Tahu Telur di Resto Tongji | Foto LBL

Tahu Telur di Resto Tongji | Foto LBL

Tahu Telur Kudus Nomor Dua di Semarang

Tahu telur ini kami temukan tak sengaja. Bukan, bukan karena warungnya ngumpet. Tapi lebih karena niatnya tidak khusus mencari tahu telur. Tapi malah bertemu. Yawislah, langsung sergap, coba, santap, eh lha kok maknyus? Sial, tenan.

Selasa, 30 Mei 2023 | 09:25 WIB - Ujirasa
Penulis: @elbaralazuardi . Editor: Kuaka

TAHU TELUR. Ya, siapa pun tahu ini makanan khas Kudus. Enaknya ampun-ampun, apalagi jika disajikan hangat, dengan kuah hangat, di hari yang terik. Keringat akan menetes, seiring kunyahan tahu telur itu.

Di Kudus, panganan ini gampang ditemui, terutama di Garang Asam Sari Rasa (Gasasa)di Jatikulon. Enak, pasti. Seger, tentu. Maknyus? Jangan ragu. Harga pun terjangkau. Tapi, karena lokasinya di Kudus, jika pengin ya tidak selalu bisa ke sana.

BERITA TERKAIT:
Tiga Terduga Teroris Ditangkap di Demak, Solo, dan Kudus! Polisi Amankan Sejumlah Barang Bukti
Empat Desa di Kudus Sudah Tak Ajukan Droping Air karena Hujan Mulai Turun
Kesal Diminta Jual Rumah, Ayah di Kudus Bunuh Anak Kandung 
Uji Coba Makan Siang Gratis di Kudus akan Berlangsung 4 Hari
Bawaslu Kudus Bersih-bersih APK yang Langar Aturan

Nah, di Semarang untunglah Gasasa buka cabang di pusat kuliner depan stadion, Pujasera Ventura Ki Mangun Sarkoro. Enaknya sama. Namanya juga cabang, nggak jauh bedalah.

Kita anggaplah tahu telur Gasasa ini nomor satu, lalu di manakah nomor duanya?

Di Semarang cukup banyak yang menjual tahu telur Kudus ini. Di Banyumanik ada di Warung Damar, pojokan jalan Karangrejo. Ada juga di Tahu Gimbal Kudus Pak Supri di Srondol Wetan, di Bina Remaja segaris dengan Rumah Sakit Banyumanik. Atau agak ke bawah, ada di Warung Syasa di Candisari. Atau bisa juga ke Tahu Gimbal Kudus di Tlogosari. Pokoknya banyak, dan enak-enak.

Tapi, kali ini kami tidak bercerita tentang warung-warung itu. Wis usum alias sudah biasa. Rasanya juga nyaris sama. Ngudus banget. Belum nyampur dengan lidah semarangan, begitulah kalau kata orang. Tapi, yang kami rasakan kemarin justru tahu telur yang berbeda. Lezatos kotos-kotos.

Tahu telur ini kami temukan tak sengaja. Bukan, bukan karena warungnya ngumpet. Tapi lebih karena niatnya tidak khusus mencari tahu telur. Tapi malah bertemu. Yawislah, langsung sergap, coba, santap, eh lha kok maknyus? Sial, tenan.

Ceritanya, kami nge-mall di DP mall Pemuda Semarang. Cari celana, beberapa kemeja, dan secukupnya penganan kecil untuk teman nonton. Eh, kok laper berat, jadilah kami cari makan.

Tapi, mencari makan di DP Mall terutama di jam makan siang adalah perkara sulit. Bukan makanannya tapi tempat duduknya. Penuh. Mengelilingi semua tenan, tak tersisa meja yang cukup untuk berempat. Kan nggak mungkin makan berpisah. Nanti dikira orang lagi musuhan, kan?

Setelah mengelilingi dua kali, akhirnya kami dapat satu meja yang ditinggalkan penghuninya. Langsung kami cup. Dan, lokasi meja itu di depan Resto Tongji. Yawislah, kami pun pesan makan di resto itu, dan sebagian lagi di resto korea, yang juga sangat dekat posisinya. Berbagi rejekilah, gitu niatnya.

 

Nah, tanpa sadar, di buku menu itu, ternanar tahu telur. Lha, kok ada? Langsung lidah terasa gatal, dan ingin digarukkan dengan sajian itu. Pesanlah. Mana cukup murah, hanya Rp27.000.

Tidak lama, pesanan datang, bergiliran. Ya, tahu telur nongol duluan. Maklum, paling mudah dibuat kan?

Hadir dengan kuah terpisah, wanginya sudah menggugah selera. Apalagi terkuar aroma pedas dari kuah legam itu.

Agar panas tahu telur cepat pudar, segera kuah disiramkan. Dan melihat kebasahan hitam dan sedikit berminyak itu, selera pun terpacu.

Tahu telur ala Tongji ini cukup tebal, dengan telur yang bengkak, membungkus tahu dengan sempurna, seperti selimut hati. Lha, kok? hihihi… pokoknya penuh dan montok, gitulah.

Dan, begitu suapan pertama, kok enak ya? Lezat kayak tahu telur lainnya. Cuma, terasa ada yang beda. Tipis aja, tapi beda. Sepertinya dikuahnya, terasa asam yang tipis, juga pedar bawang putih yang digeruskan. Ini menciptakan paduan yang unik di ujung lidah, antara lezat telur, gurih tahu, asam dan pedar kuah, yang melahirkan kedutan-kedutan nikmat. Susah deh menemukan kata-kata yang pas. Pokoknya ada beda yang tipis, tapi memberi aksen yang unik pada lidah.

Karena merasa tak yakin, satu suapan ke Cinta pun disulangkan, dan hasilnya sama! Cinta mengakui kalau ada pedar yang unik, bercampur kecut cuka tipis dan pedas yang tipis.

‘’Ini sih enak dan swegerr…’’ katanya.

Berlama-lama menikmati tahu telur itu, menyesap kuah dan mengunyah dengan lembut semuanya, terasa betul ada yang unik-tipis dari paduan makanan sederhana itu. Apa mungkin tahu yang berbeda juga memberi bauran rasa yang tak sama ya? Atau yang masak ini ayu? Ahh, apa hubungannya?

Wislah, pokoknya ini tahu telur yang kami nobatkan paling enak nomor dua sedunia.

La, kok nomor dua? Soalnya nomor satu kan sudah diambil kecap.

Oke, jika tak percaya, silakan coba. Ini bukan sponsor, bukan juga review bayaran. Asli. Ini kejujuran dari kami yang hobi makan dan jika enak, membagikannya.

***

tags: #kudus #kuliner #kuliner legenda #kuliner semarangan #garang asem

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI