Theresia Virginia, mahasiswa dan relawan

Theresia Virginia, mahasiswa dan relawan

Menjadi Relawan, Nia Berani Mengambil Risiko

Nia mendapatkan nilai-nilai kehidupan.

Rabu, 13 Januari 2021 | 07:39 WIB - Sosok
Penulis: - . Editor: Ririn

Kehidupan modern di kota besar membuat banyak orang menjadi acuh dengan lingkungan sekitar. Terjebak dengan suasana macet dan rutinitas melelahkan, membuat orang lupa betapa menyenangkannya menjadi volunteer atau relawan.

Namun ternyata masih ada segelintir orang yang mau meluangkan waktu untuk “memberikan hidupnya”, membantu tanpa mengharapkan imbalan. Seperti yang dilakukan oleh Theresia VirgiNia atau yang biasa dipanggil Nia. Di tengah kesibukannya, ia tetap berdedikasi membantu mereka yang membutuhkan. Bukan karena ingin dipuji, tetapi memang kerinduan dari hati.

BERITA TERKAIT:
Menjadi Relawan, Nia Berani Mengambil Risiko

Perempuan 20 tahun tersebut tak ragu untuk meninggalkan kota dan memilih pergi ke pelosok negeri demi mengajar baca tulis anak-anak di sana. Aksinya ini mulai dilakukan semenjak duduk di bangku kuliah. 

Selama ini ia memanfaatkan media sosial untuk mencari informasi terkait relawan. Nia menyayangkan anak muda zaman sekarang kurang memanfaatkan media sosial dengan baik. Padahal di era modern ini, banyak informasi dan kesempatan yang bisa menjadi peluang untuk mereka maju.
 
Berawal dari keinginan untuk berkontribusi, membuat dirinya terjun sebagai relawan. Selain itu, dengan melakukan pengabdian membuat Nia menjadi pribadi yang lebih bersyukur.

Beruntung kegiatan relawannya mendapat dukungan dari orang tua. Mulai dari biaya hingga  keberangkatan dikoordinasikan dengan mereka. Walaupun beberapa kali jadwal kegiatan relawannya tertunda bahkan berubah, Nia selalu bisa memutar otak dan menyiapkan rencana cadangan untuk risiko terburuk.

Dimulai dari Kepulauan Riau, ia menceritakan pengalaman relawan pertamanya. Dikenal sebagai “orang kota” menjadi perasaan asing yang pertama kali ia dapatkan ketika ditempatkan di divisi lingkungan.

“Saat berjalan atau melakukan sesuatu, para volunteer sering dilihat bak artis dan disambut dengan sangat baik,” tuturnya sambil tertawa kecil.

Selain membantu warga, bonus yang ia dapatkan dari menjadi relawan adalah bisa menikmati keindahan alam pelosok Indonesia. Keindahan alam itu beberapa kali ia abadikan dengan kamera pribadinya yang kemudian dibagikan melalui media sosial. 

 

Menjalani kuliah online mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan ini memanfaatkan waktunya  dengan sebaik mungkin agar tetap bisa berkuliah sambil menjadi relawan. “Aku nggak bisa mengabaikan nilai tentunya, sehingga perlu mencari waktu yang cocok dan melihat kondisi sinyal di tempat pengabdian,” katanya saat ditanya cara dia membagi waktu.

Belum lama ini dia baru saja menyelesaikan masa pengabdiannya di Madura dengan posisi sebagai ketua divisi pendidikan. Informasi beasiswa hingga motivasi belajar dilakukan untuk mendukung mimpi anak-anak di sana.

Kepedulian  terhadap bidang pendidikan ini tumbuh dari masalah pernikahan dini yang masih jadi tradisi di daerah pelosok. Nia merasa perlu melakukan sesuatu dengan membagikan informasi terkait pendidikan, agar tercipta generasi bangsa yang berkualitas.

Tidak ingin pengabdiannya sia-sia, timnya meninggalkan jejak yaitu perpustakaan desa guna meningkatkan semangat berliterasi. Dia berharap setiap program yang sudah dijalankan bisa bermanfaat terlebih membawa harapan baru bagi mereka.

Usahanya itu ternyata membuahkan hasil, “relawan di Madura kemarin aku dapat penghargaan sebagai peserta terbaik dan timku menang sebagai best team juga,” ucap Nia dengan gembira.

Ia mengaku dirinya banyak berkembang dengan menjadi relawan, mulai dari kemampuan berpikir kritis, kerjasama tim, hingga mengetahui berbagai isu di daerah pelosok. Terlebih saat menjadi ketua divisi, Nia belajar bagaimana cara memimpin dan mengasah kemampuannya dalam hal berbicara.


*Penulis adalah SoNia Bela Christian, reporter magang KUASAKATACOM

***

tags: #nia #relawan

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI