Miliki Background Trainer dan Gemar Mengajar, Khairil Oktaviandi Merambah ke Bisnis Penerbitan Buku “IM PUBLISHING”
Khairil mengawali karier di dunia literasi dengan menerbitkan buku pertamanya pada tahun 2019.
Selasa, 30 Januari 2024 | 17:29 WIB - Sosok
Penulis:
. Editor: Fauzi
Bisnis penerbitan buku di Indonesia setiap tahun terus meningkat. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya penerbitan indie yang terus bermunculan untuk menerbitkan berbagai genre naskah, mulai dari puisi, cerpen, novel, hingg non-fiksi, salah satunya penerbitan “IM PUBLISHING.”
Bisnis penerbitan ini didirikan oleh Khairil Oktaviandi atau Bang Okta, pria asli Kalimantan Barat kelahiran 1992 ini sudah menggeluti dunia kepenulisan dan penerbitan sejak tahun 2017.
BERITA TERKAIT:
Miliki Background Trainer dan Gemar Mengajar, Khairil Oktaviandi Merambah ke Bisnis Penerbitan Buku “IM PUBLISHING”
Pria yang mempunyai latar belakang seorang trainer ini, mengawali karier di dunia literasi dengan menerbitkan buku pertamanya pada tahun 2019, ditambah dengan kesenangannya mengajar, akhirnya ia pun berani membuka kelas kepenulisan yang pesertanya dari seluruh Indonesia secara online.
Lambat laun kemudian pada tahun 2020, ia pun akhirnya mendirikan penerbitan indie bernama “CV. IAM PUBLISHING.” Yang sudah berjalan hampir 4 tahun di bulan April nanti.
Motivasi pria yang telah menulis tiga buku biografi ini mendirikan penerbitan buku yaitu ingin memberikan kemudahan akses kepada teman-teman komunitas untuk menerbitkan buku. Sebab sebelumnya, untuk menerbitkan buku itu cukup susah, berbayar mahal, dan tidak semua orang dapat mencari penerbitan dengan mudah.
Dengan memberikan akses kepada teman-teman komunitasnya yang ingin menerbitkan buku, tidak perlu lagi membayar dengan harga yang mahal cukup membayar dengan Rp 150.000 sampai Rp 200.000 dan sudah ber ISBN, namun saat ini karena seiring berjalanannya waktu dan ditambah tidak bisa dipegang sendiri, akhirnya penerbitan ini menaikkan nilai jualnya menjadi Rp 350.000 sampai Rp 1.500.000.
Karena hal yang membuat menerbitkan buku itu mahal tidak hanya mengurus ISBN saja namun ada yang lain, seperti harus ada marjine yang menguntungkan, membayar tim, dan jumlah naskah yang harus dicetak.
Kemudian Okta pun menjelaskan perbedaan penerbitan mayor dengan penerbitan indei yang begitu mencolok.
“Jadi penerbitan itu ada dua jenis mayor dan indie, kalau mayor itu secara konvensional itu cukup besar.
Mereka sudah punya jaringan dan modal yang cukup besar untuk mencetak dan menyebar luaskan bukunya ke dalam bentuk offline maupun online. Kemudian kedua, penulis hanya mendapatkan royalti 10-15 persen tergantung penulisnya dan mereka tidak perlu lagi cetak sendiri, menjual sendiri, mereka tinggal ngirim naskah saja, tau-tau nanti terbit dan tersebar di seluruh Gramedia. Kemudian kelemahan penerbit mayor itu adalah di seleksi naskah, kalau naskah dalam tiga sampai enam bulan tidak ada kabar artinya tidak lolos, kedua dalam segi keuntungan penerbit indie seharusnya lebih besar hingga 30-50 persen,” ujarnya saat diwawancarai oleh tim KUASAKATA.COM pada Senin (29/1/2024).
“Kalau indie kelemahannya penulis harus mengeluarkan biaya cetak sendiri, biaya terbit sendiri, biaya promosi sendiri. Kedua untuk jangkauan pasar tidak besar, namun secara keuntungan, naskah bisa lebih cepat terbitnya karena tidak ada seleksi, editing dibantu semaksimal mungkin dari penerbit, cetaknya bisa POD (sesuai kebutuhan),” tambahnya.
Selain menerbitkan buku, “IM PUBLISING” sering memberikan program seperti workshop,seminar, dan lomba baca puisi, salah satunya program yang bernama “SAGU BAKAR” yaitu satu guru banyak karya, jadi satu kumpulan antalogi karya guru-guru.
Okta menjelaskan bahwa, dengan perkembangan penerbitan buku indie yang makin banyak setiap tahunnya itu merupakan tanda yang bagus karena orang lain melihat ini peluang bisnis dan harapannya itu sejalan dengan permintaan di lapangan sehingga dengan banyaknya penerbit artinya akan banyak orang yang membina penulis.
Selain itu, perlu diketahui minat baca di Indonesia itu 1000:1 artinya dari 1000 orang yang ditanya suka membaca, hanya satu orang yang menjawab ‘suka.’ Belum lagi dengan menulis akan lebih sedikit. Orang yang suka membaca belum tentu suka menulis, sedangkan orang yang suka menulis minimal suka membaca karena menulis membutuhkan kosakata yang didapatkan dari membaca, diskusi, dan melihat.
Selanjutnya ia memberikan informasi bahwa ada tiga tingkatan dalam dunia literasi, pertama mengajak orang suka membaca terlebih dahulu, lalu mengajak menulis, ada orang yang nulis bagus tapi tidak punya karya. Kedua, harus mempunyai buku dari karya solo bukan antologi. Ketiga, mempunyai orang yang berjuang di dunia literasi karena diibaratkan literasi bukanlah ‘lahan yang basah.’
Kedepannya penerbitan “IM PUBLISHING” akan diikut sertakan dalam event Perpustakaan Provinsi dan ini merupakan event perdana yang mereka ikuti.
Adapun sebagai pembisnis penerbitan buku, ia bercerita mengenai tantangan dalam mencetak buku , terutama saat mengurus ISBN.
“Kalau kesusahan pasti ada. Kadangkan customer minta cepat juga, tapi memang pengurusan yang paling lama itu dibagian ISBN. Jadi kalau semisal ada naskah yang salah, ada pending, atau lain sebagainya itu bisa lama,” ucapnya.
Selanjutnya selama pasca covid-19 yang pernah menyerang, penerbitan ini mengalami penurunan dalam penerimaan naskah sehingga untuk mendapatkan naskah mereka harus melakukan event terlebih dahulu, baik naskah solo maupun antalogi.
Harapan kedepannya untuk penerbitan buku indie yang Okta kelola yaitu lebih maksimal lagi pengelolaannya karena ada beberapa langkah yang harus di terapkan di tahun ini supaya lebih ekspansif lagi, seperti ikut bazar, mengadakan event, ikut berkolaborasi dengan pihak terkait.
*Ditulis oleh wartawan magang KUASAKATACOM: Rahardian Haikal Rakhman
***tags: #khairil oktaviandi #im publishing #penerbit
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

Polisi Tangkap Pelaku Curamor yang Lukai Warga di Jakut
15 Mei 2025

Gubernur Jateng Percepat Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni
15 Mei 2025

Kemenag Siapkan 140 Petugas untuk Badal Haji
15 Mei 2025

Sebanyak 100 Slop Rokok Milik Jemaah Haji Indonesia Disita di Saudi
15 Mei 2025

Ibu di Tengaran Tega Bunuh Bayi Hasil Hubungan Gelap, Dibekap hingga Tewas
15 Mei 2025

Bima Perkasa Sukses Lakukan Revans Terhadap Satya Wacana
15 Mei 2025