Jawa Tengah Integrasikan Bantuan dan Pemberdayaan untuk Tekan Kemiskinan

Pendekatan kolaboratif ini diyakini menjadi kunci untuk memastikan masyarakat miskin tidak sekadar terbantu tetapi juga mampu mandiri

Minggu, 05 Oktober 2025 | 13:32 WIB - Berita
Penulis: Hafifah Nurchasanah . Editor: Kuaka

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menempuh strategi baru dalam menekan angka kemiskinan, bukan hanya melalui bantuan sosial, tetapi juga dengan mengintegrasikan program pemberdayaan ekonomi dan pendidikan

Pendekatan kolaboratif ini diyakini menjadi kunci untuk memastikan masyarakat miskin tidak sekadar terbantu tetapi juga mampu mandiri

Kepala Dinas Sosial Jawa Tengah, Imam Maskur mengatakan pemerintah kini menjalankan tiga pendekatan utama, diantaranya mengurangi beban pengeluaran masyarakat, memperkuat pemberdayaan ekonomi dan menghapus kantong-kantong kemiskinan secara terarah, langkah ini sudah menunjukkan hasil, tingkat kemiskinan di jateng turun dari 10,06 persen menjadi 9,48 persen

Ia menjelaskan berbagai program diluncurkan untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat di lapangan, salah satunya kartu Jateng ngopeni (Kajen), yang menjadi jaring pengaman sosial khas daerah

 

Program ini menyasar penyandang disabilitas berat dan lansia tidak berdaya dengan bantuan rp400 ribu per bulan

Namun, bantuan tunai hanyalah tahap awal, pemerintah juga memperluas pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin melalui program usaha ekonomi produktif (UEP) dan kelompok usaha bersama (KUBE)

Setiap kelompok beranggotakan 10 orang dan mendapatkan modal rp20 juta untuk memulai usaha bersama

Upaya lain dilakukan dengan menyentuh akar kemiskinan di desa-desa, pemerintah memperbaiki rumah tidak layak huni, menyediakan akses air bersih, membangun jamban keluarga hingga memastikan anak-anak miskin bisa kembali sekolah

Program sekolah rakyat menjadi salah satu terobosan untuk anak-anak dari keluarga miskin yang putus sekolah, mereka disekolahkan gratis dengan fasilitas asrama, sementara orang tuanya diberdayakan secara ekonomi

Dengan jumlah penduduk mencapai 37 juta jiwa, angka kemiskinan 9,48 persen berarti sekitar 3,7 juta warga masih hidup di bawah garis kemiskinan, pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem bisa ditekan hingga nol persen pada 2026 sesuai arahan presiden

***

KOMENTAR

BACA JUGA

TERKINI