Makanan Khas Nusantara, dari Bubur Mem*k, sampai Kue Tolpit (1)
Ini makanan khas, unik dan enak. Jika namanya saru, maafkan ya?
Selasa, 11 April 2023 | 10:12 WIB - Ujirasa
Penulis:
. Editor: Kuaka
MAKANAN khas daerah di Nusantara memang luar biasa banyak, dengan citarasa yang juga memanjakan lidah. Terkenal, melegenda, menjadi jujugan para pelancong atau turis, makanan khas menjadi citra diri dari masyarakat pembuatnya. Tapi, bagaimana jika makanan khas itu terkesan ‘’jorok’’ karena bernama aneh? Makin menarik kan?
Kalau anehnya mbangeti, misalnya bernama organ kelamin manusia? Masih mau makan?
BERITA TERKAIT:
Memburu Rasa di Tumpang Koyor Mbah Rakinen Salatiga
Makanan Khas Nusantara, dari Ketupat Jemb*t sampai Mi Penthil (2 - Habis)
Makanan Khas Nusantara, dari Bubur Mem*k, sampai Kue Tolpit (1)
Menyeruput Gurih Melegenda Sop Buntut Iga dan Ayam Goreng Pak To
Ayam Penyet Surabaya, Pas untuk Menegosiasikan Pedas
Ya kenapa tidak? Bukankah pepatah mengatakan lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Artinya, yang bagi sebagia orang terkesan jorok atau saru, bisa jadi punya makna yang berbeda bagi penduduk yang mengolah makanan itu. Itulah sebabnya, sangat penting untuk mendudukkan satu perkara berdasarkan konteksnya.
Berikut enam makanan yang Naung rangkumkan, yang menunjukkan ragam budaya kita. Ingat, meski bernama saru, tapi jangan gegabah ambil kesimpulan. Karena, maknanya sangat mungkin berbeda.
Naung sudah menjajal beberapa, dan memang nikmatnya sundul langit. Enak lezatos kotos-kotos, hahaha…
Pertama, Es Dawet Ireng Jembut Kecabut
Ya, ini minuman khas dari Purworejo. Ini es dawet yang melegenda dan selalu ramai jadi buruan penikmat. Es dawet ini lembut, segar, dan sungguh nikmat. Masyarakat Purwokerto juga bangga, sekaligus geli, dengan kuliner satu ini.
Jangan langsung merasa risi dengan nama itu. Jembut yang dimaksud itu sebenarnya adalah singkatan dari Jembatan Butuh, sebuah jembatan yang berada di desa Butuh. Dawet hitam atau ireng itu sudah mulai nangkring di sisi timur jembatan sejak tahun 1950, dirintis Mbah Ahmad. Ketika mulai populer, dawet jembut itupun diteruskan oleh Pak Wagiman, yang kemudian menjadi populer dan melegenda sampai kini.
Kedua, Bubur Memek
Jangan geli. Atau risi. Cara baca bubur memek dengan (e) seperti membaca kesemek atau keselek. Jadi, nggak saru kan?
Ini kudapan yang sungguh enak, khas daerah Simeulue, Aceh. Bubur Memek kudu jadi menu incaran Anda jika berwisata ke Aceh, karena memang memiliki rasa yang khas. Bubur yang halus lembut, tapi juga ada butiran kasar yang membuat lidah menari karena enaknya. Manis yang gurih. Gurih yang lembut dan basah. Ya kayak….
Bubur memek ini terbuat dari beras ketan, pisang, santan, garam serta gula. Pisang ditumbuk kasar, dan beras digongseng. Ketika disantap, rasa pisang dan beras gongseng lebih terasa.
Sekilas, kuliner ini terlihat mirip seperti oat yang dicampur pisang. Rasanya manis dengan aroma pisang yang menyeruak hingga ke hidung. Beras ketan yang digongseng memberikan tekstur renyah. Rasanya benar-benar nikmat.
Seiring berkembangnya zaman, memek menjadi makanan khas untuk menyambut tamu penting yang datang ke Simeulue serta perayaan di hari-hari tertentu.
Memek (baca seperti kesemek) berarti mengunyah. Nama itu muncul karena kebiasaan tetua Simeleue yang mengunyah ketan dan pisang, dan kemudian memodifikasi menjadi bubur yang seiring waktu makin nikmat ini. Saking keren, unik, dan enaknya, kuliner memek ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada 2019 lalu.
Naung pernah mencoba bubur ini bertahun lalu. Memang terasa unik, terutama paduan kasar dan lembut bubur, juga manisnya. Layak dicoba, dan tak perlu tertawa lho. Janji?
Ketiga, Kue Tolpit
Naung tidak nyaman juga memanjangkan Tolpit ini, hahaa… Tapi tahu kan maksudnya? Ya, namanya memang sama dengan alat kelamin lelaki, tol yang pit, alias terjepit.
Meskipun namanya sangat tidak patut, tapi kuliner ini sudah ada sejak lama di Bantul. Dinamai Tolpit karena kue ini sekilas memang mirip dengan skrotum, bagian bawah penis laki-laki.
Kue ini dibuat dari adonan tepung beras yang ditambah dengan gula jawa lalu digoreng, rasanya manis dan cocok jadi camilan selagi hangat. Kue ini biasanya dijual di Pasar Turi, Bambanlipuro, Bantul.
Sebenarnya, nama asli makanan ini adalah Adrem. Tapi biasalah, karena bentuknya yang seperti itu, masyarakat lalu menggampangkan dengan memberi nama tolpit. Ya lucu, ya saru. Tapi karena nama yang unik dan saru inilah makanan adrem jadi melintasi daerah dan populer.
Masih ada tiga lagi kuliner khas daerah yang bernama saru dan vulgar, tapi enak dan segar. Nantikan edisi kedua, ya?
***tags: #kuliner juara #kuliner legenda #kuliner #kuliner semarangan #uji rasa
Email: [email protected]
KOMENTAR
BACA JUGA
TERKINI
Sebanyak 250 Penyandang Disabilitas Siap Jadi Relawan Kebencanaan
07 Desember 2024
Tokopedia dan ShopTokopedia Bagi Tren Belanja Online Kuartal IV 2024
07 Desember 2024
Pemkab Boyolali Raih Penghargaan IGA 2024 sebagai Kabupaten Terinovatif
07 Desember 2024
Polres Tangsel Bekuk Tujuh Tersangka Judi Online Jaringan Internasional
07 Desember 2024
Stabilitas Politik Terjaga, Pj Gubernur Jateng Raih Penghargaan Satria Leadership Award
07 Desember 2024
Pemkab Sragen Raih Tiga Besar Kabupaten Terinovatif dalam Penghargaan IGA 2024
07 Desember 2024
KONI Kota Semarang Dorong IOCO Lebih Efektif Gunakan Anggaran
07 Desember 2024
Treasure Comeback dengan Last Night Bawa Angin Segar dengan Konsep Kebebasan
07 Desember 2024
Pemkot akan Segera Hitung UMK Kota Semarang 2025
07 Desember 2024
Pembunuhan CEO United Health Care Sadarkan Pentingnya Perlindungan untuk Pegawai Eksekutif
07 Desember 2024