Terinspirasi Koesalah Soebagyo Toer, Mu’ammar Rahma Qadafi Terjemahkan Buku Sastra Rusia Klasik
Rabu, 07 Februari 2024 | 06:57 WIB - Sosok
Penulis:
. Editor: Fauzi
Menerjemahkan karya sastra asing, terutama sastra Rusia ke dalam bahasa Indonesia merupakan sesuatu hal yang menantang. Tak heran, untuk menjadi seorang penerjemah perlu menguasai kemampuan berbahasa, baik secara tata bahasa, gaya bahasa, dan penguasaan kosakata. Sejumlah unsur tersebut penting supaya dapat menghasilkan karya terjemahan dengan gaya bahasa yang enak dan tidak kaku. Dengan begitu, terjemahan bisa nikmati oleh publik terutama pecinta buku sastra.
Penerjemahan buku-buku sastra Rusia, terutama sastra klasik tengah dilakukan oleh Muammar Rahma Qadafi (26). Awal mula dirinya tertarik dengan sastra Rusia karena ingin menjelajah lebih jauh mengenai dunia literatur Rusia. Kemudian bisa menceritakan isi cerita kepada orang lain. Selain itu, dirinya menerjemahkan buku-buku sastra Rusia karena terinspirasi oleh Koesalah Soebagyo Toer yang merupakan perintis penerjemahan buku sastra Rusia klasik di Indonesia.
BERITA TERKAIT:
Terinspirasi Koesalah Soebagyo Toer, Mu’ammar Rahma Qadafi Terjemahkan Buku Sastra Rusia Klasik
Pria kelahiran Boyolali, 2 Juni 1997 menerangkan perbedaan sastra Rusia dengan sastra-sastra dunia lainnya sehingga membuatnya menjadi tertarik.
“Pertama aku tertarik dengan sastra Rusia karena negeri mereka yang banyak naik turunnya, berawal dari kerajaan Rusia lalu beralih ke Uni Soviet berideologi komunis ke Federasi Rusia. Itukan tiga zaman yang terbentang panjang, mereka punya tradisi sastra yang jalan terus dari dulu, dari abat-18 bahkan 17 saat pemerintahan kerajaan Tsar sampai presiden Putin, mereka mempunyai budaya literatur yang selalu kritis,” tuturnya saat ditemui oleh tim KUASAKATACOM pada Selasa (6/2) pagi.
“Awal aku suka sastra Rusia bahwa, mereka mempunyai cara yang unik juga untuk mengkritik pemerintahannya, warganya, ataupun orang lain dengan genre satir begitu dan banyak ditemui di sastra Rusia. Di zaman kerajaan itu ada penulis bernama Nikolai Gogol, novelnya ‘Jiwa-jiwa Mati’ itu sudah diterjemahkan oleh Koesalah Soebagyo Toer. Dia satir tapi yang disatir adalah kerajaan Rusia dan rakyat Rusia yang bobrok-bobrok banget begitu, lalu cara dia menceritakan di dalam novel secara jenaka begitu. Dan aku ingin juga memperkenalkan ke pengarang Indonesia, setelah membaca sastra Rusia, mereka akan mempelajari teknik satir begitu,” tambahnya.
Tantangan yang dihadapi oleh pria yang menggemari karya penulis Rusia, Fyodor Dostoyevsky itu, saat menerjemahkan buku sastra Rusia adalah masih menerjemahkan karya sastra negeri Beruang Merah dari bahasa Inggris yang notabene merupakan bahasa kedua, bukan bahasa pertama atau bahasa Rusia. Ditambah karena sudah tertarik dengan sastra Rusia sejak awal, ia memutuskan juga belajar bahasa Rusia sebagai bahasa pendamping saat proses penerjemahan, terutama saat proscek detail-detail penerjemahan. Karena dalam suatu karya terjemahan pasti ada sesuatu hal yang kurang.
Selain itu, masalah utama dalam penerjemahan adalah mengalih bahasa ke dalam bahasa yang enak dibaca dan tidak seperti terjemahan mesin yang kaku dan formal.
Selanjutnya pria yang saat ini bermukim di Ngaliyan itu, menceritakan rentan waktu menerjemahan buku yang berbeda-beda tergantung dari tebal halaman.
“Untuk yang ‘Ratu Skop’ ini cepet sekitar satu bulan karena ini tipiskan, untuk ‘Kami’ dan ‘Lady Macbeth Dari Mtsensk agak lama, terutama karena ukurannya tebal sekitar 250 halalam dan ini sepertinya enam bulan,” tutur redaktur beritajateng.tv itu.
“Aku biasanya matok harian, jadi setiap hari aku harus menerjemahkan sekian halaman atau kata begitu sehingga aku bisa mengira-ngira maksudnya ketika aku ingin menerjemahkan dalam waktu empat bulan, hari ini aku harus menerjemahkan berapa begitu. Seperti tadi, enam bulan aku harus menyelesaikan penerjemahan, tiga bulan sisanya waktu untuk penyuntingan atau editing, tiga bulan sisanya itu untuk proses cetak buku,” tambahnya.
Menurut Qadafi dunia penerjemahan di Indonesia itu saat ini masih menerjemahkan dari bahasa kedua (bahasa Inggris) tetapi sudah banyak juga yang menerjemahkan dari bahasa pertama (bahasa asli), khususnya yang diperkenalkan oleh penerbit milik Eka Kurniawan, Moooi Pustaka yang telah menerjemahkan langsung dari bahasa pertama seperti, bahasa Rusia, Prancis, dan Jerman.
Selain itu hingga saat ini, pembaca sudah mulai teralihkan ke terjemahan bahasa pertama yang lebih otentik, namun dibalik itu ada kekurangan yaitu ketika dibandingkan dengan bahasa kedua, isinya jauh lebih bagus versi bahasa kedua daripada bahasa pertama.
Kemudian pria alumni pendidikan matematika UIN Walisongo itu, memberikan tips menjadi seorang penerjemah, salah satunya yaitu memulai dari menerjemahkan buku sastra yang disukai, soalnya percumah apabila saat diminta menerjemahkan buku yang tidak disukai pasti hasilnya akan kurang maksimal.
Adapun target tahunan, buku sastra Rusia yang ingin ia terjemahkan kedepannya yaitu novel karya Fyodor Dostoyevsky berjudul “The Brothers Karamazov” yang tebalnya 940 halaman yang berhasil membuat dirinya pertma kali suka dengan sastra Rusia hingga saat ini.
Sekaligus target ini sebagai tantangan untuk dirinya sendiri dalam menerjemahkan buku sastra Rusia untuk meledakkan pasar penggemar buku-buku sastra Rusia, terutama karya Fyodor Dostoyevsky.
*Ditulis oleh wartawan magang KUASAKATACOM: Rahardian Haikal Rakhman
***tags: #koesalah soebagyo toer #sastra rusia #muammar rahma qadafi #penerjemah
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI

iPhone Lipat Diperkirakan Meluncur 2026, Harga Tembus Hingga USD 2.500
19 April 2025

Oppo K12s Meluncur 22 April, Usung Baterai Tahan Lama dan Pengisian Super Cepat
19 April 2025

Barisan Hok Ya di Wonosobo Diharapkan Bisa Gerakan Pengembangan Ekonomi Kreatif
19 April 2025

SDN 3 Gunungwuled Purbalingga Dibobol Maling, Kerugian Mencapai Rp30 Juta
19 April 2025

Telkomsel Ajak Pelanggan Beralih ke eSIM
19 April 2025

Kementerian Kelautan dan Perikanan Perjuangkan Hak Nelayan dan ABK Perikanan
19 April 2025

Gubernur DKI Jakarta akan Pindahkan Patung MH Thamrin ke Lokasi Baru
19 April 2025