya tetap menjalani profesinya dengan penuh sukacita.
"Liburku nggak pasti sih, kadang kamis, kadang selasa, kadang weekend, enggak pasti sih. Sempat diprotes sama orang di sekitar saya, tapi mau gimana lagi. Kita kan punya pasien yang enggak bisa ditinggal," kata Dita sambil mengumbar tawa.
Dita mengatakan, ketika ada waktu senggang maupun hari libur pun ia berusaha meluangkan waktu untuk berkomunikasi maupun bertemu dengan orang sekitar seperti keluarga, teman dan lain sebagainya.
Ia mengungkapkan, dalam bekerja sering kali kerja melebihi waktu alias lembur. Lembur salah satunya untuk mengerjakan operasi penyakit hewan.
"Ini hampir setiap hari ada ya. Aku pernah harus kerja selesai jam 18.00 WIB tapi karena ada yang harus dioperasi ya aku harus over time. sering kayak gitu," ucapnya
"Pernah juga aku selesai kerja jam 21.00 WIB tapi pernah lembur sampai jam 02.00 WIB karena harus ada yang ditindak secara langsung," pungkas wanita yang hobi traveling itu.
drh Carolina Divita Ardani Putri
***tags: #panggilan hati #dorong dita jadi dokter hewan
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Gunung Marapi Erupsi, Bandara Minangkabau Hentikan Operasional Sementara
28 Maret 2024
KPK Tetapkan Windy Idol sebagai Tersangka Kasus Pencucian Uang
28 Maret 2024
Rp85 Miliar dari DBHCHT untuk Kesehatan, RSUD Kudus Tambah Ruang ICU
28 Maret 2024
Diimpor Secara Ilegal, Sejumlah Produk Senilai Rp9,3 Miliar Dimusnahkan Kemendag
28 Maret 2024
Pemkab Magelang Adakan GPM di Halaman Kantor Kecamatan Dukun
28 Maret 2024
Ayunkan Celurit di Jatingaleh Semarang, Tersangka Ridwan: Habis Minum Miras, Refleks
28 Maret 2024
Bea Cukai Jateng DIY Dorong Penyerapan 8.000 Tenaga Kerja di Jawa Tengah
28 Maret 2024
Pemerintah Pastikan Jalan Nasional di Jateng Siap Dilintasi Pemudik Lebaran 2024
28 Maret 2024