Cik Naniek: Saya Tionghoa tapi Anak-anak Saya Tak Punya Nama Cina, Malah Indonesia Banget
Pilihannya untuk berkecimpung di dunia politik yang telah ditekuninya selama 20 tahun, mendapat dukungan dari Almarhum suami Cik Naniek Suparjan Yuwono dan kedua putranya.
Kamis, 06 April 2023 | 16:08 WIB - Sosok
Penulis:
. Editor: Wis
DIBESARKAN dalam lingkungan keluarga yang sangat akademis, membuat Nanik Budhidarmawati atau akrab disapa Cik Naniek sangat concern terhadap pendidikan. Apalagi saat ini Cik Nanik yang juga merupakan politisi PDI Perjuangan itu menjadi anggota Komisi IV DPRD Sragen, yang salah satunya membidangi pendidikan.
Cik Naniek selalu mendorong agar anak bangsa mendapatkan haknya yaitu pendidikan tanpa melihat strata ekonominya. Perempuan keturunan Tionghoa, kelahiran 17 Desember 1958 itu beranggapan dengan pendidikan yang baik akan mengantar anak bangsa merengkuh cita-cita mereka. Dengan pendidikan yang baik maka akan mengantarkan anak pada kehidupan yang lebih baik.
BERITA TERKAIT:
Pembangunan Jembatan Butuh Selesai, Rencana Diresmikan Senin Mendatang
Dilantik sebagai Ketua IDI Sragen, Bupati Yuni: Kita Harus Memberikan Manfaat
Wisata Hidden Gem di Sragen ini Masih Sepi Pengunjung
Tingkatkan Layanan Publik, Inspektorat Daerah Kabupaten Sragen Adakan Sosialisasi SP4N Lapor
Pemkab Sragen Adakan Diklat Pelaku Seni
Cik Naniek berharap orang tua mengambil peran penting dalam pendidikan anaknya.
“Kalau seseorang hanya dikasih uang, maka uang itu bisa habis. Namun, bila seseorang dibekali dengan ilmu, niscaya yang ia dapat akan lebih dari uang. Kalaupun diberi ilmu, maka uang tidak akan habis namun justru bertambah karena dapat dikembangkan dan dikelola dengan ilmu yang didapat melalui dunia pendidikan," tandas Cik Naniek, Kamis (6/4/2023).
Ibu dua putra tersebut kemudian membandingkan saat dirinya kuliah dulu. Saat ini, terutama di era Presiden Jokowi akses untuk mendapat beasiswa amat mudah.
“Masa perkuliahan di masa dahulu adalah masa perkuliahan yang penuh tantangan karena berbagai fasilitas dan dukungan dari pemerintah tidak terlalu banyak, terlebih saya berasal dari keluarga yang sederhana. Itu artinya, saya harus berupaya untuk mencari tambahan uang saku melalui kerja sambilan. Saya bekerja sebagai guru les SD-SMP dan bekerja di sebuah agency suatu majalah,” ungkapnya.
Kalau sekarang, imbuh pengagum ajaran Sukarno itu, banyak program pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pendidikan. "Kalau sekarang kan ada Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar yang sangat membantu, baik untuk pelajar ataupun mereka yang sedang kuliah," katanya.
Sebagai seorang ibu, Cik Naniek memiliki konsep pendidikan yang cukup unik. Dalam mendidik anak-anaknya misalnya, sejak mereka kecil, Cik Naniek memberikan kebebasan penuh kepada anak-anaknya untuk mengambil pilihan hidupnya secara mandiri.
Wanita yang sedari kecil dididik untuk senantiasa konsisten itu, berharap dengan memberi kebebasan sejak dini, maka anak akan belajar bertanggung jawab. Ia berharap akan banyak orang tua yang memahami betapa pentingnya pendidikan anak dalam membentuk karakter anak sejak dini. Pembentukan karakter ini dimulai dari keluarga, dan orang terdekatnya.
Cik Naniek berfoto bersama kedua putranya.
Perjalanan Karir
Cik Naniek lahir dan besar di Sragen. Pendidikannya dari SD hingga SMA semuanya ditempuh di kabupaten yang terkenal dengan sebutan "Bumi Sukowati" tersebut. Namun saat menempuh sarjana, ia memilih masuk S1 Teknik Sipil di UNS Solo pada tahun 1977. Saat itu, tidak banyak wanita ambil jurusan Teknik Sipil, satu diantaranya adalah Cik Naniek.
Ia merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Kedua orang tua Cik Naniek adalah seorang pedagang kecil yang hidup sederhana. Dari seluruh anggota keluarganya, hanya Cik Naniek yang terjun ke dunia politik.
Kecintaan Cik Naniek pada Indonesia amat besar. Alih-alih memberi nama Chinese pada anak-anaknya, ia malah menamai anak-anaknya dengan nama yang kental nuansa Indonesia-nya. Yaitu Dimas Aryo Yuwono dan Karya Bima Satria Yuwono. Sehingga anaknya benar-benar tak memiliki nama Chinese.
Pilihannya untuk berkecimpung di dunia politik yang telah ditekuninya selama 20 tahun, mendapat dukungan dari Almarhum suami Cik Naniek Suparjan Yuwono dan kedua putranya. Harapannya dengan masuk ke dunia politik dirinya akan bermanfaat bagi sesama.
Meskipun dirinya sadar hal itu tidaklah mudah. Pasalnya "triple minority” melekan dalam dirinya yaitu keturunan Tionghoa, perempuan, dan beragama Kristen. Tapi Cik Naniek tak menyerah dan menikmati perannya sebagai politisi.
Sejak awal meniti karir politik, dengan bulat Cik Naniek memutuskan pilihan bergabung dengan PDI Perjuangan karena ia sangat menyukai ajaran Presiden Pertama Indonesia Ir Sukarno. Ia masuk dan menjadi pengurus PAC tahun 2003.
Selama berkecimpung di dunia politik, banyak godaan untuk pindah partai menghampiri dirinya namun Cik Naniek tak pernah goyah. “Kesetiaan saya pada PDI Perjuangan bukan karena jabatan, melainkan karena ideologi Nasionalisme Indonesia-Pancasila yang dihidupi PDIP,” tandasnya.
Wanita yang pernah bekerja sebagai seorang Insinyur di beberapa proyek di Jakarta itu, berharap perannya bisa mengilhami etnis Tionghoa lainnya untuk terpanggil berkecimpung di dunia politik.
“Saya berharap, setelah ini akan makin banyak orang etnis keturunan Tionghoa yang memiliki kesempatan dan ketertarikan dalam dunia politik, khususnya di Sragen,” pungkasnya.
***tags: #kabupaten sragen #cik naniek #pendidikan #tionghoa #pdi perjuangan
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Ambulance Udara Disiagakan di Tol Trans Jawa untuk Antisipasi Darurat Saat Mudik
27 Maret 2025

Kondisi Kesehatan Menurun, Titiek Puspa Dilarikan ke Rumah Sakit
27 Maret 2025

Plafon Masjid di Bekasi Ambrol, Polisi Lakukan Pemeriksaan
27 Maret 2025

USM Raih Akreditasi Unggul, Rektor: Perjalanan Panjang
27 Maret 2025

Mayat Bayi Perempuan Ditemukan di Bawah Bendungan Pintu Air Tangerang
27 Maret 2025

Polisi Gagalkan Pengiriman 93 Kilogram Sabu, Tiga Orang Ditetapkan sebagai Tersangka
27 Maret 2025

BBPJT Kembali Gelar Seleksi Buku Cerita Anak Dwibahasa Jawa-Indonesia
27 Maret 2025

UPGRIS Terlibat dalam Forum Pendidikan Internasional di India
27 Maret 2025

Melihat Lebih Dekat Perkebunan Modern di Karangmalang Sragen
27 Maret 2025