Ben Pramudya: Sudah Keliling Dunia, Kini Jadi Relawan untuk Kucing Jalanan
Selama pandemi, ia bersama rekannya Aji bergerak untuk membantu kucing-kucing jalanan.
Rabu, 03 Februari 2021 | 08:40 WIB - Sosok
Penulis:
. Editor: Ririn
Ben tak pernah menyangka dunia relawan mengajarkannya pengalaman hidup yang tak ada habisnya. Sejak lulus SMA, Ben sebenarnya ingin melanjutkan studinya di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) untuk menggapai cita sebagai seorang seniman. Namun ekonomi keluarga yang saat itu labil membuatnya mengurungkan niatnya dalam-dalam.
Akhirnya ia menjajal mendaftar ke Institut Seni Indonesia di Yogyakarta, tapi Dewi Fortuna pun tak berpihak padanya. Pada tahun yang sama juga Yogyakarta sedang dilanda gempa hebat dan lagi-lagi jalan Ben sebagai seniman hempas. "Bahkan Tuhan aja nggak ngizinin ke jalan itu," ujarnya sambil tertawa. Namun jalan terbuka di Program Studi Ilmu Pemerintahan di Universitas Diponegoro Semarang. Di sanalah ia mulai mengabdikan diri sebagai relawan.
BERITA TERKAIT:
Memalukan! Relawan Bencana di Kudus Ancam dan Halangi Wartawan saat Liputan Korban Gunung Muria
Bantu Korban Banjir, PMI Kota Semarang Terjunkan 23 Relawan ke Baturagung Grobogan
Rektor USM Terjunkan Relawan Bantu Korban Banjir Grobogan
Kapolres Wonosobo Minta Relawan Penanggulangan Bencana Siap Siaga
Menang dalam Pilkada Karanganyar, Relawan Rober-Adhe Cukur Gundul sebagai Wujud Rasa Syukur
Jadi relawan di Organisasi Asal Jepang
Saat masih berkuliah di Undip daerah Pleburan, Ben bertemu dua mahasiswa asal Jepang sewaktu jalan-jalan keliling kampus. Ketika ngobrol dengan mereka, ternyata kedua mahasiswa itu sedang mengikuti program volunteering alias kerelawanan menanam mangrove di daerah Mangkang Kota Semarang. Cerita dari mereka membukakan kedua mata Ben.
"Orang Jepang yang standar hidupnya tinggi sekali cuma hidup di rumah warga, kampung nelayan yang sempit. Jauh dari bahkan standarku hidup. Banjir, banyak nyamuk. Tapi mereka aja bisa tahan," katanya. Lama kelamaan muncul percikkan dalam hatinya untuk mengikuti jalan yang sama.
Ben bergabung dalam organisasi kerelawanan asal Jepang IIWC (Indonesia International Work Camp) dan melaksanakan project pertamanya di sekitaran area lokalisasi di Tegal Panas Semarang. "Kita cuma hadir sebagai kakak untuk anak-anak di sana, bermain sama-sama," lanjutnya.
Ada pula kisah-kisah yang menggugah pikiran yang ia dapat di sana. "Ketika kami lagi jalan-jalan sama anak-anak, temen saya dari jepang makan snack, lalu bungkusnya dikantongin. Kotor padahal. Saat ditanya, 'Kamu nggak liat ini sawah kamu bagusnya kaya gini, aku nggak mau ngotorin sawah kamu.' Disitulah aku merasa terinjak-injak sebagai orang Indonesia," curhatnya. Mulai saat ini Ben berkomitmen untuk tak pernah membuang sampah sembarangan lagi seumur hidupnya.
Ben lalu mengakui bahwa kegiatan kerelawanan dan semacamnya adalah passion-nya dalam hidup. Ia menuruti panggilan hati mulia itu. "Aku ikut project kerelawanan ini sekali, itu addicting," ujar Ben. Menurutnya banyak sekali pelajaran yang diambil dari volunteering seperti jadi belajar bahasa dan budaya asing, ia juga bertemu orang lokal yang belum pernah ia temui sebelumnya yang menyimpan banyak cerita.
Keliling Dunia Jadi relawan
Setelah lulus kuliah, Ben langsung bergabung menjadi staf di organisasi IICW tadi. Ia berkesempatan pergi keliling dunia, seperti Kamboja, Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, dan Prancis. Bahkan ia pernah diundang menghadiri konferensi kerelawanan UNESCO di Arab Saudi sebagai perwakilan Indonesia, setelah melalui proses seleksi yang ketat. Di sana Ben bersama teman-teman kerelawanan dari seluruh dunia berbagi pengalaman selama melakukan volunteering.
Di sana Ben mengalami sebuah kejadian yang membuatnya bangga melakoni volunteering. "Aku tidur di hotel kelas Hollywood, intercontinental gitu, dan aku cek itu seharga USD 650, dan aku stay di situ selama 4 hari 3 malam," ceritanya. Ben kemudian protes kepada panitia penyelenggara konferensi tersebut. Pikirnya uang sebanyak itu akan sangat membantu bila dipakai untuk project di Indonesia.
"Dan dia (panitia) cuma senyum dan tanya ke aku 'Sudah berapa lama kamu volunteering?' Aku jawab dari 2009. Dia bilang 'Kamu pantas mendapat ini. Seorang volunteer itu mengorbankan banyak energi, waktu, dan terkadang uang sendiri.' Aku udah nggak bisa jawab lagi," lanjutnya.
Melihat Dunia dari Perspektif Lain
Saat berbagi dengan para PSK di area lokalisasi di Tegal Panas, Ben belajar untuk melihat dunia dalam perspektif berbeda. Ia begitu menghormati wanita-wanita di sana. Sebagian besar PSK memiliki alasan yang terpuji di balik profesi mereka yang dicaci.
"Aku respect terhadap mereka, karena tidak semua PSK itu pengen jadi PSK. Terkadang mereka nggak punya pilihan. Banyak yang harus menghidupi keluarga di rumah," jelasnya.
Ben menemukan nilai dan jati dirinya dari mengikuti kegiatan kerelawanan tersebut. Ternyata masih banyak orang-orang yang membutuhkan nilai-nilai yang ia miliki dalam kehidupan mereka. "Lilin ketika kamu bawa ke tempat yang gelap, dia akan lebih berguna," kata Ben.

Mengabdi untuk kucing
Belakangan ini kegiatan kerelawanan yang diikuti Ben sedikit terhambat akibat pandemi. Namun panggilannya dalam volunteering tak pernah padam. Kini ia bersama rekannya Aji bergerak untuk membantu kucing-kucing jalanan.
"Aku lelah sama orang-orang. I'm sick of people," terang Ben saat ditanya mengapa. "Ketika aku belajar ke orang-orang yang aku anggap agen perubahan, mereka bukan orang yang religius, tapi mereka melakukan sesuatu yang lebih banyak daripada orang-orang yang koar-koar agama di sini (Indonesia)," jawabnya. "Kalo hewan kan tulus, kalau sudah kenyang ya cukup," lanjutnya.
Diawali dari iseng-iseng memberi makan kucing di sekitaran kampus Undip, Ben bersama rekannya Aji bertemu teman-teman lain yang hobi street feeding alias memberi makan hewan jalanan. Semasa pandemi, kucing-kucing yang tadinya bertahan hidup dari makanan sisa mahasiswa jadi kehilangan sumber makanan.
Kemudian bermodalkan pengalaman kerelawanan dan sebuah ruko di Ngaliyan Square Semarang milik Aji, Ben bersama Aji membuka usaha pet shop-nya sendiri untuk menggalang dana. Toko itu dinamai "Star Paws Pet Shop and Cat Hotel".
Pet shop-nya pun memiliki sisi plus yang tak dimiliki toko lain, yaitu kerelaan Ben untuk mengedukasi konsumen. "Ada unsur edukasinya, dan itu free. Pelanggan bisa konsultasi masalah kucing-kucingnya," kata Ben. Stok dan fasilitas yang dimiliki petshopnya sudah terbilang lengkap. Tersedia berbagai makanan kucing kering (dry food) dan makanan basah (wet food), kudapan untuk kucing, pasir litter, vitamin, dan obat-obatan. Selain itu tersedia juga fasilitas cat hotel alias penginapan kucing bagi yang harus meninggalkan kucing-kucingnya saat bepergian.
Selama berjalan 3 bulan terakhir, Ben mengaku ia benar-benar murni menjalani usahanya tanpa memungut untung. "Nah disinilah nilai volunteering itu bener-bener aku aplikasikan. Murni profitnya masih untuk mbesarin (toko) ini dulu, sisanya untuk makan kucing jalanan," ujarnya.
Ben pun berpesan bahwa dalam volunteering, harus dilakukan dengan hati yang ikhlas, jangan sampai menyusahkan diri sendiri atau orang lain, termasuk saat jadi relawan untuk kucing-kucing liar. "Kalau semisal baru mampu ngasih makan, itu aja sudah lebih dari cukup," pungkas Ben.
*Tulisan di atas dibuat oleh Forsaria Prastika, reporter magang KUASAKATACOM.
***tags: #relawan #sosok #kucing #ben
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
BAZNAS Berikan Layanan Kesehatan Gratis bagi Warga Membutuhkan
11 November 2025
Kemenkum Jateng Ikuti ToT Regulatory Impact Assessment
11 November 2025
Pemkab Sragen dan Polda Jateng Dorong Optimalisasi Pelayanan MBG
11 November 2025
Seorang Pria di Wonosobo Ditemukan Meninggal Gantung Diri di Rumah Kos
11 November 2025
BNN Tangkap 1.259 Orang dalam Operasi di 53 Titik Indonesia
11 November 2025
Kemenag Tegaskan Misi Dakwah Ekoteologi dan Kurikulum Cinta
11 November 2025
10 Napi Lapas Semarang Ikuti Pelatihan Barista
11 November 2025
Gelar Character Building, Tim PkM USM Ajak 43 Remaja di Lamper Lor Semarang Peduli Lingkungan
11 November 2025
Polisi Kembali Ringkus Pelaku Penembakan Hansip di Jaktim
11 November 2025
Kabag SDM Polrestabes Semarang Inisiasi Pelatihan “Bhabinkamtibmas Tangguh Pangan”
11 November 2025

