Meski Berkulit Gelap dan Sempat Di-bully, Evi Wijaya Buktikan Bisa Sukses Lewat Dunia Modelling
Perjalanan Evi hingga menjadi model ternama seperti sekarang tentunya banyak menemui lika liku.
Rabu, 25 Januari 2023 | 12:47 WIB - Sosok
Penulis:
. Editor: Wis
MEMILIKI warna kulit gelap, tak membuat Evi Wijaya menjadi minder dengan penampilannya. Warna kulit gelapnya itu justru membuat dirinya semakin percaya diri karena merasa menemukan karakter dan keunikan tersendiri.
Awal mula ketertarikan Evi di dunia model berawal saat dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah. saat itu teman sebangkunya sudah terlebih dahulu terjun di dunia model meskipun masih sebatas photo hunting.
BERITA TERKAIT:
Walikota Semarang Perintahkan Satpol PP Cegah Pembagian Takjil di Jalan Raya
Ada 1.610 Bacaleg, PDI Perjuangan Jateng Tetapkan Nomor Urut Coblosan
Langgar Batas Waktu, Ratusan Lapak Dugderan Dirobohkan Satpol PP Kota Semarang
Daftar Bengkel Sepeda Motor di Kota Semarang, Lengkap Alamat hingga Jam Kerja
Hilal Setinggi 2 Derajat Terlihat di Planetarium UIN Walisongo Semarang
Di tahun 2012 itu, di mana penggunaan kamera DSLR masih terbilang cukup langka dan terkesan mewah, Evi tertarik untuk mengikuti jejak temannya. Dari situlah siswa Akuntansi Perpajakan ini terjun ke dunia modelling.
"akhirnya aku ikut (temanku). ya awal-awal malu sih. Ikut Ikut terus aku ngelihat haslnya bagus. terus aku lihat fotografernya kayak positif gitu, dia bilang 'kulitmu itu bagus, lho. terus kamu photogenic. sayang kalau nggak dikembangin' bilangnya pake positive energy kayak gitu," terang Evi.
Ketika itu wanita asli Semarang tersebut masih belum percaya diri dengan kulit gelapnya. Namun, sang fotografer terus mendorong dan mendukung Evi untuk ikut photo hunt agar relasinya bertambah.
“Saat Aku publish hasil fotonya, terus orang banyak yang beri komentar positive dan good vibes gitu lho. 'ih keren kulitnya bagus, eksotis, ih berkarakter'. Tapi jaman itu kan aku masih kurang merawat diri, karena masih sekolah," lanjutnya.
Evi mulai menyelami dunia modelling dengan mengikuti berbagai komunitas fotografi di Kota Semarang. Tanpa memakan waktu lama, wanita yang punya keunikan dan mudah berbaur itu sudah memiliki cukup banyak kenalan fotografer, make up artist, bahkan fashion designer. Banyak pula yang akhirnya mengajak dirinya menjadi icon modelnya.
Semenjak itu, karirnya kian melesat. Terlebih, kulitnya yang gelap dan terkesan eksotis menarik banyak fotografer. Perempuan kelahiran 13 Maret 1996 itu pun mulai banyak terlibat dalam event-event fotografi dan mengenal sejumlah fotografer ternama di Kota Atlas itu.
Evi yang saat itu masih berstatus siswa SMK pun mulai memberanikan diri dan melebarkan sayapnya hingga ke daerah lain, seperti Salatiga, Solo, Kudus, Pati, Jepara, Yogyakarta hingga ke wilayah di Jawa Tengah. Meskipun keluarganya sempat mengkhawatrikan dirinya, Evi berhasil meyakinkan mereka untuk mengejar mimpinya.
“Di situ akhirnya ketertarikan semakin menjadi di dunia modelling. Pertama karena aku senang di depan kamera, bisa pose-pose bebas. Kedua, aku bisa travelling ke sana ke sini di akomondasiin fotografer atau client terus dapat uang juga," kenang Evi.
Sempat Di-bully Ketika Masih Sekolah
Perjalanan Evi hingga menjadi model ternama seperti sekarang tentunya banyak menemui lika liku. ia bercerita dirinya pernah dirundung ketika masih SMK karena kulitnya yang gelap. Namun, berkat kerja keras serta dukungan orang-orang terdekatnya, ia berhasil membuktikan bahwa berkulit hitam tak menghalangi jalannya untuk menjadi orang sukses.
Tak hanya soal fisik, profesionalitas Evi ternyata juga mendapat ujian. Saat masih sekolah, Evi mengaku sudah beberapa kali menjadi model dengan mengenakan pakaian yang dinilai cukup terbuka karena profesionalitas. hal itu juga lah yang membuat dirinya sempat di-bully di lingkungan sekolah.
“Fotoku itu disebar sama orang yang nggak suka sama aku. Fotoku diprint terus disebar dan ditempel di mading sekolah," cerita Evi.
Karena hal itu, Evi sempat dipanggil ke ruangan BK (bimbingan konseling). Ia ditanya oleh gurunya apakah orang tuanya mengetahui soal foto-foto Evi.
Ia pun menceritakan apa yang terjadi sebenarnya bahwa orang tuanya hanya mengetahui dirinya sebagai model, tetapi tidak untuk berpakaian terlalu mini. sang guru pun hanya memberikan peringatan jika hal itu sampai terulang kembali, maka orang tuanya akan dipanggil.
"jadi bener-bener yang dibully kayak gitu, aku ya deg-degan. Tapi ya aku membuktikan bahwa, ya, aku jadi 'orang'," sambungnya.
Kerja Kantoran
Lulus dari SMK, Evi tak langsung mengejar impiannya menjadi model profesional. Ia sempat menjajal bekerja di suatu perusahaan distributor swasta dengan jabatan yang sesuai dengan jurusan sekolahnya.
Namun, ia merasa pekerjaan semacam itu membosankan dengan gaji yang tak terlalu banyak. Mengingat sejak masih duduk di bangku SMK, Evi memang sudah memiliki penghasilan sendiri dari freelance model pemotretan yang dirasa dengan waktu hanya beberapa jam bisa menghasilkan angka hampir setara dengan gaji bulanannya saat itu. Namun akhirnya, setelah sekitar 8 bulan bekerja, ia memutuskan resign.
Merantau ke Jakarta
Usai resign dari pekerjaan yang ia sebut membosankan itu, Evi pun kembali menghubungi sejumlah fotografer yang sempat memintanya untuk menjadi model ketika dirinya masih bersekolah dulu. Usahanya tersebut ternyata langsung membuahkan hasil.
Saat itu, seorang fotografer ternama, Darwis Triadi justru menghubungi Evi terlebih dahulu. fotografer kelahiran Solo itu memuji keeksotisan kulit Evi dan mengajaknya kolaborasi pemotretan.
Evi mengungkapkan bahwa dirinya sempat ragu apakah yang menghubunginya benar-benar Darwis Triadi, sang fotografer ternama. Setelah memastikan bahwa yang menghubunginya adalah Darwis Triadi, ia pun bertolak ke Jakarta.
"Jadi pertama kali aku ke Jakarta itu aku diundang sama Om Darwis. Itu cuma 3 hari aja. Terus selama aku di Jakarta aku langsung ngontak temen-temen fotografer yang di Jakarta yang sudah menantikan aku sejak sekolah. Jadi aku yang cuma yang 3 hari aja aku stay sampai satu minggu di Jakarta ," ujarnya.
Dari sana, relasi Evi semakin luas. Ia pun semakin dibanjiri tawaran untuk menjadi model dari para fotografer. Ia kemudian berencana untuk tinggal di Jakarta untuk mengejar karirnya di dunia modelling.
Keputusan tersebut sebenarnya sempat membuat khawatir orang tuanya, mengingat usianya saat itu terbilang masih belia, yakni sekitar 19 tahun. namun, dengan tekad kuatnya, ia berhasil meyakinkan orang tuanya bahwa ia baik-baik saja.
Sejak itu, profesinya sebagai seorang model membawa nama Evi Wijaya menjangkau hampir ke seluruh kota di Pulau Jawa. Ia bahkan berhasil menjangkau berbagai provinsi di Indonesia hingga ke mancanegara sampai sekarang.
***tags: #kota semarang #bully #fotografer #model #evi wijaya
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Harga Cabai Rawit di Pemalang Makin Pedas, Tembus Rp80.000 per Kilo
24 Maret 2023

Pemkab Jepara Taati Larangan Buka Puasa di Kalangan Pejabat dan ASN
24 Maret 2023

PSSI Rilis Lagu Resmi Piala Dunia U-20, Ini Judul Lagu, Pencipta, dan Penyanyinya
24 Maret 2023

Walikota Semarang Perintahkan Satpol PP Cegah Pembagian Takjil di Jalan Raya
24 Maret 2023

Nikahan Saudara Kembar Tiga di Demak, Mirip Karnaval
24 Maret 2023

Viral Detik-detik Wanita Melahirkan di KRL Commuter Line Stasiun Duri
24 Maret 2023

Warga Perlu Tahu! Walikota Semarang Sediakan Empat Titik Berbagi Takjil Buka Puasa
24 Maret 2023

Di-bully Habis-habisan oleh Warganet, Lina Mukherjee: Makan Babi Juga Duit Aku
24 Maret 2023